Mengejar Akherat Untuk Dunia

Ustadz Adi Hidayat (UAH) :  seorang mukmin keimanannya harus dibuktikan tak bisa hanya mengaku atau diakui saja. UAH menyatakan orang muslim yang telah beriman dapat dibuktikan melalui kualitas ibadah yang dijalankannya.

Dalam Islam, betapa pentingnya keimanan yang dirangkum dalam rukun Iman, yang pertama dan utama iman kepada Allah SWT. Iman adalah amalan hati yang butuh pembuktian yaitu ibadah kepada Allah di antaranya sholat.

“Kalau cuma di lisan yakni mengucap dua kalimat syahadat, itu baru muslim namanya, jika belum sampai ke hati belum iman sepenuhnya,”

Di zaman Rasulullah SAW, ada orang-orang Arab Badui mengaku telah beriman kepada Allah SWT. Adanya hal itu, Allah pun langsung menurunkan ayat menyikapi hal itu sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 14

Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

“Iman yang sudah sampai ke hati, nanti ada konfirmasi ada energi membimbing perilaku kita untuk menunjukkan bukti keimanan seseorang,”  .

Untuk mengetahui konfirmasi keimanan tersebut, dijelaskan Allah dalam Surat Al-Anfal Ayat 2 berikut:

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

“Disebutkannya nama Allah lima kali dalam sehari lewat panggilan adzan, dari sejak bangun dari tidur, siang, sore, hingga malam. Sebab kata Nabi SAW ada orang yang pagi beriman, sorenya hilang imannya,” ujar Ustadz Adi Hidayat.

Maka disebutkan nama Allah didengar oleh telinga umat Islam, diteruskan ke hati. Kalau ada iman pasti ada konfirmasi di hati, minimal berucap dalam hati dan mengetahui ketika adzan berkumandang.

Jika seseorang tidak beriman, maka tidak ada muncul getaran atau konfirmasi dalam hatinya, cenderung mengabaikan bunyi adzan.

Dari situ ada keinginan untuk membuktikan, caranya diatur lewat petunjuk Nabi SAW, turun perintah Allah, pertama sholat.

Nabi Muhammad SAW ajarkan bagaimana cara sholat yang benar, maka sholat pembuktian iman kepada Allah SWT.

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan keimanan seseorang dapat menurun, terlihat dari ibadah ritual yang berkurang kualitasnya.

“Misalnya orang yang rajin sholat berjamaah, kemudian berubah menjadi tidak berjamaah lagi, sendirian, shalatnya terlambat, atau bisa tampak dari ibadah sosial, termasuk sedekah, infaq, tolong-menolong, saling mendoakan, interaksinya menurun, termasuk akhlak, mulanya tutur katanya baik, berubah menjadi kasar, dan lain-lain,”

Penyebab futur atau lemah iman dikatakan Ustadz Adi Hidayat terjadi karena dua sebab, yang pertama ada kesibukan dunia yang berlebihan.

Maka yang tepat adalah mengejar akhirat untuk dunia, namun bukan berarti meninggalkan dunia.

“Menjadikan value kegiatan dunia itu untuk kebutuhan akhirat, jadi minum, makan, dan kerja tetap dilakukan tidak ada yang berubah. Misalnya minum, sama dengan sebelumnya namun jadikan punya value untuk akhirat, pegang gelasnya dengan tangan kanan disertai menyebut basmallah,” terang Ustadz Adi Hidayat.

Menjadi bahaya bagi umat muslim yang meninggalkan akhirat untuk dunia, misalnya mencari pekerjaan yang bisa menunda waktu sholat.

Sebab itu, kerja tanpa ibadah niscaya akan melelahkan, karena dari awal tidak diniatkan untuk ibadah yang dapat menentramkan jiwa dan menjadi konsumsi hati.

  • Salam Takziem
  • BHP, 24 Desember 2024
  • TD

Tinggalkan Balasan