SURAT BUAT MBAK ENY KUSWATI, BUANG-BUANG WAKTU SAJA
Dear Mbak Eny,
Hai Mbak Eny, apa kabar malam ini ? Serangkaian aktifitas berkelindan seharian ini. Pagi hingga sore mengemban amanah sebagai abdi negara, kemudian malam ini rewang di rumah tetangga yang mempunyai hajat pernikahan. Lelah tentu terasa oleh raga.
Tetiba aku ingin menuliskan surat ini padamu. Meski sebenarnya sepertiga hari ini kuhabiskan waktu bersamamu. Sejak matahari yang hangat menyapa tubuh kita di sepanjang perjalanan dari rumah hingga Puskesmas, lalu kelabunya mendung mendorong titik hujan jatuh di atap poli gigi Puskesmas. Untunglah cuaca yang bersahabat menemani perjalanan pulang, sehingga mantel hujan kita tersimpan rapi di jok sepeda motor. Aih…, padahal aku ingin melihat mantel hujanmu yang baru. Cocok tidak warnanya dengan warna kulitmu. Hehehe…
Seperti biasanya, pagi kita diawali dengan segala persiapan. Baik itu persiapan peralatan perang kita yang sudah steril, ada peralatan pemeriksaan gigi maupun peralatan tindakan gigi. Tak ketinggalan juga persiapan perbekalan kita menghadapi hari ini. Karena kita sudah pernah mencoba, mengawali hari hanya dengan persiapan sejuta senyuman di bibir. Namun itu tak bertahan lama, jam 10 pagi kita sudah lemas tanpa asupan gizi makanan dan minuman. Hehehe… anyway, terima kasih untuk minuman sari kacang hijaunya pagi ini. Pasti (akan) terasa sangat segar saat meminumnya. Eh, di sini aku bilang “akan” ya, karena memang hari ini tadi belum sempat aku minum, tapi besok pasti sudah berpindah tempat melewati sistem pencernaanku. Ahay… !
Mbak Eny, tahu ‘kan, hari ini sungguh berwarna buat kita. Makanya aku ingin mematrikan hari ini agar kenangannya dapat terus kita ingat. Ada satu frase kata yang sangat berkesan sehingga kita berulang-ulang kali mengatakannya. “Buang-buang waktu saja.” Hahaha… Aih, sekarang aku sudah bisa tertawa setiap kali frase kata itu tetiba melintas di pikiran. Padahal hanya kau yang tahu, bagaimana tadi responku menerima kata-kata itu untuk pertama kalinya. Kaget. Jengkel. Kecewa. 11 – 12 (sebelas dua belas) dengan respon penyintas kata-kata “Buang-buang waktu saja”.
Kita semua tahu, waktu adalah hal yang cukup penting dalam suatu siklus kehidupan. Dimana suatu kehidupan bisa berjalan maju dengan ditandainya sebuah waktu. Waktu yang sudah berjalan tentu akan segera berlalu. Waktu tidak bisa dihentikan ataupun diulang dari awal. Oleh karena itu, diharapkan waktu yang ada bisa dikelola dengan baik agar tidak timbul penyesalan di kemudian hari.
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghargai waktu. Antara lain dengan cara membuat jadwal kegiatan setiap hari, memprioritaskan untuk mengerjakan sesuatu yang lebih penting dan bersifat mendesak, tidak menunda-nunda tugas dan tanggung jawab, menyeimbangkan waktu untuk beraktifitas dan beristirahat, serta tak lupa untuk selalu bersyukur atas setiap hal yang kita miliki / kita alami.
Hal-hal di atas adalah hal-hal ideal yang kita harapkan. Namun kadang ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Angan-angan tak seindah kejadian riilnya. Dan itulah yang harus kita kelola sedemikian rupa, agar kita bisa menerimanya, mengevaluasinya lalu menentukan rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan untuk memperbaikinya. Hohoho… sepertinya jiwa kita sudah siap ber-reakreditasi Puskesmas ya, Mbak.
Untuk yang akan datang, aku akan berusaha mengingat-ingat dan berkonsentrasi penuh. Menanyakan apa yang menjadi harapan pasien-pasien yang datang ke Poli Gigi Puskesmas, memeriksa kondisi terkini gigi-geligi mereka, lalu menjelaskan informasi rencana perawatan yang bisa dilakukan. Dan sebelum melakukan tindakan perawatan, ada kesepakatan tentang alternatif tindakan mana yang memungkinkan untuk dilakukan dan disetujui bersama. Tolong ingatkan aku jika aku lupa, ya Mbak. Karena tidak semua pasien bisa menerima upaya baik yang kita usahakan. Bahkan beranjak dari dental unit dengan kata-kata “buang-buang waktu saja” dan ngeloyor pergi tanpa permisi. Apakah dia tidak merasa, tidak hanya dia yang buang-buang waktu saja, tetapi kita juga buang-buang waktu kita ? Bener enggak sih, hahaha…
Mbak Eny, tau nggak ? Sepanjang menulis surat ini, aku tertawa-tawa sendiri dalam hati, memikirkan apakah aku buang-buang waktu saja dengan menuliskan kisah ini ? Dan kalau menurutmu membaca surat ini juga membuang-buang waktumu saja, segera tutup mata dan beranjaklah tidur. Esok pagi kita bertemu lagi. Tak sabar rasanya, menjalani petualangan baru yang mewarnai kanvas kehidupan kita. Hehehe…
Selamat malam, Mbak Eny. Have a nice dream ya.
Dari Petualang Waktu,
Bu De
Hmmm.. berarti barusan daku buang-buang waktu ya.. hehe
Salam hangat mbak..tulisan inspiratif