Surat Buat Mbak Lilin Widi Rahayu, Nostalgia Masa Bergelundung-Gelundung Di Sawah

BUKU, KMAB, YPTD121 Dilihat

SURAT BUAT MBAK LILIN WIDI RAHAYU, NOSTALGIA MASA BERGELUNDUNG-GELUNDUNG DI SAWAH

 

Dear Mbak Lilin,

 

Hai, apa kabar Mbak Lilin ? Liburan Natal dan Tahun Baru kemarin kita tidak sempat bertemu ya. Saat aku sekeluarga berkunjung ke rumah Pakdhe dan Budhe, Budhe mengatakan bahwa mbak Lilin sekeluarga sedang rekreasi bersama di pantai. Ber-quality time bersama suami dan anak-anak, senyampang masa liburan sekaligus mencari inspirasi untuk menulis puisi-puisi indah tentang alam. Ahayyy…

Memang kok ya, kita ini memiliki beberapa persamaan sejak masa kecil. Sampai-sampai tetangga mbak Lilin yang berkunjung ke rumah pada saat itu, mengira kalau aku adalah mbak Lilin. Apakah kita ini saudara kembar yang terpisahkan ruang dan waktu ? Hahaha…

Coba mari kita telisik persamaan-persamaan kita.

  1. Kita sama-sama lahir di bulan yang sama, bulan Februari. Dengan selisih umur kita yang hanya setahun, usia kita sebaya.
  2. Rambut kita saat dulu sama-sama panjang dengan tekstur yang lagi-lagi sama-sama keritingnya, eh… curly aja ya menyebutnya. Hihihi.
  3. Resepsi pernikahan kedua orang tua kita dilakukan bersama-sama. Ya, pernikahan Pakdhe dan Budhe (Bapak dan Ibu dari Mbak Lilin) diresepsikan bersama-sama dengan pernikahan Papa dan Mamaku. Bahkan masih kuingat tanggal pernikahan tersebut, karena bersamaan dengan peringatan Supersemar alias tanggal 11 Maret.
  4. Tak disangka juga, pernikahan kita terjadi di bulan yang sama, bulan Agustus. Padahal kita tidak janjian, ya ? Pernikahanku hanya berselang setahun setelah pernikahan Mbak Lilin. Jadi usia pernikahan kita pun juga 11 – 12 (sebelas dua belas)
  5. Kita juga memiliki hobi yang sama yaitu menulis, dan secara khusus adalah menulis puisi. Ada satu buku puisi karya Mbak Lilin yang aku koleksi, “Pantai Tiga Warna”. Puisi indah tentang alam pantai. Dan tahun kemarin, buku puisi perdanaku juga sudah terbit. Buku antologi puisi “Sebingkai Rasa Dalam Sejuta Kenangan” yang berisi puisi-puisi kenangan.

Ternyata banyak juga persamaan-persamaan di antara kita. Mungkin ada yang ingin Mbak Lilin tambahkan lagi selain dari daftar di atas ? Dipersilakan lho ya, hehehe…

Masa kecil kita dulu sering bermain bersama. Pada kesempatan liburan hari raya, dapat dipastikan kita akan selalu bertemu. Karena memang menjadi agenda rutin keluargaku untuk berkunjung ke rumah Mbah Kakung yang hanya berjarak 300 (tiga ratus meter) dari rumah Mbak Lilin. Saat Papa dan Mama menghabiskan waktu bersama Mbah Kakung dan Mbah Putri, tentu aku lebih memilih bermain dengan Mbak Lilin. Masih ingatkah Mbak Lilin dengan kenangan masa kecil kita, “Nostalgia Masa Bergelundung-Gelundung Di Sawah” ?

Kini setiap kali bertemu, kita akan tertawa mengenang Nostalgia Masa Bergelundung-Gelundung Di Sawah. Awalnya orang-orang dewasa di sekitar kita mengira, bahwa itu adalah kenangan kita berguling-guling di sawah ya, Mbak. Padahal bukan seperti itu. Kita ‘kan anak baik-baik yang tak ingin menyusahkan orang tua kita untuk mencuci pakaian kita yang kotor karena lumpur di sawah. Hahaha…

Dan akhirnya kita tak lagi menyimpan rahasia kenangan ini untuk kita berdua saja ya, Mbak. Kasihan jiwa kepo orang tua kita yang meronta-ronta setiap kali kita berdua tertawa mengenang nostalgia masa bergelundung-gelundung di sawah. Nostalgia ketika kita bermain bola bekel di teras samping rumah dan bola bekel itu memantul ke sawah yang berbatasan dengan teras samping. Sebenarnya bola bekel itulah yang bergelundung-gelundung di sawah, dan tentu bukan kita. Hahaha… eh, by the way, siapa ya yang waktu itu mengambil bola bekel yang menggelinding di sawah ? Aku atau Mbak Lilin, ya ?

Oh ya, bagaimana kabar jagoan kecil Mbak Lilin ? Sudah pintar apa nih ? Aku teringat saat masa kehamilan Mbak Lilin yang ke-4, aku menebak-nebak, siapa nih bakal nama keponakanku ? Anak pertama Mbak Lilin bernama Leonna, anak kedua bernama Leonni sedangkan anak ketiga bernama Leonne. Seperti nama anak kembar saja, ya ? Kembar beda umur. Hehehe.

Saat itu, aku menebak nama anak ke-4 Mbak Lilin adalah Leonnu atau Leonno. Setelah Leon berakhiran huruf vokal A, I dan E maka berikutnya tentu Leon berakhiran huruf vokal U atau O. Kesannya maksa banget, ya ?! Dan taraaa… si ganteng anak ke-4 akhirnya bernama Leodarya. Jauh dari nama tebakan tantenya ya. Hehehe…

Kapan-kapan kalau kita bertemu, sepertinya akan sangat menyenangkan bila kita mengulang Nostalgia Masa Bergelundung-Gelundung Di Sawah itu. Kita bermain bola bekel bersama secara beregu. Mbak Lilin dengan si cantik Leonna, Leonni dan Leonne, sedangkan aku dengan Christy, Fea dan Leodarya. Pasti seru, ya ?! Hihihi… Tak sabar menanti waktu yang akan mempertemukan kita.

 

4 x 4 = 16

Sempat tidak sempat harus dibalas, Hahaha…

 

Salam kangen,

Dik Dewi

 

 

 

Tinggalkan Balasan

1 komentar