Agar Bedah Buku Makin Seru

Humaniora90 Dilihat

 

Semalam kita sudah menikmati acara bedah buku terbitan YPTD sesi ke 4. Tidak tanggung-tanggung, buku hasil karya Pak Nurwendo yang di bedah itu ada 9 buku. Tapi benarkah ada 9 buku yang dibedah saat itu?

Bukan bermaksud mengecilkan arti acara bedah buku tersebut, tapi saya melihat acara bedah buku tersebut belumlah benar-benar “membedah” buku yang diterbitkan. Jangan kan sembilan, satu bukupun saya lihat tidak tuntas untuk dibedah. Kenapa saya katakan begitu?

20 menit waktu yang diberikan untuk Pak Nurwendo memaparkan buku hasil karyanya, tidak cukup untuk memaparkan secara tuntas apa saja isi bukunya yang banyak itu, sehingga yang kita dapatkan hanyalah garis besar tentang apa saja isi buku-buku yang diterbitkan itu. Padahal maksud dari sebuah acara bedah buku adalah melihat lebih dalam isi sebuah buku, mengkritisi apa kelebihannya juga kekurangannya, sehingga dari buku yang dibedah tersebut kita sudah bisa membayangkan isinya secara utuh, sehingga timbul minat untuk membaca dan mengetahui seluruh isinya mulai dari awal hingga akhir.

Begitu juga dari sisi pembahas. Saya melihat kelemahan yang cukup fatal dalam acara bedah buku ini, sehingga yang terlihat adalah pembahas hanya mengulas tentang penulis, bukan tentang bukunya. Kenapa hal ini terjadi?

Pada setiap acara bedah buku, seorang pembahas harus tahu buku apa yang sedang dibahasnya. Makanya disetiap acara bedah buku, seorang pembahas juga memiliki buku yang akan dibedah, agar apa yang akan diucapkannya nanti jelas merujuk kepada dan tentang isi buku yang dibedah, bukan tentang penulisnya.

Untuk acara bedah buku kedepannya, saya mengusulkan agar pembahas diberi sebuah buku yang akan dibedah, apakah itu oleh penulis atau oleh YPTD beberapa hari sebelum acara bedah buku ini dilaksanakan. Sehingga pembahas punya waktu untuk membaca buku yang akan dibedah, menilai apa keunggulan atau kelemahan buku yang dibedah, juga apa hikmah atau pelajaran apa saja yang bisa kita petik dari buku tersebut, sehingga ketika saat acara berlangsung pembahas bisa lebih fokus pada isi buku dan bukan pada penulisnya.

Begitu juga, acara bedah buku ini cukup dengan membedah 1 buku yang diinginkan si penulis untuk dibedah, bisa itu  buku terbitan terbaru atau buku lain yang menurut si penulis adalah buku unggulan dari sekian buku dia yang diterbitkan oleh YPTD. Sehingga acara bedah buku ini benar-benar fokus pada isi buku yang dibedah, bukan pada hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan buku tersebut, yang pada akhirnya hanya membuang waktu yang hanya 2 jam tersebut.

Sebagai penulis tentu kita ingin buku kita dibaca orang banyak, bukan hanya sebagai penghias rak buku pribadi di rumah. Acara bedah buku ini adalah ajang terbaik untuk mempromosikan buku yang kita tulis. Makanya di setiap acara bedah buku tersebut, kita hanya berbicara tentang isi buku yang dibedah. Sehingga mereka yang menonton terpikat dan ingin memiliki buku hasil karya kita dan membelinya.

Ini hanyalah sebuah saran, bagaimana kedepannya tentu YPTD lah yang akan menindak lanjutinya. Tentu saja saya juga mengharapkan sumbang saran dari teman-teman penulis lainnya. Harapan saya dan juga mungkin teman-teman penulis lainnya, adalah agar acara bedah buku YPTD makin seru.

Tinggalkan Balasan

2 komentar