Ini malam adalah malam yang dinanti-nantikan oleh umat Islam seluruh dunia, bagaimana tidak dinanti-nanti karena malam ini adalah malam permulaannya apa yang Rosulullah sebut sebagai “Asyrul Awakhir”, yaitu sepuluh malam terakhir di bulan suci Ramadhan. Sebagaimana telah dijelaskan pada pengalaman tarawih sebelumnya bahwa pembagian fase 10 harian Ramadhan memang ada dan Rosulullah telah melakukannya. Berikut ini penulis hadirkan 10 hadits tentang keutamaan “Asyrul Awakhir” yang penulis kutif dari website alsofwah.oi.id :
- Hadits Pertama
Ummul Mukminin, ‘Aisyah RA., menjelaskan,“Rasulullah SAW., sangat bersungguh-sungguh pada al-‘Asyrul Awaakhir, sesuatu yang tidak beliau lakukan pada selain hari-hari tersebut.” (HR Muslim)
2. Hadits Kedua
Aisyah RA berkata, “Bila memasuki al-‘Asyrul Awaakhir, Rasulullah SAW., menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya serta bersungguh-sungguh dan bergiat sekali.” (HR Muslim)
3. Hadits Ketiga
Ali Bin Abi Thalib RA berkata “Bila menginjak al-‘Asyrul Awaakhir, Nabi SAW., benar-benar sungguh-sungguh dan tidak meniduri isteri-isterinya.”(HR Baihaqi dan dinilai Hasan oleh penahqiq Musnad Imam Ahmad)
4. Hadits Keempat
An-Nu’man bin Basyir RA., dia berkata, “Kami melakukan shalat malam bersama Rasulullah SAW., pada bulan Ramadhan, malam ke duapuluh tiga (dan berakhir) sampai sepertiga malam pertama, kemudian kami lakukan lagi bersama beliau malam ke duapuluh lima (dan berakhir) sampai setengah malam, kemudian kami lakukan lagi bersamanya pada malam ke duapuluh tujuh (dan berakhir) sampai kami menyangka bahwa kami tidak mendapatkan sahur karenanya.” (HR an-Nasa`iy)
5. Hadits Kelima
Ibn ‘Abbas RA. Di dalamnya terdapat ungkapan, “…Jibril AS., menemui beliau SAW., setiap malam di bulan Ramadhan hingga berakhirnya. Ketika itu, Nabi SAW., menyetor (hafalan) al-Qur’an kepadanya.” (HR al-Bukhari).
6. Hadits Keenam
Anas RA., dia berkata, “Nabi SAW., beri’tikaf pada al-‘Asyrul Awaakhir dari bulan Ramadhan.” (HR at-Turmuzy, dia berkata, hadits Hasan Shahih. Hadits ini juga dinilai Shahih oleh Syaikh al-Albany dalam kitabnya Shahih as-Sunan).
7. Hadits Ketujuh
Abu Sa’id al-Khudri RA., bahwasanya Rasulullah SAW., bersabda, “Sesungguhnya aku beri’tikaf pada sepuluh hari pertama untuk mencari malam ini (Lailatul Qadr), kemudian aku beri’tikaf lagi pada sepuluh pertengahan, kemudian aku didatangi dan dikatakan kepadaku, ‘sesungguhnya ia ada pada sepuluh hari terakhir (al-‘Asyrul AwAkhir).’ Barangsiapa di antara kamu yang ingin beri’itikaf, maka beri’tikaflah.!” Lalu orang-orangpun beri’tikaf bersama beliau.” (HR Muslim)
8. Hadits Kedelapan
Abu Sa’id al-Khudri RA., di dalamnya terdapat, “… Kemudian beliau bersabda, ‘Aku menghidupkan sepuluh pertama Ramadhan (dengan ibadah), kemudian telah tampak olehku agar melakukannya lagi pada al-‘Asyrul Awakhir; barangsiapa yang ingin melakukan i’tikaf bersamaku maka hendaklah dia mantap di peri’tikafannyanya. Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku (sesuatu) pada malam ini namun kemudian aku dilupakan (untuk mengingatnya); oleh karena itu, carilah ia pada sepuluh hari terakhir (al-‘Asyrul Awaakhir), dan carilah ia pada setiap tanggalnya yang ganjil.” (HR al-Bukhari)
9. Hadits Kesembilan
Dhumrah bin ‘Abdullah bin Anis dari ayahnya, dia berkata, [didalamnya terdapat,] “Beliau bersabda (kepadanya), “sepertinya kamu punya keperluan.?” Dia menjawab, ‘ya, sekelompok kaum dari Bani Salamah mengutusku kepadamu untuk menanyakan malam Lailatul Qadr. Beliau bersabda, “Tanggal berapakah malam ini.?” Dia menjawab, ‘duapuluh dua.’ Beliau bersabda, “Ia (malam Lailatul Qadr) ada pada malam ini.“ Kemudian dia pulang dan berkata, yakni (maksud ucapan Nabi SAW., tersebut adalah-red) malam yang akan datang ini, yaitu malam kedua puluh tiga” (HR Abu Daud dan dinilai Hasan Shahih oleh Syaikh al-Albani dalam kitabnya Shahih as-Sunan).
10. Hadits Kesepuluh
‘Aisyah RA., ‘bahwasanya Rasulullah SAW., pada suatu malam keluar saat tengah malam, lalu beliau melakukan shalat di masjid, kemudian beberapa orang mengikuti shalat beliau…” (HR Bukhari)
Pengalaman penulis di malam ke-21 ini adalah shalat isya dan tarawih di Masjid Jami Al-Hikmah Jl. Pelangi 1 Kavling RW.20 Harapan Jaya Bekasi Utara Kota Bekasi, dilanjutkan rencananya ingin i’tikaf di musholla Saunk Qu BEKEN, namun yang terjadi adalah penulis disibukkan dengan nyamuk. Lalu setengah dua belas malam penulis keluar rencananya ingin i’tikaf di Masjid Ar-Raudhoh masjid yang sangat indah dan menawan di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, meski ada masjid Al-Falaah lebih besar dan lebih tua usianya di perumahan itu, namun masjidnya tertutup sepi sehingga penulis menduga tidak ada yang i’tikaf.
Penulis akhirnya pindah ke Masjid Baiturrahman perumahan Permata Hijau Permai Kaliabang Tengah Bekasi Utara Kota Bekasi. Alhamdulillah di masjid tersebut ada yang i’tikaf, sehingga bisa berjamaah ikut i’tikaf di masjid tersebut. Tidak ada shalat qiyamullai berjamaah juga tidak ada pendataan untuk makan sahur berjamaah, akhirnya menjelang sahur penulis balik ke Saunk Qu BEKEN untuk melaksanakan sunah makan sahur apa adanya sesuai standar di SAUNK, sambil ditemani kucing dan binatang peliharaan di Saunk. Semoga pengalaman ini bermanfaat untuk para pembaca, pemirsa, kolega dan sahabat yang budiman. Wallahu a’lam.