
Sahabat,
pernahkah engkau mendengar kisah
tentang Borneo di abad 19?
Kala itu Borneo masih bermahkotakan
pohon-pohon besar menghijau,
Rawa-rawanya begitu luas membentang,
dan sungai-sungainya yang lebar dan memanjang.
Sahabat,
sudahkan engkau memeroleh kisah
tentang Borneo di abad 19?
Ada banyak binatang buas berkeliaran di mana-mana,
yang pasti akan membuat nyali para pendatang ciut karenanya!
Sahabat,
sudahkah kau tahu
tentang keadaan Borneo di abad 19?
Saat para pendatang asing mengunjunginya,
dan mereka terkadang harus berlayar berhari-hari
menyusuri sungainya karena tak menemui
satu kampung pun di sana?
Sahabat,
dapatkah engkau bayangkan
situasi Borneo di abad 19?
Iklimnya nan lembab membuat tubuh ini lesu lemah,
belum lagi serangan angin ribut
yang sekonyong-konyong datang bertubi-tubi.
Sahabat,
mungkinkah engkau bertahan
jika boleh mencicipi pengalaman
berada di Borneo di abad 19?
Udara malam yang panas memerih
siap menerkam tubuhmu,
ditambah serangan nyamuk-nyamuk belantara
yang demikian ganasnya.
Sahabat,
Saat Wallace datang ke Borneo di abad 19,
Mias atau orangutan dengan mudah ditemukannya,
mereka bergelantungan dari pohon ke pohon,
Juga aneka satwa, mamalia, reptil, hingga serangga
yang jumlahnya mencapai 125 ribu lebih spesimen
Luar biasa, bukan?
Itulah gambaran Borneo di abad 19,
dengan segala kondisi dan kekayaannya yang tak terperi,
Jika saat ini engkau temukan
Kisah-kisah Borneo di abad itu
ternyata hanya tinggal kisah-kisah lama
yang abadi di pelukan imaji anak cucunya
yang masih ada hari ini dan nanti.
Banjarmasin, 8 Juli 2022