Suaka Margakata-Batih

Literasi102 Dilihat

Suaka Margakata

Batih

Oleh: Erry Yulia Siahaan

Sumber: https://id.pinterest.com/

Batih merupakan sinonim pasif untuk keluarga. Keluarga dalam definisi yang tertuang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki empat arti, yakni: (1) ibu dan bapak beserta anak-anaknya, seisi rumah; (2) orang seisi rumah yang menjadi tanggungan, batih; (3) sanak saudara, kaum kerabat:; (4) satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat. Itu sebabnya, Ketika kita mencari  padanan kata untuk keluarga, bisa muncul cukup banyak kosakata, baik yang aktif maupun pasif. Antara lain ahli, anak bini, bangsa, batih, dinasti, famili, kaum, kelompok, kerabat, klan, marga, puak, sanak, saudara, suku, tanggungan, trah, wangsa.

Jika dipersempit menjadi kosakata pasif, kita dapatkan pilihan berupa batih, klan, puak, trah, dan wangsa. Batih adalah orang seisi rumah yang menjadi tanggungan seseorang, yang berpadanan dengan kata famili, keluarga, sanak saudara, sanak, saudara, suami-istri-anak. Klan, sering dipakai dalam peristilahan Antropologi, merupakan kesatuan geneologis yang mempunyai kesatuan tempat tinggal dan menunjukkan adanya integrasi sosial; kelompok kekerabatan yg besar; kelompok kekerabatan yang berdasarkan asas unilineal. Misalnya, istilah “klan besar”, bisa didefinisikan sebagai kelompok kekerabatan yang terdiri atas semua keturunan seorang nenek moyang yang diperhitungkan dari garis keturunan laki-laki atau wanita. Klan bersinonim dengan famili, kadim, kaum, kelompok, keluarga, kerabat, keturunan, marga, ras, rumpun, sanak, trah.

Sementara puak, selain berarti keluarga atau rumpun, bisa berarti golongan, kalangan, kaum, kelompok, komunitas, lapisan, lingkungan, masyarakat, bangsa, suku, trah, wangsa, warga, organisasi politik, partai. Untuk wangsa, ini adalah istilah untuk keturunan raja, atau keluarga raja. Misalnya, “wangsa Syailendra”. Bisa juga berarti bangsa. “Kewangsaan” berarti berhubungan dengan wangs atau bangsa.

Berikut ini beberapa contoh kosakata pasif dan arkais untuk peristilahan yang banyak terkait dengan “keluarga”, bersumber dari keseharian kita, juga situs online, antara lain sinonimkata.com dan KBBI.

Sumber: https://id.pikbest.com/

Ayah-Ibu

Ayah adalah (panggilan untuk)  orangtua kandung laki-laki. Sinonim terkenal adalah “bapa” atau “bapak”. Lainnya adalah aba, abah, abi, ayahanda, bapanda, bapang, papa, papi, rama, ramanda. Kosakata yang agak pasif adalah bapang, rama, dan ramanda. Aba, abah, dan abi masih sering kita dengar, sebagai panggilan untuk ayah di kelompok masyarakat tertentu. Bapang sama dengan bapak. Rama bisa berartie ayah, tetapi bisa juga padri atau pastor. Sedangkan ramanda adalah ayahanda.

Ibu berarti wanita yang telah melahirkan seseorang, sebutan untuk wanita yang sudah bersuami, panggilan takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum. Dalam arti yang lain, ibu adalah bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya) misalnya ibu jari, atau yang utama di antara beberapa hal lain, misalnya ibu kota dan ibu negeri.

Ibu memiliki kosakata alternatif cukup bervariasi, antara lain mak. mbok, bunda, emak, encim, ibunda, induk, indung, mama, mami, mandeh, uai, umi, nyonya, induk beras, orang belakang, orang rumah, pedusi. Kosakata pasif di sini adalah encim, mandeh, uai, umi, induk beras, dan pedusi.

Encim merupakan panggilan untuk wanita bersuami dalam komunitas Cina. Induk merupakan panggilan untuk ibu (terutama tentang binatang), mirip dengan indung. Mandeh, uai, dan umi berarti mak, ibu. Induk beras dan pedusi berarti istri.

Sumber: https://www.hiclipart.com/

Anak-Cucu

Anak merupakan keturunan kedua. Cucu adalah keturunan ketiga. Sedangkan cicit merupakan keturunan keempat.  Jadi urutannya adalah anak, cucu, cicit atau buyut, piut atau canggah. Jadi, piut adalah keturunan kelima.

Kata anak bersinonim dengan ananda, putra, putri, keturunan, buah hati, budak. Terdapat pula kosakata pilihan yang dekat artinya dengan anak yakni anggota, arek, bani, bayi, bocah, bujang, bumiputra, buyung, ibnu, ibni, darah daging, entong, ibnu, kanak-kanak, ujang, ranting, tunas, zuriah Yang termasuk kosakata yang agak jarang digunakan atau kurang umum adalah adalah arek, bani, bumiputra, buyung, ibnu, ibni, entong, ibnu, ujang.

Arek artinya adalah anak muda, pemuda, pemudi, atau teruna. Ibnu dan ibni, juga entong, memiliki arti anak lelaki atau bin. Ujang dan buyung merupakan panggilan kepada anak laki-laki. Zuriah berarti keturunan, anak cucu, benih, atau bibit.

Sumber: https://www.dreamstime.com/

Paman-Bibi

Paman adalah adik laki-laki ayah atau adik laki-laki ibu. Bisa juga sapaan kepada orang laki-laki yang belum dikenal atau patut dihormati. Padanannya adalah mamak, pakcik, mamanda, om. Yang paling sering muncul dari daftar itu adalah om.

Mamak adalah paman dari pihak ibu. Mamak merupakan kosakata arkais yang bisa berarti mak kecil atau mak tua. Sebagai kosakata klasik  (digunakan dalam kesusastraan Melayu klasik), mamak adalah sebutan yang digunakan oleh raja. Ketika hadir berdampingan dengan kata lain, arti kata mamak menyesuaikan. Misalnya, mamak kepala (yang berarti warisan saudara laki-laki ibu yang tertua), mamak ninik (penghulu adat, orang tua-tua yang bijaak), mamak rumah (seorang dari mamak-mamak yang dituakan), dan sebagainya.

Mamanda adalah kata lain untuk mamak atau paman. Pakcik adalah sapaan untuk bapak kecil, adik laki-laki dari bapak atau ibu.

Lawan dari mamak, mamanda, om, pakcik, dan paman adalah pakde atau bapak gede, kakak laki-laki dari ibu atau ayah, atau uak.

Bibi adalah sapaan untuk adik perempuan dari ayah atau ibu. Meskipun demikian, bibi juga bisa digunakan untuk panggilan kepada perempuan yang agak tua. Dalam kesusastraan Melayu klasik, bibi merupakan sebutan untuk wanita yang setingkat dengna nyonya. Bibi bersinonim dengan etek, makcik, mak muda, mak kecil. Istilah-istilah ini dalam penggunaan sehari-hari Bahasa Indonesia bisa dikatakan belum jamak. Etek berasal dari daerah Minangkabau dan berarti adik perempuan ayah atau ibu. Lawan dari bibi adalah bude atau ibu gede, kakak perempuan dari ibu atau ayah. Untuk sebutan umum saudara perempuan ayah atau ibu (kakak atau adik dari ayah atau ibu) bisa digunakan  kata tante.

Sumber: https://id.gofreedownload.net/

Kakek-Nenek

Kakek adalah bapak dari ayah atau ibu, namun bisa juga dijadikan sebutan bagi orang laki-laki yang sudah tua sekali (sebaya kakek). Nenek adalah ibu dari ayah atau ibu, namaun bisa juga menjadi sebutan kepada perempuan yang sudah tua. Penggunaan kata nenek jika digabungkan dengan kata lain, memiliki arti yang menyesuaikan, misalnya nenek moyang (yang menurunkan kita atau leluhur), nenek sihir (perempuan tua dengan ilmu hitam dan suka mencelakakan orang, dalam dongeng).

Kata kakek berpadanan dengan kata aki, datuk, engkong, opa, embah, eyang. Nenek bersinonim dengan embah, eyang, nenekanda, nenenda, nini, ninik, oma. Embah sebenarnya sebutan untuk nenek laki-laki atau perempuan, demikian pula eyang. Istilah nenekanda atau nenenda biasanya digunakan dalam surat-menyurat. Kosakata tersebut masih lazim kita dengar. ***

#Lomba Blog PGRI Bulan Februari 2021

#Hari ke-14, Minggu 14 Februari 2021

Tinggalkan Balasan