Memakna Puisi Anak (6)

Terbaru328 Dilihat

Memakna Puisi Anak (6):

Sederhana Bisa Jadi Luar Biasa

Oleh: Erry Yulia Siahaan

Sumber: https://what0-18.nhs.uk/popular-topics/coronavirus

 

Salam penuh semangat!

Puisi bisa menjadi solusi efektif  dalam pembelajaran. Bagi anak, puisi merupakan cara berekspresi yang menyenangkan. Akan  tumbuh perasaan “diterima” dalam diri mereka dan itu hal positif untuk membantu perkembangan mental mereka. Bagi orang dewasa, kita bisa menangkap pesan anak dan mengetahui lebih jelas aspirasi mereka. Bagi pendidik, puisi bisa menjadi alternatif untuk memperlancar proses pembelajaran dan mencapai tujuan. Sebab, mungkin ada anak yang kurang bisa mengikuti pembelajaran dengan cara yang biasa diterapkan oleh guru.

Di pihak lain, puisi bisa menjadi alat untuk mengukur kematangan kemampuan berbahasa seorang anak. Meskipun demikian, tidak ada puisi yang buruk, sebab semua berisi pesan. Yang ada mungkin adalah pembaca yang buruk, yang menganggap kisah seorang anak dalam segala bentuknya sebagai angin lalu. Tidak ada anak yang gagal, yang ada adalah orang dewasa yang gagal menemukan kelebihan dalam diri seorang anak, merespon dengan cara-cara yang benar, memotivasi untuk bertumbuh dan akhirnya berbuah.

Pada kesempatan ini kita akan melirik istilah-istilah yang digunakan oleh anak dalam puisinya untuk menggambarkan perasaan mereka selama pandemi. Puisi-puisi ini diambil dari buku Antologi Puisi: Elegi Pandemi & Rindu Rumah Kedua karya siswa Kelas 4D SDN Kramat Jati 03 Jakarta.

Pada edisi sebelumnya, kita menemukan kata-kata seperti “risau” atau “our heart ran wild” (Albani), takut (Chalvin), “terrifying”, worry (Gita), rindu, segan (Gloria). Kali ini kita mencoba menggali bagaimana anak mengungkapkan perasaannya melalui puisi berbahasa Inggris: Bored (Gracia Nopa Emeninta Surbakti), Evil Virus (Muhammad Farrel Adirah), Lonely (Omar Alviano), Corona … Oh Corona (Putri Nadjlaa Nafeeza Sabaha), Why? (Reva Mila Sofia).

 

Bored

By: Gracia Nopa Emeninta Surbakti


Do you want to know my feeling

in the middle of this pandemic?



Days are not like normal

Since Covid-19 came months ago


I feel like a failure in 2020

I’m really bored this year


I want to go back

to school

to meet my friends

to see my teachers

to play happily in yard

have brunch or lunch at the cafeteria


I miss them all

 

Evil Virus

By: Muhammad Farrel Adirah


Corona ….

You like evil

A bad dream in life

You come with a million problems


Evil virus …

You show up

All humans are afraid

School at home

Work from home

I can’t play either

Longing envelops the soul

to meet loyal friends


Corona …

Go away from this life

I hope we can live as before

Safe, peaceful, and serene

Without you, Corona

 

Lonely

By: Omar Alviano


Corona ….

You have changed everything

since you came

seven months ago


The world seems so empty

We become lonely

We spend much time at home

Our school was dissolved

I miss my friends

I miss my teachers

I miss all school activities


Corona …

How long will you be still around us?


Many people suffer

Many people lost their families

All is because of you


We feel lonely

because of you

Go, Corona

Go away

 

Corona … Oh Corona

By: Putri Nadjlaa Nafeeza Sabaha


Seven months ago,

the warm sun always

accompanied me and my friends

to study and play at school

Shouts, laughter and the sound of school bells

come along in our daily activities.


Now

everything is gone since you came

Corona, do you still miss us,

until you don’t want to leave us?

Many people have died

and are suffering because of you


Already, many people have lost their loved  ones

because of being infected by you

Still don’t want to go, Corona?


Until when we have to do all activities from home?

Until when we have to keep our distance from the closest people?


I miss my friends,

I miss my teachers,

I miss my school.


Stay away from us, Corona,

Don’t disturb our life anymore

 

Why?

By:  Reva Mila Sofia


Covid-19

Why are you spreading

all over the world?

Why are you hurting

people so far?


Because of you

I wear mask every day

I keep my distance every single time

I wash my hands as often as I can


Because of you

I study online

Because of you

I can’t play like usual


I’m bored

I still don’t understand

I hope

You go away from this world

As I can’t get

your presence


Kosa-kata yang digunakan antara lain: not like normal,  a failure, bored , play happily in yard, have brunch or lunch,  miss, (Gracia), bad dream, afraid, longing envelops the soul, safe, peaceful, serene (Farrel), so empty, lonely, miss, suffer, lost (Omar), shouts, laughter and the sound of school bells, people have died and are suffering, miss (Putri), hurting, bored  (Reva).

Setidaknya ada ungkapan perasaan  kurang menyenangkan sebagai berikut: not normal, a failure, bored, miss, afraid, longing, bad dream, lonely, empty, suffer, hurting. Untuk perasaan yang menggambarkan kesukaan, terdapat kata-kata seperti play happily, have brunch or lunch, safe, peaceful, serene, shouts, laughter and the sound of school bells.

Sebagai orang dewasa, kita melihat ungkapan anak-anak ini merupakan ungkapan yang cukup cerdas. Kata-kata mereka mewakili perasaan kita: (kondisi) tidak normal, kegagalan, bosan, rindu (merasa kehilangan), takut/khawatir, kesepian,  mimpi buruk. kosong/hampa, menderita, (virus) menyakiti. Juga (gambaran sebelum ada Corona): bermain riang, menikmati brunch atau lunch, aman, damai, tenang.

Ada dua catatan untuk penggunaan kata ” not normal” di sini.

Pertama, anak-anak cukup cerdas dengan menggunakan kata “tidak normal” untuk melukiskan keadaaan sekarang. Komparasi yang tepat. Entah karena mereka pernah (atau belakangan ini sering) terpapar istilah “new normal” (istilah tahapan menuju kondisi pemulihan akibat Corona), entah karena mereka memang sudah menguasai penggunaan kata ini sebelumnya.

Kedua, penggunaan ” not normal” sebagai preferensi menunjukkan bentuk kepolosan anak-anak. Kita orang dewasa mungkin akan menggunakan kata “abnormal” (karena kita paham manfaat prefiks dalam menegasikan sebuah kata).

Selain itu, masih banyak yang bisa kita eksplorasi. Yang sudah pasti, puisi-puisi di atas merupakan contoh bagaimana anak-anak menggambarkan  perasaan mereka dengan polos. Tidak memakai kiasan. Tapi, ungkapan polos kesedihan dan kerinduan mereka itu sudah cukup membuat kita bisa merasakannya.

Kita ikut prihatin dengan ungkapan kesedihan dan kehilangan mereka. Yang kemudian mencapai klimaksnya ketika anak-anak ini membuat antonim ekstrem terhadap situasi prihatin itu dengan mengutarakan apa yang menurut mereka bisa menimbulkan rasa bahagia. Seperti bermain riang, menikmati brunch atau lunch, aman, damai, tenang. Juga tawa, suara keras anak-anak, bunyi bel sekolah. Hal-hal sederhana yang mungkin terabaikan oleh kita selaku orang dewasa di sekitar mereka, bahwa membuat anak-anak bahagia ternyata bisa begitu sederhananya: Berikan mereka waktu dan kesempatan untuk menjadi diri mereka yang sebenarnya.  Anak-anak butuh bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya, serta menikmatinya.

Pesan untuk kita: Sederhana ternyata bisa menjadi sesuatu yang luar biasa.

Tinggalkan Balasan

1 komentar