Memakna Puisi Anak (6):
Sederhana Bisa Jadi Luar Biasa
Oleh: Erry Yulia Siahaan
Sumber: https://what0-18.nhs.uk/popular-topics/coronavirus
Salam penuh semangat!
Puisi bisa menjadi solusi efektif dalam pembelajaran. Bagi anak, puisi merupakan cara berekspresi yang menyenangkan. Akan tumbuh perasaan “diterima” dalam diri mereka dan itu hal positif untuk membantu perkembangan mental mereka. Bagi orang dewasa, kita bisa menangkap pesan anak dan mengetahui lebih jelas aspirasi mereka. Bagi pendidik, puisi bisa menjadi alternatif untuk memperlancar proses pembelajaran dan mencapai tujuan. Sebab, mungkin ada anak yang kurang bisa mengikuti pembelajaran dengan cara yang biasa diterapkan oleh guru.
Di pihak lain, puisi bisa menjadi alat untuk mengukur kematangan kemampuan berbahasa seorang anak. Meskipun demikian, tidak ada puisi yang buruk, sebab semua berisi pesan. Yang ada mungkin adalah pembaca yang buruk, yang menganggap kisah seorang anak dalam segala bentuknya sebagai angin lalu. Tidak ada anak yang gagal, yang ada adalah orang dewasa yang gagal menemukan kelebihan dalam diri seorang anak, merespon dengan cara-cara yang benar, memotivasi untuk bertumbuh dan akhirnya berbuah.
Pada kesempatan ini kita akan melirik istilah-istilah yang digunakan oleh anak dalam puisinya untuk menggambarkan perasaan mereka selama pandemi. Puisi-puisi ini diambil dari buku Antologi Puisi: Elegi Pandemi & Rindu Rumah Kedua karya siswa Kelas 4D SDN Kramat Jati 03 Jakarta.
Pada edisi sebelumnya, kita menemukan kata-kata seperti “risau” atau “our heart ran wild” (Albani), takut (Chalvin), “terrifying”, worry (Gita), rindu, segan (Gloria). Kali ini kita mencoba menggali bagaimana anak mengungkapkan perasaannya melalui puisi berbahasa Inggris: Bored (Gracia Nopa Emeninta Surbakti), Evil Virus (Muhammad Farrel Adirah), Lonely (Omar Alviano), Corona … Oh Corona (Putri Nadjlaa Nafeeza Sabaha), Why? (Reva Mila Sofia).
Bored By: Gracia Nopa Emeninta Surbakti Do you want to know my feeling in the middle of this pandemic? Days are not like normal Since Covid-19 came months ago I feel like a failure in 2020 I’m really bored this year I want to go back to school to meet my friends to see my teachers to play happily in yard have brunch or lunch at the cafeteria I miss them all
Evil Virus By: Muhammad Farrel Adirah Corona …. You like evil A bad dream in life You come with a million problems Evil virus … You show up All humans are afraid School at home Work from home I can’t play either Longing envelops the soul to meet loyal friends Corona … Go away from this life I hope we can live as before Safe, peaceful, and serene Without you, Corona
Lonely By: Omar Alviano Corona …. You have changed everything since you came seven months ago The world seems so empty We become lonely We spend much time at home Our school was dissolved I miss my friends I miss my teachers I miss all school activities Corona … How long will you be still around us? Many people suffer Many people lost their families All is because of you We feel lonely because of you
Go, Corona Go away
Corona … Oh Corona By: Putri Nadjlaa Nafeeza Sabaha Seven months ago, the warm sun always accompanied me and my friends to study and play at school Shouts, laughter and the sound of school bells come along in our daily activities. Now everything is gone since you came Corona, do you still miss us, until you don’t want to leave us? Many people have died and are suffering because of you Already, many people have lost their loved ones because of being infected by you Still don’t want to go, Corona? Until when we have to do all activities from home? Until when we have to keep our distance from the closest people? I miss my friends, I miss my teachers, I miss my school. Stay away from us, Corona, Don’t disturb our life anymore
Why? By: Reva Mila Sofia Covid-19 Why are you spreading all over the world? Why are you hurting people so far? Because of you I wear mask every day I keep my distance every single time I wash my hands as often as I can Because of you I study online Because of you I can’t play like usual I’m bored I still don’t understand I hope You go away from this world As I can’t get your presence
Kosa-kata yang digunakan antara lain: not like normal, a failure, bored , play happily in yard, have brunch or lunch, miss, (Gracia), bad dream, afraid, longing envelops the soul, safe, peaceful, serene (Farrel), so empty, lonely, miss, suffer, lost (Omar), shouts, laughter and the sound of school bells, people have died and are suffering, miss (Putri), hurting, bored (Reva).
Setidaknya ada ungkapan perasaan kurang menyenangkan sebagai berikut: not normal, a failure, bored, miss, afraid, longing, bad dream, lonely, empty, suffer, hurting. Untuk perasaan yang menggambarkan kesukaan, terdapat kata-kata seperti play happily, have brunch or lunch, safe, peaceful, serene, shouts, laughter and the sound of school bells.
Sebagai orang dewasa, kita melihat ungkapan anak-anak ini merupakan ungkapan yang cukup cerdas. Kata-kata mereka mewakili perasaan kita: (kondisi) tidak normal, kegagalan, bosan, rindu (merasa kehilangan), takut/khawatir, kesepian, mimpi buruk. kosong/hampa, menderita, (virus) menyakiti. Juga (gambaran sebelum ada Corona): bermain riang, menikmati brunch atau lunch, aman, damai, tenang.
Ada dua catatan untuk penggunaan kata ” not normal” di sini.
Pertama, anak-anak cukup cerdas dengan menggunakan kata “tidak normal” untuk melukiskan keadaaan sekarang. Komparasi yang tepat. Entah karena mereka pernah (atau belakangan ini sering) terpapar istilah “new normal” (istilah tahapan menuju kondisi pemulihan akibat Corona), entah karena mereka memang sudah menguasai penggunaan kata ini sebelumnya.
Kedua, penggunaan ” not normal” sebagai preferensi menunjukkan bentuk kepolosan anak-anak. Kita orang dewasa mungkin akan menggunakan kata “abnormal” (karena kita paham manfaat prefiks dalam menegasikan sebuah kata).
Selain itu, masih banyak yang bisa kita eksplorasi. Yang sudah pasti, puisi-puisi di atas merupakan contoh bagaimana anak-anak menggambarkan perasaan mereka dengan polos. Tidak memakai kiasan. Tapi, ungkapan polos kesedihan dan kerinduan mereka itu sudah cukup membuat kita bisa merasakannya.
Kita ikut prihatin dengan ungkapan kesedihan dan kehilangan mereka. Yang kemudian mencapai klimaksnya ketika anak-anak ini membuat antonim ekstrem terhadap situasi prihatin itu dengan mengutarakan apa yang menurut mereka bisa menimbulkan rasa bahagia. Seperti bermain riang, menikmati brunch atau lunch, aman, damai, tenang. Juga tawa, suara keras anak-anak, bunyi bel sekolah. Hal-hal sederhana yang mungkin terabaikan oleh kita selaku orang dewasa di sekitar mereka, bahwa membuat anak-anak bahagia ternyata bisa begitu sederhananya: Berikan mereka waktu dan kesempatan untuk menjadi diri mereka yang sebenarnya. Anak-anak butuh bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya, serta menikmatinya.
Pesan untuk kita: Sederhana ternyata bisa menjadi sesuatu yang luar biasa.
Cara yang sangat bagus, sehingga kreatifivitas anak-anak dapat tersalurkan. Dan mereka jadi tahu bagaimana cara memaknai suatu musibah. Keren….salam kenal