Membaca judul tulisan ini mungkin ada pembaca yang sepintas beralihfikir bahwa Guru dua dunia adalah guru dunia dan akhirat. Sebuah kata yang menggelitik. Namun kalau kita kita kaji lebih lanjut tentang sosok guru kita akan menemukan kenyataan bahwa guru ternyata memiliki dua sosok. Yaitu guru di dunia nyata dan guru di dunia maya.
Guru Dunia Nyata
Pada dunia nyata , guru yaitu sosok yang patut “digugu” dan “ditiru” seorang guru tidak hanya mengajarkan materi pelajaran saja akan tetapi juga mendidik menginspirasi dan menggerakan. Guru harus mampu menjaga segenap perilaku, ucapan, atau apapun yang melekat pada profesinya yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seorang guru. Pantang baginya berkepribadian di luar kepantasan karena berpengaruh besar terhadap perilaku peserta didik. Guru sebagai tenaga pendidik profesional selayaknya mempunyai citra baik di masyarakat, guru itu ditiru atau diturut atau dicontoh (Surya;2005:5)
Di luar kondisi sekarang ini, sebelum adanya wabah virus corona, ketika anak-anak belajar di sekolah banyak hal yang didapatkan anak-anak dari apa yang mereka lihat dan langsung mereka alami di sekolah . Tidak terlepas dari perhatian mereka terhadap guru nya. Apa dilakukan guru di sekolah secara tidak langsung akan mendokterin diri pribadi anak-anak Figur seorang Guru dunia nyata sangaltlah penting karena berinteraksi langsung antara murid dan gurunya.
Dalam hal ini , pendidikan karakter dan menanamkan sikap spiritual, sosial, moral dan kebangsaan serta nilai-nilai kebaikan akan lebih mudah diberikan kepada murid dengan cara guru menjadi teladan atau contoh di dunia nyata. Guru dunia nyata adalah nyata membelajarkan kenyataan yang ada pada dirinya.
Guru Dunia Maya
Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, peran guru untuk menjaga moralitas anak-anak bangsa secara konsisten, tidak hanya dituntut pada dunia nyata saja tetapi juga sekarang ini pada dunia maya, terutama media sosial, seperti WhatsApp, Twitter, Facebook, Instagram, You Tube,Tik Tok dan media sosial lainnya
Dari data “You Are Social “(Agus Tri Haryanto, 2020) menyebutkan bahwa pada tahun 2020 ada 175,4 juta pengguna internet di Indonesia tumbuh 17% atau 25 juta pengguna dibandingkan tahun sebelumnya. Menariknya, dari 175, 4 juta pengguna internet tersebut, 160 juta pengguna aktif di media sosial. Sejatinya, data pengguna media sosial tersebut dapat dijadikan sarana yang efektif bagi seorang guru untuk menebar nilai-nilai kebaikan. Boleh jadi pemerhati atau pengikut (followers) akun seorang guru di media sosial, sebagian besarnya adalah para peserta didiknya. Disinilah Peran Guru Dunia Maya difungsikan
Media sosial adalah sarana yang memudahkan seseorang berekspresi. Tidak ada larangan bagi seorang guru untuk mengaktualisasikan aktivitas kesehariannya. Manusiawi bila seorang guru kadang berekspresi seperti o kebanyakan orang. Ada aktivitas tertentu di media sosial yang mungkin pantas bagi sebagian orang, tetapi tidak pantas dilakukan seorang guru. Jadi, berhati-hatilah bermedia sosial jika Anda menjadi seorang guru..
Guru Kelas Maya
Sejak pandemi covid 19 menjalalar ke Negeri ini, dunia pendidikan ikut terdampak hebat berakibat perubahan sistem pembelajaran yang semula menggunakan pembelajaran tatap muka beralih ke pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan menggunakan jaringan Internet sebagai salah satu alternatif pembelajaran.
Guru mulai menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran agar guru tetap dapat menyampaikan disiplin ilmu kepada murid-muridnya, pembelajaran tetap berlangsung tetapi dalam dunia maya, anak-anak tetap masuk sekolah tetapi di sekolah maya, anak-anak tetap belajar di kelas tetapi kelas maya. Guru pun tetap menjadi tetapi Guru Maya. Guru dan murid bertemu hanya melalui jaringan internet melalui PC, Laptop, dan HP Andoid.
Hampir sebagian besar sekolah menggunakan sumber daya internet seperti pelajaran virtual, dukungan guru secara virtual, atau sistem tugas virtual, tetapi sekolah daring mengajarkan seluruh atau yang terutama menggunakan metode virtual. Artinya, interaksi antara murid dan guru tidak dilakukan bertatapan muka secara langsung, atau hanya untuk pelengkap.
Mengutamakan kesehatan dan keselamatan pendidik dan peserta didik adalah menjadi prioritas utama dalam pembelajaran masa pandemi covid 19, namun sebagai guru sejatinya guru, melihat dari sudut pandang disiplin ilmu serta kembali kepada hubungan batin antara guru dan murid tentunya guru tidak ingin mentransfer ilmu kepada muridnya secara maya. Walaupun efektif tetapi mempunyai banyak kelemahan dan perlu dikaji lebih lanjut oleh para pemerhati pendidikan dan pemangku kebijakan. Kalau ilmu sekedar ilmu maka google lebih pintar daripada sang guru. Tapi pendidikan karakter , pendidikan sikap dan keteladanan tidak dipunyai oleh google, tetapi dimiliki oleh para guru yang menjadi figur teladan bagi murid-muridnya.
Sosok Guru Dua Dunia, mendidik di dua dunia yaitu dunia nyata dan di dunia maya. Peran Guru di dunia nyata sejatinya bisa ditanamkan di dunia maya dengan perilaku yang bijak seorang guru menggunakan media sosial dan mengunakan intenet sebagai sarana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Bisa kah ? anda para guru hebat yang bisa menjawabnya.
Salam Hebat, Salam Literasi.
Artikel ini diikutkan Lomba Blog PGRI (tanggal 1 s.d 28 Pebruari 2021)
Nama Penulis :
ETIK NURINTO, S.Pd.SD
NPA PGRI : 12120600251
No. WA : 083134609000
Guru SDN Pabuaran
Kecamatan Bantarbolang
Kabupaten Pemalang
Secanggih apapun tehnologi, dalam penanaman karakter peserta didik tidak akan pernah bisa mengalahkan Guru Dunia Nyata
Sepakat, interaksi langsung guru dan siswa di dunia nyata berpengaruh besar pada pendidikan karakter. Terima kasih Bu Siti Marwanah.Salam Literasi