Seperti Apakah Kontribusi Mahasiswa Bagi Lingkungan Hidup?

Edukasi80 Dilihat
Sertifikat penghargaan. Dokumen pribadi

 

Empat tahun lalu, tepatnya 2017 saya masih berstatus sebagai mahasiswa Filsafat dan Teologi. Sebagai mahasiswa tugas saya dan Anda semua bukan hanya menuntut ilmu di dunia akademik internal kita bernaung. Melainkan kehadiran kita juga harus membawa semangat perubahan.

 

Cara yang paling mudah bagi mahasiswa adalah mengikuti “Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).”

 

Tujuan dari PKM adalah apa yang kita lihat, sentuh, rasakan, cium dan dengar bisa menyatu dengan semangat mencintai kehidupan bersama.

 

Mencintai dan dicintai adalah kegiatan timbal balik antara diri kita dengan sesama, lingkungan maupun alam ciptakan.

 

Maka, organisasi LSM yang bergerak di bidang kemanusiaan (Humaniora) selalu menekankan JPIC (Justice, Peace, Integrity of Creation). Khususnya di lingkungan Biarawan Katolik. Karena saya pernah berada di dalam organisasi ini.

 

Inilah pengalaman spiritual yang saya alami selama kurang lebih enam tahun dan berakhir pada penemuan ilmu pengetahuan.

 

Berbekal ilmu pengetahuan di bidang JPCI, saya dan beberapa rekan mahasiswa mengadakan riset yang sangat sederhana di Gunung Panderman kota Batu – Malang.

 

Selain destinasi spiritual, kami disuguhkan dengan keperawanan alam semesta yang sulit dipelajari dengan teori apa pun. Karena semesta mampu mendesain dirinya sendiri dan selalu terlihat sempurna di depan mata kita.

 

Berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk mengadakan riset?

Durasi waktu yang kami butuhkan untuk mengadakan riset adalah berangkat dari pengalaman kehidupan kami selama dua tahun tinggal di kota Wisata Batu. Tepatnya, di Jalan Hasanudin 42 depan rumah retret Syalom milik Suster SSpS. SSpS adalah Kongregasi Internasional kedua dari Societas Verbi Divine (SVD) yang berpusat di Style, Belanda.

 

Bukan hanya tinggal diam di situ saja. Melainkan, beberapa kali kami pernah mendaki gunung Panderman untuk membangkitkan kelima panca indera kami.

 

Setelah mengumpulkan hasil riset yang tajam terpercaya, kami memiliki keberanian untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

 

Tema lomba karya tulis ilmiah antar mahasiswa adalah “Peran Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat Dalam Mendukung Pengelolaan Hutan Lestari Untuk Kesejahteraan Masyarakat.

 

Gunung Panderman Sebagai Tempat Wisata Alam

Inilah judul karya tulis yang saya angkat. Alasan saya mengangkat tema tulisan ini adalah masyarakat Jawa Timur, Khususnya Surabaya, Malang dan sekitarnya selalu memilih untuk menghabiskan akhir pekan di kota wisata Batu.

 

Kedatangan mereka ke kota wisata Batu selain ikut meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, juga menciptakan kerusakan lingkungan. Hal ini bisa dilihat dari sampah plastik yang mulai bertebaran di setiap pojok pegunungan Panderman.

Selain itu, kebakaran gunung Pandeman beberapa tahun lalu juga bersumber dari manusia. Ya, karena segala sesuatu itu berasal dari manusia dan kembali kepada manusia sendiri. Inilah takdir yang kita tidak bisa hindari.

 

Penyebab kebakaran hutan Panderman juga memberikan polusi dan mengurangi udara segar. Karena Panderman adalah salah satu hutan paru-paru bagi Jawa Timur.

 

Keprihatian ini mendorong saya untuk terlibat dalam memberikan ide, gagasan sederhana bagi masyarakat Jawa Timur untuk peduli pada kelestarian hutan Panderman.

 

Meningkatkan Rasa keberadaan

Rasa keberadaan (sense og being) dan cinta akan hidup (sense of life) adalah harga mati dalam semangat JPIC.

 

Kehidupan bukan hanya sebatas keterlemparan diri kita dari rahim ibunda tercinta. Lebih jauhnya, kelahiran kita memiliki arah dan tujuan yang pasti yakni; merangkul, menerima, mencintai, peduli pada setiap orang.

 

Inilah nilai-nilai yang kita tidak pernah dapatkan di dalam ruang kuliah. Nilai ini kita dapatkan dari proses pergumulan yang panjang dalam mengarungi samudera kehidupan yang kian dan tak pasti ini.

 

Akhirnya, setiap mahasiswa memiliki potensi untuk berubah menjadi manusia-manusia handal dalam setiap bidangnya. Dari situ akan ada kesadaran untuk terlibat aktif dalam komunitas yang kita tempati.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan