Ekosistem Jaringan Penulis YPTD dan Kompasianer

Humaniora44 Dilihat

Salam sehat sobat YPTD, melalui Kopdar Penulis YPTD dan Kompasianer pada tanggal 20 Agustus 2022, saya selaku Penulis milenial merasa bersyukur.

 

Ya, rasa syukur saya karena dengan event semacam ini, saya pun belajar banyak hal.

 

Salah satunya adalah membangun jejaringan lintas profesi di tengah perkembangan era digital.

 

Nuansa Hospitality Sebagai Fondasi YPTD

 

Sebagai generasi milenial, terkadang saya sulit untuk tetap konsisten dalam berbagi karya.

 

Lantaran, psiko emosional saya yang kadang naik dan turun.

 

Ya, layaknya perjalanan menuju pencarian jati diri.

 

Namun, berangkat dari pertemuan bersejarah bersama Penulis YPTD dan Kompasianer di ruang serba guna lantai 4, Perpustakaan Nasional RI, saya mendapatkan insight tentang pentingnya relasi.

 

Relasi itu ada, karena nuansa keramahtamahan antar sesama pegiat literasi digital.

 

Terlebih Bapak Kombes Pol (Purna) Thamrin Dahlan yang telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berkarya di rumah Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan atau yang biasa dikenal YPTD.

 

Satu hal yang saya pelajari dari Bapak Thamrin Dahlan adalah dalam dunia kepenulisan tidak ada sekat-sekat sosial.

 

Nilai-nilai universal ini pun terus berkembang, seiring adanya animo atau perhatian dari lintas praktisi dalam membangun dimensi persaudaraan.

 

Persaudaraan itu tercipta, bila ada kerelaan untuk berbagi ‘say – hello, dan ragam senyuman khas dari para penulis di YPTD dan Kompasiana.

 

Terlepas dari beberapa poin di atas, saya juga berterima kasih kepada Bapak TM yang telah memberikan perhatian besar kepada saya untuk menjerumuska diriku ke dalam lingkaran orang-orang hebat di balik eksistensi YPTD.

 

Momentum ini menjadi salah satu coretan bersejarah saya.

 

Karena tanpa peran Bapak TM, saya pun tidak bisa berbuat banyak hal dalam mengeksplor minat saya di bidang literasi.

 

Berliterasi di tengah era digital yang bernuansa hospitality, menjadi satu kebangaan bagi saya.

 

Karena dalam cara yang berbeda, Bapak TM merangkul segala perbedaan menjadi sebuah maha karya yang spektakuler.

 

Terlebih, Bapak TM selain cerdas dalam memanajemen YPTD, beliau juga tidak melupakan budaya persuadaraan.

 

Inilah kekuatan yang saya rasakan selama bergabung di YPTD.

 

YPTD dan Kompasiana Sebagai Mitra Persaudaraan

 

Dalam semangat menebar literasi, YPTD dan Kompasiana juga tidak melupakan hakikat dari relasi sesama Kompasianer yang sebagian besar adalah Penulis YPTD.

 

Jika dilihat dari kacamata bisnis, tentunya di luar sana terjadi persaingan.

 

Hal itu tampak berbeda dengan YPTD dan Kompasiana.

 

 

Di mana, kedua platform digital ini mampu mengakomodir rasa kekeluargan sesama Penulis dengan mengadakan event temu kangen.

 

Rasa bangga dan terharu pun menyinari wajah-wajah Penulis YPTD dan Kompasiana di acara Ulang Tahun YPTD yang ke-2.

 

Makna persaudaraan ini akan terus berlanjut dalam situasi apa pun.

 

Sebab dalam dunia literasi, semua Penulis menjadi satu dalam mencerdaskan generasi bangsa.

 

Walau berbeda style, namun sesama Penulis punya satu tujuan yakni semangat berbagi ilmu, selain berbagi waktu, tenaga, dan pikiran.

 

Akhirnya, saya ucapkan terima kasih tak terhingga kepada keluarga Bapak TM yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berada di lingkaran YPTD.

 

 

Salam persaudaraan dari saya untuk para pembaca budiman.

 

Tinggalkan Balasan