Pengalaman Belajar Daring

Pengalaman Belajar Daring

Nama : Gusti Ayu Agung Dwi Novyari
Nim : 21075

 

Sejak awal wabah corona menjangkit yaitu tahun 2020 hampir di seluruh dunia pembelajaran dilakukan secara dalam jaringan (daring) dianggap menjadi solusi kegiatan belajar mengajar. Meski berbagai instansi pendidikan telah menyepakati, cara ini menuai banyak kontroversi di masyarakat.

Selain itu, kemampuan teknologi dan ekonomi setiap mahasiswa berbeda-beda. Tidak semua mahasiswa memiliki fasilitas yang menunjang kegiatan belajar jarak jauh ini. Koneksi lemah, alat penunjang yang tidak mumpuni, dan kuota internet yang mahal menjadi hambatan nyata. Ini juga berlaku bagi para pendidik atau guru yang mengemban tugas negara.

Karena semua mahasiswa harus belajar dari rumah melalui kelas online, mereka mengalami masalah yang sama yaitu koneksi internet yang buruk. Seperti yang kita ketahui, kelas virtual membutuhkan koneksi yang stabil untuk memastikan proses pembelajaran yang baik. Namun, hambatannya adalah para mahasiswa tidak dapat mengontrol stabilitas jaringan mereka. jika mereka tidak dapat menghadiri kelas karena koneksi yang sangat buruk, mereka akan melewatkan seluruh pelajaran dan akan sulit untuk memahami materi pada minggu berikutnya.

Menurut saya sebagai mahasiswa saya merasakan bahwa menjaga fokus dan konsentrasi selama pembelajaran online sangatlah sulit. saya mendapat beberapa gangguan dari lingkungan yaitu seperti suara pesawat, suara motor yang sedang melintas dikarenakan rumah saya ramai atau banyak orang yang bisa melewatinya dan juga suara tetangga yang ramai atau bahkan suara binatang yang muncul saat pembelajaran daring berlangsung. Akibatnya, kita para mahasiswa kesulitan untuk memahami penjelasan dosen. Untuk mengatasi masalah ini, para mahasiswa biasanya mengajukan beberapa pertanyaan kepada dosen dengan mengirim pesan kepada dosen di platform chatting atau bertanya langsung saat zoom meeting.

Pengalaman saya sewaktu diberikan tugas oleh dosen yaitu ada beberapa materi yang mungkin saya kurang paham dalam hitung-hitungan mungkin karena saya juga kurang begitu suka dengan hitung-hitungan dan saya berdiskusi dengan teman saya walaupun itu termasuk tugas pribadi, apabila saya tidak mengerjakan tugas tersebut saya tidak mendapatkan nilai daripada saya tidak mendapatkan nilai lebih baik saya menanyakannya kepada teman saya dan juga saat pengumpulan tugas ke dosen sedikit mengalami kendala dikarenakan jarak rumah saya dengan dosen tersebut sangatlah jauh, tentunya memerlukan kurir pengantar agar tugas yang saya kerjakan bisa sampai kepada dosen yang bersangkutan.Untungnya tugas yang saya titipkan pada petugas kurir dapat tersampaikan oleh dosen.

 

Adapun suka duka selama pembelajaran daring berlangsung menurut saya, suka dukanya yaitu sebagai berikut bisa lebih santai untuk mengatur waktu dan tidak perlu terburu-buru untuk berangkat ke kampus pagi-pagi hingga bermacet-macetan karena melawati jalan yang sangat ramai dan bisa menyebabkan terlambat sampai di kampus.

Lalu dukanya yaitu ada beberapa materi yang disampaikan oleh dosen secara daring yang sulit untuk dimengerti dan juga apabila sedang mengalami kendala jaringan yang cukup lama tetapi tidak ada toleransi dari beberapa dosen.

Meskipun begitu, pembelajaran harus terus berlanjut. Saya akan lebih giat lagi dalam belajar dan apabila ada materi yang tidak atau kurang saya mengerti bisa saya tanyakan kepada teman atau dosen. Dan juga setiap perkuliahan termasuk para stafnya tak kehilangan akal untuk mencari solusi segala kekurangan di tengah mewabahnya pandemi. Para dosen juga memiliki cara masing-masing dalam menyikapi kekurangan ini.

Harapannya adalah semoga pandemi covid-19 ini dapat berakhir agar para mahasiswa bisa memahami materi lebih baik lagi dan dapat dilakukan secara offline, meskipun dalam daring ini dapat menyita banyak kuota internet bagi mahasiswa maupun dosen tidak mengurangi semangat belajar dan mengajar.

 

Bukan hal baru namanya jika tidak menemui banyak masalah.
Tetap harus semangat belajar!

Tinggalkan Balasan