Sungguh memperjuangkan hidupnya kegiatan Gerakan Literasi di sekolah itu tidak mudah karena memerlukan kesamaan pikir dan visi diantara semua guru dan warga sekolah untuk menjalaninya.
Sering terjadi karena guru tidak biasa membaca dan tidak biasa belajar seumur hidup maka dia samakan siswa dengan dirinya, belajar apa adanya sesuai tugas hari ini dan selesai. Tidak ada kegiatan membaca dan tindak lanjutnya; menulis.
Padahal sesungguhnya jika seorang guru tahu bahwa membiasakan siswa membaca akan menjadi kenangan abadi bagi dirinya. Apalagi kegiatan itu merubah seseorang menjadi pebelajar seumur hidup yang senantiasa haus sukses dan semakin bijaksana. Akhirnya kembali kepada gurunya dulu bahwa karena gurunyalah dirinya menjadi gemar membaca sekaligus gemar menulis.
Sebaiknya guru mulai menggiatkan literasi baca tulis secara serius dan bukan sekedar wacana. Bukan sekedar jadwal terpampang, tetapi tidak ada rohnya. Berfokus kepada kebiasaan membaca dan menulis, akan berakibat kepada kesadaran belajar. Hal itu sangat diperlukan pengertian yang mendalam, serta keyakinan kuat akan goal dari GLS.
Tanamkan nilai pentingnya membaca pada siswa, insyaAllah buahnya akan terasa nantinya. Jangan bosan-bosan untuk menerapkannya membaca setiap hari, syukur jika membaca dilanjutkan dengan menulis. Karena ada membaca untuk menulis, Membaca untuk kesenangan, membaca senyap, membaca nyaring. Janganlah guru menyamakan dengan dirinya yang mungkin tidak suka membaca, tetapi pandanglah siswa sebagai penerusnya yang harus lebih tangguh menghadapi masanya 10 – 20 tahun ke depan.
Dalam pedoman Gerakan Literasi Sekolah, sekaligus bagian dari GLN disebutkan bahwa kegiatan membaca sangat berkaitan dengan menulis. Literasi Baca Tulis merupakan salah satu bagian literasi memerlukan pembiasaan membaca untuk memahami ide tulisan di dalam bacaannya, baik secara tersurat maupun tersirat. Setelah mendapatkan pengertian cukup maka kegiatan akan berlanjut kepada menuliskan. Kegiatan menuangkan ide dalam tulisan, untuk menjabarkan pemikiran yang bermanfaat bagi dirinya dan kemajuan umat.
Harap dipahami pula kegiatan yang sepintas sepele ini jika dilaksanakan dengan benar akan memberikan manfaat luar biasa, baik bagi diri pribadi maupun masyarakat dan bangsanya.
Setidaknya ada manfaat berikut ini :
- Sebagai kunci mempelajari ilmu pengetahuan
- Meningkatkan kemampuan berbahasa dan memperkaya kosakata
- Meningkatkan kreativitas dan imajinasi
- Meningkatkan empati
- Meningkatkan konsentrasi dan fokus
- Mengurangi stres
- Mengembangkan minat pada hal-hal baru
- Sebagai hiburan
Sebagai guru kita harus fokus dalam hal literasi baca tulis ini, terutama proses pelaksanaannya di lapangan. Tidak perlu diambil sulit, justeru diambil langkah sederhana saja. Kuncinya padukan kegiatan membaca dan menulis. Ada 4 pola yang bisa dilakukan.
- Membaca dan menulis bersuara
- Membaca dan menulis terpandu (dengan bimbingan)
- Membaca dan menulis bersama (dengan teman atau guru orangtua)
- Membaca dan menulis mandiri
Jalankan proses tersebut secara terus menerus. Sambil memberi keteladanan, sambil mendayagunakan perpustakaan, sambil menjalin kerjasama orangtua, sambil menyatukan seluruh potensi yang ada di sekolah. Prosesnya diamatidan dievaluasi, sambil terus diperbaiki bersama. Dengan cara ini maka GLS disatu sekolah tidak sulit lagi. Tidak ada istilah sulit setengah mati, jika dijalani prosesnya dengan senang hati. Judul di atas adalah untuk menggambarkan jika guru salah konsep sejak awal,akan terjadi kesulitan.
Tugas guru sebenarnya mengantarkan putra-putrinya ke masa depan, Satu masa yang jelas bukan milik kita, tetapi milik mereka. Situasi yang jelas berbeda sama sekali. Literasi sebagai bagian dari bimbingan budi pekerti, cukup itulah yang kita jaga agar nilai budi pekerti luhur tidak pernah luntur di berbagai zaman.
Baiknya kita resapi puisi tentang anak dari Kahlil Gilbran berikut ini
Anakmu Bukan Milikmu ( Kahlil Gilbran)
.
Anakmu bukanlah milikmu,
mereka adalah putra putri sang Hidup,
yang rindu akan dirinya sendiri.
Mereka lahir lewat engkau,
tetapi bukan dari engkau,
mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.
Berikanlah mereka kasih sayangmu,
namun jangan sodorkan pemikiranmu,
sebab pada mereka ada alam pikirannya sendiri.
Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak bagi jiwanya,
sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi,
sekalipun dalam mimpimu.
Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,
namun jangan membuat mereka menyerupaimu,
sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
ataupun tenggelam ke masa lampau.
Engkaulah busur asal anakmu,
anak panah hidup, melesat pergi.
Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,
Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,
hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat.
Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat,
sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap.
@ Blitar, 21 Februari 2021
# salam literasi untuk semua guru dan siswa di sekolah di mana saja dari Sabang sampai Merauke.
Oleh. Hariyanto – Blitar
NPA PGRI 113170200445