Oleh : Hariyanto
Menjadi seorang guru di periode kurikulum merdeka (kumer) saat ini menjadi tidak mudah. Hal ini disebabkan banyak faktor, salah satunya belum adanya budaya literasi yang tinggi yang menyebabkan prinsip belajar sepanjang hayat hilang dan tidak mandiri. Padahal dalam kumer seorang guru dituntut belajar mandiri, dalam Pelatihan Mandiri di Platform Merdeka Mengajar. Semua itu bisa didapat jika Guru dan Siswa rajin membaca dan berlatih diri.
Kemajuan tehnologi informasi telah merubah cara belajar siswa. Penggunaan IT dalam pembelajaran menyebabkan pengetahuan berkembang sangat cepat. Kecepatan informasi yang bisa didapat dengan mudah memerlukan budaya baru, selain terampil ber IT guru dan siswa juga trampil akan beretika dalam berkomunikasi. Kemajuan tehnologi pula yang membuka ribuan lapangan kerja baru, yang sekaligus merubah cara pandang siswa saat ini dalama dunia kerja ke depannya. Siswa memiliki pilihan pekerjaan baru dalam dunia baru yang serba digital. Di tengah situasi inilah kumer hadir dalam dunia pendidikan di negeri kita.
Struktur Kurikulum Merdeka di SD/MI dibagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran utama, yaitu:
- Pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler; dan
- Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kemajuan pengetahuan dan pemebelajaran harus tetap diiringi dengan kemajuan bidang karakter Pancasila.
Kumer diluncurkan sebagai salah satu rangkaian kebijakan merdeka belajar edisi ke 15. Kumer saat ini menekankan prinsip-prinsip pembelajaran dan assesmen benar-benar berorientasi pada siswa. Pembelajaran dalam kumer meliputi aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan pembelajaran. Kedua kompetensi inilah yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam kumer.
Dalam prinsip pembelajaran kumer dikenal sebagai berikut;
- Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian murid, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan murid yang beragam. Dengan demikian, pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
- Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas murid menjadi pembelajar sepanjang hayat.
- Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter murid secara holistik.
- Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya murid, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra.
- Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Prinsip Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar murid. Prinsip asesmen adalah sebagai berikut:
- Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk guru, murid, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Contoh: Guru menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kesiapan murid. Guru merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan balik agar murid menentukan langkah untuk perbaikan ke depannya.
- Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran. Contoh: Guru memikirkan tujuan pembelajaran pada saat merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan pada murid mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran. Guru menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
- Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya, dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai ke depannya. Contoh: Guru menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji. Guru menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya pada murid, sehingga mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
- Laporan kemajuan belajar dan pencapaian murid bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut. Contoh: Guru menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh murid dan orang tua. Guru memberikan umpan balik secara berkala kepada murid dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-sama, serta melibatkan orang tua.
- Hasil asesmen digunakan oleh murid, guru, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Contoh: Guru menyediakan waktu untuk membaca, menganalisis, dan melakukan refleksi hasil asesmen. Guru menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh murid, guru, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Sesuai tugas dan kewajiban seorang guru yaitu melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan serta melakukan assesmen secara benar. Muara dari tindakan guru yang sesuai dengan rambu-rambu di kumer baik dalam pembelajaran maupun assesmen adalah pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan pembelajaran yang bermakna, Assesmen yang adil dan berimbang, serta sesuai tujuan.
Guru dalam kumer harus menguasai kompetensi pendekatan pembelajaran yang baik dan assesmen yang benar. Sehingga siswa belajar dengan senang, bukan sebaliknya seperti yang ditulis dalam halaman FB saya oleh Dr. Yohanes Moeljadi Pranata siswa yang mengeluh :
AKU TAK SUKA MATA PELAJAR ITU .. !
- Tujuan tidak jelas, aku harus bisa apa ?
- Tidak jelas manfaatnya bagiku
- Tidak nyambung dengan realitas sehari-hari
- Aku tidak dilibatkan, hanya diperintah saja.
- Apa ukurannya agar aku dinyatakan berhasil ?
- Abstrak, absurd, tidak menarik, membosankan.
- Tidak sesuai minat, bakat, gaya belajarku
- Bahan ajarnya monotone, tidak menantang
- Dalam bekerja aku dibatasi, tidak merdeka
- Penilainnya tidak jelas, tak neyambung , tak adil
- Hanya dijejali materi, bukan diasah kompetemsiku
- Minat, bakat potensiku tidak dioptimalkan.
Keluhan siswa seperti ini, mungkin bisa dihilangkan jika saja pelaksanaan kumer di lapangan bisa diterapkan oleh guru. Semoga.
Blitar, 9 Agustus 2022
Hariyanto