Akhir Perjalananku di TNI AL

BUKU, KMAB, YPTD36 Dilihat

 

Dokpri

Akhir Perjalananku di TNI AL

Manusia lahir, tumbuh remaja, dewasa dan menua adalah menjadi hukum alam yang tidak dapat terbantahkan. Namun adakalanya siklus manusia tidaklah sampai menua namun di dalam perjalanannya harus berhenti karena sakit dan akhirnya menghadap Yang Maha Esa diusia muda. Setiap orang pasti akan kembali ke Haribaan Illahi, tidak ada yang abadi di dunia.

Namun kala Sang Pencipta masih memberikan kehidupan kepada kita sebagai manusia maka amat perlu untuk mensyukuri kenikmatannya. Cara bersyukur manusia berbeda-beda sesuai sudut pandang manusia. Demikian juga denganku, Allah SWT telah memberikan berkah berupa kesehatan, keluarga dan karir yang menurutku cukup gemilang.

Tiga puluh delapan tahun perjalananku mengabdi kepada TNI AL menjadikan sejarah dalam kehidupanku. Tidak pernah terbayangkan jika aku bisa melewatinya dengan dinamika penugasan ditempat berbeda walau masih di Jakarta. Bersyukur masih berdinas di Jakarta paling tidak aku masih bisa membagi waktuku dengan keluargaku terutama putra tercintaku.

Bekerja dimanapun selalu ada suka dukanya, namun aku lebih menyikapinya sebagai suatu berkah dari Allah SWT. Jika aku selamanya suka, aku takut lupa untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan kepadaku dan keluargaku. Jika aku berduka itu adalah warna kehidupan yang harus aku jalani agar aku tidak pernah melupakan Sang Pencipta yang penuh rahmat kepada umatnya.

Setiap kali hidupku landai-landai saja, Allah SWT senantiasa memberiku lecutan-lecutan agar aku tidak terlena dengan rutinitas di tempat kerjaku. Terkadang Yang Maha Esa memberiku hadiah berupa kesempatan belajar dengan biaya dinas dan terkadang aku diberikan ujian dengan sulitnya untuk mendapatkan pangkat lebih tinggi. Sulit menurutku karena adanya aturan yang cenderung tidak konsisten.

Aku tidak dapat menyalahkan tentang kondisi ini karena membuat peraturan agar keinginan semua orang terwadahi bukanlah hal yang mudah. Terlepas dari prasangka buruk, institusi pasti memikirkan yang terbaik bagi personelnya. Hal ini juga dikarenakan pemahaman yang berbeda dari para pelaksana di lapangan. Tidak mengapa, faktanya titik terakhir pencapaianku dapat terwujud walau sedikit tertatih-tatih.

Hal yang membuatku bangga menjadi prajurit TNI AL tatkala pengabdianku dapat bermanfaat bagi institusi dan orang lain. Aku tidak hanya menjadi seorang prajurit namun aku juga menjadi guru bahasa Inggris di TNI AL. Tidak pernah terpikirkan menjadi guru di TNI AL amatlah menyenangkan. Ketika aku berinteraksi di kelas aku serasa lebih hidup dan bersemangat. Aku berusaha bisa masuk ke level apapun dari latar belakang pendidikan, pangkat dan kemampuan dari para siswa.

Kebersamaan dengan para siswa tidak akan datang lagi karena waktu telah tiba untuk menikmati masa purnaku dan menjalani kehidupan baru dengan profesi baru. Beberapa orang bertanya, setelah purna apa yang akan aku kerjakan. Banyak sekali yang hendak aku ungkapkan namun aku hanya dapat menjawab mengajar dan menulis. Beberapa impianku belum terwujud seperti harapanku agar putraku segera mendapat pekerjaan, berkeluarga dan aku melanjutkan travelling sambil mengajar dan menulis.

Seperti beberapa kalimat yang terangkai indah oleh seorang motivator di IG nya keys4success dengan judul “Mencintai Diri Sendiri.“ kalimat-kalimat ini aku tulis utuh dalam bahasa Inggris karena artinya sangat mengena di hatiku. Inilah kalimat-kalimat yang mungkin bisa menjadikan hidup lebih berarti dengan memulai kegiatan yang sederhana.

“Fall in love with your life”

Wake up early, buy your favorite coffee, go for a walk, and eat good food.  Wear what makes you feel confident and listen to your favorite music and song.”

Purposefully create these small moments that make you feel in love with your life.

Sebenarnya kegiatan diatas tidak hanya untuk seorang yang purna tugas sepertiku namun juga bisa dilakukan oleh mereka yang menghargai diri sendiri.

Sebelum aku benar-benar dilepas dari TNI AL, aku sempat berpamitan kepada para pejabat jika 1 Oktober 2024 adalah saatnya aku meninggalkan TNI AL untuk menikmati suasana yang berbeda. Tiba-tiba salah seorang pejabat berkata, “Miss! Nanti akan diacarakan sekalian syukuran yang naik pangkat. “ Seketika hatiku berbunga-bunga. Aku tidak menyangka jika aku dan senior lain akan purna diacarakan karena personel yang purna sebelumnya tidak diacarakan. Bagiku itu suatu hadiah dari Tuhan YME.

Masih melekat dalam ingatanku ketika aku pertama kali diterima menjadi prajurit. Aku dan teman-temanku diterima dengan upacara khusus kemudian kami di plonco dengan tembakan dan berguling-guling. Itulah aku awal masuk basic training. Mendebarkan namun menyenangkan karena saat itu aku masih muda, baru lulus dari SMA. Hingga aku dilantik dengan pangkat terendahku, Sersan Dua.

Semua tahapan ketika mulai masuk menjadi prajurit hingga ditempatkan di beberapa instansi memberikankanku pengalaman yang berbeda-beda. Beberapa kesempatan belajar ke luar negeri seperti ke Amerika dan Australia; penugasan ke Saudi Arabia, Lebanon; pertukaran perwira ke Singapore dan Malaysia, rapat di Thailand dan kunjungan ke Korea, semua itu adalah reward dari Tuhan YME, melalui TNI AL.

Slogan,”Join the Navy to see the world” adalah benar jika kita sebagai prajurit mau belajar dan bekerja keras. Tidak ada yang serba kebetulan di dunia ini. Semua capaian harus disertai dengan usaha dan berdoa. Beberapa orang bilang jika aku adalah prajurit yang beruntung dibandingkan teman-temanku. Aku mendapat biaya dinas untuk S1-ku dan bahkan S3-ku. Sedangkan tidak mudah bagi teman-temanku seangkatan mendapatkan biaya dinas S3.

Kebetulan aku suka sekolah dan teman-temanku lebih memilih mengembangkan ketrampilan lainnya yang aku rasa juga bermanfaat bagi mereka dan TNI AL. Beberapa temanku berkomentar, ”Untuk apa sekolah terus, pangkat kita akan begini-begini saja.”  Aku membenarkan perkataannya namun aku memiliki prinsip lain tidak sekedar mengejar pangkat tapi sebagai bekal ketika saatnya aku harus berhenti dari TNI AL.

Tibalah perjalanan karirku di TNI AL hingga titik terakhir. Beberapa pesan dari bapak pimpinan membuat keberadaanku terhargai. Beliau memberikan hadiah atas nama lembaga berupa ucapan terima kasih yang dibingkai dengan warna emas juga hadiah-hadiah lain dari sahabat-sahabat para prajurit wanita satu kantor, atasan dan staff lainnya.

Akupun pamit dan mengucapkan terima kasih atas perhatian bapak pimpinan dan rekan-rekan sejawatku.  Lagu selamat purna tugas yang terwakili oleh lagu selamat ulang tahun menambah hatiku makin terharu. Aku melangkah meninggalkan ruangan pertemuan sembari berucap dalam hati, “Terima kasih Tuhanku, akhirnya aku dapat menyelesaikan pengabdianku di  TNI AL dengan berkahMU.”

 

Jonggol, 30 November 2024

Nani Kusmiyati

Sumber: Artikel Nani di Buku Antologi Harus Berhenti, Nubala Project.

Tinggalkan Balasan