PENTIGRAF ANTRE APES
Oleh : Hariyanto
Budaya antre sudah sering kita dengarkan. Maka praktik di masyarakat pun banyak kita lihat. Ada saat antrean sangat mengular dan indah dilihat seperti di bank, di stasiun Ada juga yang terjadi lima kilometer panjangnya. Itulah kemacetan. Bahkan antrean esktrim seperti helm atau sandal untuk mewakili dirinya sungguh terjadi.
Ada konsep antrean “first come, first served” misalnya memang tidak untuk diaplikasikan ke semua jenis antrean. Ketika periksa kesehatan , atau menunggu vaksinasi semua bisa antre sesuai urutan, siapa datang duluan, mendapat pelayanan terlebih dahulu. Namun praktiknya bisa berbeda jika ada kusus misalnya di kasir supermarket. Nggak adil juga orang yang belanja 3 barang harus menunggu di belakang orang belanja 3 troli. Atau orang setor uang di bank. Tentu beda antrean setor uang sejuta dengan se milyard. Karena semua harus melewati hitungan dulu. Itulah kenapa biasanya di tempat-tempat seperti itu ada jalur-jalur khusus sesuai kebutuhan pelanggan.
Ini beda lagi dengan ketika antre di depan bilik WC umum….tingkat intensitas BAB dan jenis sakit perutnya bikin aturan ini bisa berubah sewaktu-waktu. Antrean menjadi lebih eksklusif. Inilah yang dialami Parto ketika mengalami masalah BAB tidak tertahankan, namun menemui antrean yang mengular. Dia pun keluar antrean berlari mencari sebuah batu hitam. Dipegangnya kuat-kuat batu itu dan……orang-orang pun pada menyingkir.
Blitar, 9 September 2021