Bertemu dengan orang tua yang cuek adalah tantangan bagi seorang guru membersamai anak-anak mereka. Berusaha mendekatkan diri supaya ada keterikatan namun tetap no respon.
Apakah seorang guru harus maju terus sementara para orang tua cuek tanpa ada rasa ingin mengetahui perkembangan anak-anak nya.
Dalam hal ini dimana letak salahnya? Apa penyebab terbesar munculnya masalah ini?
Hmmm entahlah…
Yang pasti ini adalah kejadian yang memang ada, dan para guru yang bercerita pun sudah mulai menarik diri. Rasa kwatir takut salah dalam berbicara, bersikap dan bertindak. Bagi guru itu adalah solusi, solusi yang sebenarnya mereka tidak tahu apakah itu akan menjadi perubahan dalam sebuah hubungan.
Sebenarnya sebagai seorang guru mereka telah melakukan kewajiban dengan sangat baik. Membersamai anak-anak dengan sepenuh hati. Namun jika dalam perjalanan ada kejadian yang tidak sesuai dengan harapan, yaaa… Seorang guru tidak harus bersedih dan memilih untuk diam.
Sebagai seorang manusia mereka telah melakukan apa yang bisa mereka lakukan, adapun yang tidak biasa hadir dalam kebersamaan membersamai anak-anak itu adalah hal yang biasa. Hal yang tidak perlu menjadi pikiran sampai memilih untuk diam.
Sebaiknya menjeda nya sejenak saja, setelah itu bangkit dan mulai lagi. Yakinlah akan ada saja hal positif hadir dalam hidup jika segala sesuatu yang dilakukan hanya karena_Nya. Luruskan lagi niat dan ikhlaskan. Ikhtiarnya dilanjutkan setelah itu biarlah Allah yang mengatur dan memberi solusi terbaik.
Sebagai orang tua sebenarnya cuek terhadap guru anak kita, bukanlah hal yang patut diperlihatkan. Apa yang mau ditampakkan dimata seorang guru? Ego apa yang mau ditampakkan? Atau gaya apa yang mau ditunjukkan?
Akankah kesadaran itu harus ditunggu dulu hadirnya, sampai guru anak kita yang telah berkorban banyak merasa bersalah terus dengan sikap kita. Ayoo lah Ayah dan Bunda… Bersikaplah baik dan bijak terhadap guru anak-anak kita. Jangan berlama-lama men cuekin mereka.
Jikalah para orang tua sadar akan peran seorangĀ guru, maka tidak akan sanggup mereka membuat hati seorang guru sedih apalagi merasa bersalah dengan perlakuan orang tua terhadap mereka.
Intinya adalah jika mau dihargai orang maka belajarlah menghargai orang lain juga. Karena apa yang kita lakukan akan kembali lagi kepada kita. Selagi anak-anak kita memiliki guru-guru yang peduli dan terbaik bagi anak-anak kita maka jangan pernah lepas guru-guru tersebut. Penyesalan datangnya memang di akhir, maka jangan sampai itu terjadi.