Pep Guardiola (Foto AFP/Paul Ellis).
Juergen Klopp memang sangat menghormati sosok Pep Guardiola. Rasa respect nya itu bukan sekedar basa-basi tetapi ditunjukkan dengan fakta persaingan yang sehat di antara mereka sebagai manajer.
BACA JUGA : Pelajaran Berharga Untuk Bayern Munchen dari Villarreal.
Menurut Klopp, sosok Guardiola adalah seorang manajer yang luar biasa. Pelatih asal Jerman itu tahu bahwa lemari trofinya akan jauh lebih penuh jika tanpa Guardiola ada di kompetisi.
Klop pertama kali bersaing sebagai manajer adalah saat mereka bertemu di Bundesliga. Ketika itu Guardiola menjadi manajer Bayern Munchen dan Klopp manajer Borussia Dortmund.
Bersama Bayern Munchen, manajer asal Spanyol dan mantan pelatih Barcelona ini berhasil meraih trofi juara sebanyak 3 tahun berturut-turut sejak 2013 – 2016.
Pada tahun 2013 itu Klopp hanya mampu meraih Piala Super Jerman 2013 bersama tim asuhannya Dortmund. Pada kompatesi sebelumnya, 2010-2011 dan 2011-2012, Klopp meraih juara Bundesliga bersama Dortmund.
Saat itu Dortmund sudah tidak lagi merasakan manisnya titel Bundesliga sejak terakhir kali mereka meraih trofi pada musim kompetisi 2001/2002.
Kedatangan Juergen Klopp pada tahun 2008 itulah yang membuat Dortmund perlahan tapi pasti menyusun pondasi kekuatan mereka. Pada awal hadirnya, Klopp langsung mampu meraih Piala Super Jerman 2008.
Pelatih berusia 54 tahun itu berkata seperti dilansir Theatletic.com (7/4/22) : “Jika saya menjadi orang yang berbeda, saya mungkin sedikit tertekan tentang fakta bahwa Pep Guardiola terus-menerus melatih tim semacam ini.
“Mungkin di Dortmund kami bisa memenangkan lebih banyak gelar jika Pep tidak berada di Bayern.
“Sekarang, hampir sama, bayangkan jika dia tidak berada di sini, kami mungkin bisa memenangkan setidaknya satu gelar liga lagi.”
Hal tersebut dikemukakan Klopp menjelang pertemuan Liverpool dengan Manchester City di Etihad pada Minggu (10/4/22) pukul 22.30 WIB.
Pep Guardiola bersama Manchester City berhasil meraih trofi Liga Inggris sebanyak 3 kali yaitu pada tahun 2017-2018, 2018-2019 dan 2020-2021. Hanya pada musim kompetisi 2019-2020, gelar tersebut direbut Liverpool.
Liverpool pada tahun 2019 berhasil meraih trofi Liga Champions bersama Klopp sedangkan Guardiola hingga saat ini belum pernah lagi meraihnya sejak membesut Barcelona.
Menurut data Premierleague.com (8/4/22), sejak musm kompetisi 2018 -2019, Manchester City sudah mengumpulkan 338 poin dan Liverpool 337 poin. Hanya terpaut satu poin menunjukkan bahwa persaingan kedua klub ini sangat ketat.
Kini pada musim kompetisi 2021-2022, kedua tim kembali bersaing memperebutkan gelar bergengsi di kompetisi Premier League ini. Para pengamat memperkirakan bahwa duel pada pekan ke-31 bagi kedua tim adalah duel penentuan juara.
Fakta menarik bagi Liverpool adalah saat ini berada di jalur untuk total poin tertinggi kedua oleh tim yang berada di urutan kedua dalam sejarah Liga Premier.
Pencapaian terbaik setelah total 97 poin mereka pada musim 2018/19. Saat itu hanya selisih satu poin dengan City sang peraih trofi Premier League.
Persaingan berkelanjutan yang sekarang di antara Manchester City dan Liverpool belum pernah terjadi sebelumnya. Ada argumen yang menyebutkan bahwa sekarang ini adalah persaingan Liga Premier terbesar dalam sejarah panjangnya.
Di tengah rasa hormat Klopp kepada Guardiola, mari kita nikmati saja duel penentuan juara Liga Inggris pada musim kompetisi tahun ini di Hari Minggu (10/4/22) mulai pukul 22.30 WIB. Pemenangnya sangat berpeluang besar meraih juara Premier League.
Salam bola @hensa.