Novel : Kisah Cinta Jomlo Pesantren (3)

KMAB, Novel55 Dilihat

Ilustrasi wanita idaman jomlo pesantren (Foto by iStockphoto).

Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren ini ditulis khusus dalam rangka mengikuti program KMAB yang diselenggarakan oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan mulai 7 Juli 2022 – 17 Agustus 2022. 

BACA Kisah Cinta Jomlo Pesantren (1). 

Episode 3. 

Sejak perkenalan pertama di Perpustakaan itu, aku sudah hampir sebulan ini tidak bertemu dengan Mikayla Angela.

Mungkin karena kesibukanku menyelesaikan tugas akhir dan perkuliahan yang membuat kesibukanku menyita waktu untuk fokus.

Bahkan dengan Arga dan Fadli, kedua sahabatku ini juga sudah jarang bertemu karena kesibukan masing-masing.

BACA JUGA Novel : Kisah Cinta Jomlo Pesantren (2)

Aku berfikir, mungkin ada baiknya juga aku tidak lagi bertemu dengan Mikayla Angela. Rasa kecewa ketika aku melihat foto Mikayla ada di Ponsel Arga yang bisa dipesan dengan tariff tertentu.

Tetapi apakah benar Kayla adalah “ayam kampus” yang saat ini kembali ramai dibicarakan lagi di Kampus ini. Aku tidak boleh menuduh sembarangan tanpa ada bukti yang valid.

Namun ada rasa galau yang sangat mengganggu rasa takut kandasnya harapan selama ini kepada gadis itu. Sungguh aku belum pernah merasakan hal seperti ini.

Akhir pekan aku pulang ke Pesantren. Selain untuk menenangkan hati yang sedang risau juga sudah hampir dua bulan aku tidak menengok Ibu dan Bapak.

Setiap pulang ke Pesantren, aku biasanya kembali segar dalam pikiran ibarat battery yang baru saja diisi ulang. Seperti pagi itu aku sangat asyik menikmati udara segar di sekita hijaunya pesawahan sekitar Pesantren.

Sawah yang terhampar luas ini adalah lahan pendapatan bagi Pesantren. Hasil panen dari sawah ini dijual ke Pasar Induk berupa beras yang sudah dikemas. Atau juga disalurkan ke mini market sekitarnya.

Berjalan di pematang sawah dalam udara segar pagi hari, rasanya hati ini begitu tenang. Sejauh mata memandang hanya ada dedaunan hijau pohon perdu dan pesawahan terhampar seluas dan selapang dadaku.

Inilah yang aku dapatkan ketika aku pulang ke Pesantren Darul Madinah. Tentu saja ada hal utama yaitu segala nasihat penuh hikmah dari KH Ahsan Ghufron. Beliau selain Bapakku, juga pemilik dan pendiri Pesantren.

Hanya satu yang bikin aku “bete” setiap pulang ke Pesantren yaitu pertanyaan Ibu. “Hen, kapan kamu kenalkan calon istrimu?” Sama seperti yang kualami ketika pulang kali ini.

Mendapat pertanyaan Ibu, aku biasanya hanya tersenyum sambil menjawab pendek. “Sabar Bu, nanti juga kuperkenalkan.”

Sebenarnya bicara calon teman hidup aku kembali teringat kepada Mikayla Angela. Jika teringat dia, maka rasa risau itu kembali datang. Aku masih terus mencoba untuk melupakannya.

BERSAMBUNG Episode 4. 

@hensa.

Tinggalkan Balasan

4 komentar