Ilustrasi cover novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren (Foto by Ajinatha).
Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren ini ditulis khusus dalam rangka mengikuti program KMAB yang diselenggarakan oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan mulai 7 Juli 2022 – 17 Agustus 2022.
Episode 10
Mikayla sedang berlibur semester di Medan, sementara saat itu Ibunya sedang mendapat tugas dari perusahaannya ke luar Kota.
Sudah sejak awal, Mikayla sudah merasakan firasat tidak baik saat mereka makan malam bersama Ayah tiri dan ketiga adik laki-lakinya.
Ayah tirinya suka mencuri curi pandang dengan pandangan yang aneh tapi sekali lagi Mikayla mencoba berfikir bahwa itu hanya perasaannya saja.
Di kamar tidur itu Mikayla terlelap hingga saat dini hari yang sepi itu dia baru tersadar ketika merasakan adanya dekapan kuat bak birahi kuda jantan liar dan buas yang membuat Mikayla tak berdaya.
Mikayla berusaha meronta namun sia sia. Semakin keras meronta maka semakin buas lelaki biadab itu. Beberapa saat kemudian Mikaylapun terkulai lemah. Kini Mikayla ibarat sekuntum bunga yang layu, lusuh penuh dengan debu.
Sebuah noda dosa berwarna merahpun menetes basah diatas sprey putih itu. Hanya tangisan pilu Mikayla penuh dengan perih dan sedih.
Peristiwa malam jahanam itupun harus terjadi. Bagi Mikayla Ayah tirinya adalah seorang biadab lebih buas dari binatang buas manapun.
Aku mendengarkan Mikayla yang bercerita sambil berurai air mata. Aku melihat wajahnya begitu murung penuh dengan kepedihan dan penderitaan.
“Sejak itu aku sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan keluargaku di Medan. Aku sampai saat ini masih menaruh rasa dendam terhadap lelaki,” kata Mikayla ditengah-tengah isak tangisnya.
Aku masih terdiam mendengar cerita memilukan ini. Tidak bisa terbayang bagaimana penderitaan yang harus ditanggung gadis yang malang ini.
Menghilangkan trauma akibat perkosaan membutuhkan waktu yang lama. Aku kagum kepada Mikayla yang begitu tegar bercerita kembali peristiwa traumatis itu.
Dia begitu lancarnya bercerita peristiwa pedih itu dan aku adalah orang yang dia percaya untuk mendengarkan isi hatinya.
Sebagian besar wanita yang mengalami perkosaan tak pernah bisa melupakan peristiwa pedih tersebut seumur hidupnya. Apalagi bagi Mikayla, yang merengut dengan paksa mahkota gadisnya adalah Si Biadab ayah tirinya.
Sungguh memilukan. Tentu saja efek dari tindakan biadab itu telah merasuk ke seluruh sendi kehidupannya. Bisa jadi Mikayla memilih untuk tidak menikah selama lamanya.
Akibatnya trauma itu Mikayla menganggap bahwa setiap pria adalah sama, jahat, kejam dan tak bisa lagi dipercaya.
“Mas Hendar, aku ini wanita yang sudah berlumur dengan dosa. Sangat terhina. Apakah Tuhan mau memaafkanku jika aku kembali ke jalanNya?” Tanya Mikayla seolah bertanya kepada dirinya sendiri.
“Kayla, tentu saja Tuhan itu Maha Pemaaf tinggal kita melakukan taubat dan kembali kepadaNya.”
“Apa yang kulakukan selama ini hanya sekedar untuk bertahan hidup namun ternyata jalan ini adalah jalan sesat. Aku telah salah melangkah,” kata Mikayla lagi.
“Kayla yang penting bagimu sudah mau menyadari karena masalah dalam hidup itu bukan untuk dibiarkan, tetapi harus dihadapi dengan segala risiko yang harus dijalani.”
“Mas Hen jujur saja saat aku bertemu denganmu, ada rasa damai tatkala mendengar tutur kata yang keluar dari seorang lelaki yang baik penuh ketulusan,” kata Mikayla. Aku tertegun penuh dengan haru mendengar penuturan jujurnya tentang diriku.
Kehidupan selalu menawarkan harapan bagi siapa saja yang terus bersungguh sungguh dalam berupaya. Buanglah semua fikiran dan pandangan yang melemahkan.
Ambillah hal hal yang secara nyata membawa keluar dari masalah rumit yang tidak bisa selesai dalam hitungan detik. Yakinlah bahwa Allah adalah sebaik baik Penolong.
Sejak pertemuan malam itu aku semakin simpati dengan nasib Mikayla. Aku semakin bertekad untuk memberikan semangat kepadanya apalagi Mikayla sudah bertekad ingin kembali ke jalan yang penuh dengan warna putih.
Lambang kesucian dambaan semua insan yang berharap selalu dengan kasih dan sayangNya.
Hari kemarin hanya sesekali saja boleh di tengok, sekedar sebagai pengingat pengalaman pahit. Hari di depan jauh lebih penting dan hari ini adalah kepastian langkah menuju ke sana.
@hensa
1 komentar