Ilustrasi cover novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren (Foto by Ajinatha).
Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren ini ditulis khusus dalam rangka mengikuti program KMAB yang diselenggarakan oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan mulai 7 Juli 2022 – 17 Agustus 2022.
Episode 11
Aku sendiri heran mengapa begitu penasaran dengan sosok gadis bernama Mikayla Angela. Begitu kuat keingin tahuanku lebih dalam tentang dirinya. Terutama ketika aku tahu dia adalah Ayam Kampus.
Aku tidak percaya bahwa itu adalah nyata. Walaupun aku pernah melihat foto dirinya ada di ponsel Arga, sobatku yang pertama kali menyebut Mikayla adalah ayam kampus.
Awalnya aku tidak percaya, tapi Arga selain anak Kedokteran yang paling urakan, dia juga adalah mahasiswa yang pergaulannya sangat luas. Sehingga informasi itu bisa saja benar.
Sejak aku berkunjung ke rumah kost Mikayla, banyak informasi dari gadis cantik ini yang sangat mengharukan. Bahkan mungkin sangat tragis dengan cerita masa lalunya.
Kendati begitu aku masih penasaran dengan kegiatan Mikayla terakhir ini apakah masih aktif dalam bisnis online yang penuh dosa itu atau sudah tidak.
Tiffany adalah orang yang tepat untuk dihubungi karena gadis ini adalah teman karib Mikayla. Entah kebetulan atau tidak, Tiffany yang adik kelasku waktu SMA dulu ternyata satu fakultas dengan Mikayla.
Aku masih memiliki nomor ponselnya. Aku coba kontak Tiffany namun nada panggil ponselku tidak ada respon. Aku akhirnya menuliskan pesan melalui aplikasi WhatsApp.
Hampir setiap sore Kota Bandung diguyur hujan. Sore itu aku baru saja selesai membantu dokter Hambali dalam aktivitas operasi seorang pasien usus buntu.
Aku tidak langsung meninggalkan Rumah Sakit tapi masih duduk menikmati secangkir kopi panas di Kantin sambil menunggu hujan reda.
Suasana Kantin selalu ramai sepanjang hari. Para pengunjungnya terutama dari mereka yang keluarganya sedang menjalani rawat inap di Rumah Sakit ini.
Sedang asyik menikmati hangatnya kopi, tetiba ponselku berbunyi. Panggilan dari Tiffany.
“Hallo, Tiffany!”
“Mas Hen, tadi telpon ya. Tumben Mas, ada apa?” Suara Tiffany.
“Oh gak apa-apa. Kita bisa ketemuan Fany?”
“Iya boleh. Gimana kalau besok siang saja. Paginya aku ada asistensi praktikum Kimia Organik.”
“Baik Fany. Terimakasih ya,” kataku.
“Mas Hen sepertinya ada yang penting ya?”
“Iya penting. Tapi nanti besok saja yang pentingnya itu nanti aku ceritakan kalau kita ketemu.” Kataku sambil tertawa.
@hensa.
1 komentar