Memahami Filosofi Mendirikan Sholat

Ilustrasi Foto by Rumahzakat.org

Peristiwa Isra Mi’raj adalah peristiwa luar biasa bagi seorang Muhammad SAW, Nabi pamungkas yang ditakdirkan Allah untuk menyempurnakan semua ajaran dari Kitab-kitab sebelumnya yang pernah diturunkan Allah ke Bumi.

BACA JUGA : Pandemi Covid-19 dan Perwujudan Tatanan Hijrah

Bagi Nabi Muhammad SAW, peristiwa Isra Mi’raj adalah persembahan dari Allah yang sangat berharga.

Bagaimana tidak pada saat Nabi Muhammad tengah berduka karena kehilangan dua orang yang sangat dicintai dan dibanggakannya.

Istrinya Siti Khadijah dan pamannya, Abi Tholib dalam waktu yang hampir berdekatan telah dipanggil kepangkuan Allah.

Dalam kesedihan yang dalam tersebut, Nabi mendapat perhatian dan kasih sayang Allah untuk melakukan perjalanan Isra dan Mi’raj.

Perjalanan Isra Miraj ini memiliki arti yang sangat luas. Allah telah menjadikan perjalanan ini sebagai pelipur kesedihan Nabi Muhammad.

Perjalanan Isra Miraj ini juga sebagai penyegaran tingkat keimanan bagi Muhammad. Pembangkit semangat dalam menghadapi perjuangan mengamalkan Agama Allah untuk umat manusia.

Dengan Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dan Mi’raj dari Masjidil Aqso menuju Sidratul Muntaha, Muhammad adalah satu-satunya Nabi yang mendapat kesempatan berdialog langsung dengan Allah.

Nabi Musa pernah berdialog dengan Allah namun melalui hijab Gunung Tursina sedangkan Muhammad langsung berhadapan pada momen Isra Miraj tersebut.

Ruh dari peristiwa ini adalah makna sangat dalam yang harus direnungkan secara ritual.

Makna perjalanan dari Mekkah ke Baitul Maqdis adalah makna hubungan horizontal diantara hamba yang harus terjalin dalam kehidupan di Dunia ini.

Sedangkan makna perjalanan dari Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha adalah hubungan vertical antara hamba dengan Penciptanya.

Hubungan antara mahluk dengan Sang Khaliq adalah keniscayaan yang mutlak dari wujud kekuasaan Khaliq kepada mahluk yang tiada daya.

Isra Miraj juga harus dikaitkan dengan perintah Sholat. Sesungguhnya inilah inti dari Isra Miraj yaitu perintah Sholat.

Dalam dialog dengan Allah, Nabi Muhammad ditawarkan 50 kali Sholat setiap harinya. Namun tidak sanggup membayangkan umatnya menjalankan perintah Allah tersebut.

Akhirnya Nabi menerima hanya 5 kali sholat dalam sehari dengan jumlah 17 rakaat. Isya 4 rakaat, Subuh 2 rakat, Dhuhur 4 rakaat, Ashar 4 rakaat dan Maghrib 3 rakaat.

Untuk mengenal inti dari ruh Isra Miraj dibutuhkan piranti keilmuan dan dasar-dasar pemahaman yang representative.

Rujukan utama dari piranti keilmuan itu adalah Al Quran dan Hadist yang merupakan warisan berharga dari Nabi Muhammad SAW.

Allah berulang kali dalam KitabNya memerintahkan hambaNya dengan kata “Dirikanlah Sholat.” Iya benar, kalimat itu adalah mendirikan sholat karena dalam ajaran Islam disebutkan bahwa Sholat merupakan Tiang Agama seperti sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya.

“Dan dirikanlah sholat untuk mengingatKu.” Demikian Firman Allah dalam Al Quran (QS Thaha : 14).

Demikian salah satu FirmanNya dalam Al Quran yang selalu memerintahkan untuk mendirikan sholat. Allah tidak pernah memerintahkan hambaNya “sholatlah kamu..” Tetapi perintahNya adalah “dirikanlah sholat.”

Sholat harus didirikan karena sholat adalah tiang agama. Dengan sholat maka agama telah ditegakkan.

Arti agama ditegakkan adalah semua ajaran kebaikan selalu ditegakkan untuk kemaslahatan umat manusia. Agama sejatinya adalah keselamatan, keteraturan, kedamaian dan kebahagiaan yang hakiki.

Bahkan Allah saja berani menjamin melalui FirmanNya dalam Al Quran bahwa sholat bisa mencegah dari perbuatan keji dan munkar.

Tentu saja ini hanya berlaku bagi hamba yang sudah mampu merasakan ibadah sholat ini dengan derajat kekhusuan yang tinggi.

Tidak mudah untuk bisa memahami hal tersebut. Membutuhkan ilmu dan waktu yang panjang.

Sholat adalah fasilitas istimewa yang diberikan Allah untuk hambaNya bisa  berkomunikasi layaknya ketika Muhammad berdialog langsung dengan Allah dalam peristiwa Isra Miraj.

Karena itulah ibadah sholat selalu didahului dengan bersuci lahiriah melalui berwudu.

Secara tersirat bersuci baik secara fisik maupun batin adalah wujud penghormatan kepada Yang Maha Suci.

Untuk berhadapan dengan Allah Maha Suci tentu saja hamba juga harus dalam keadaan suci lahir dan batin.

Filosofi sederhananya dengan sholat kita semakin meningkatkan kesucian hati kita.

Semakin memahami ketidak berdayaan kita sebagai seorang hamba yang fana yang berhadapan dengan Allah yang Maha Kekal, Maha Abadi.

Isro Miraj adalah momen penting untuk kembali memahami betapa Allah Maha Pengasih Maha Penyayang dengan memberikan fasilitas ibadah sholat bagi kepentingan hambaNya.

@hensa

Sindangpalay 25 Agustus 2021

Tinggalkan Balasan

1 komentar