“Diary” Maret, Pandemi Covid-19, dan Manula

Ilustrasi Foro by Pixabay

Berbisik kepada Diary bahwa Maret adalah bulan yang teramat istimewa bagiku. Alasannya di bulan ini adalah bulan dimana dua orang yang aku sayangi berulang tahun yaitu Istri tercinta dan Cucuku cantik tersayang.

Enam Puluh Tujuh Tahun sudah usia istriku. Aku dengan terharu membisikkan sesuatu dalam ucapan ulang tahunnya. “Kita sudah hampir menapak kepala Tujuh hanya hitungan dengan jari pada tahun-tahun di depan.”

Istriku hanya tersenyum mengiyakan dan dia pun bersyukur diberikan kesempatan untuk tetap menghirup udara segar hingga usia 67 tahun ini. Sejatinya ulang tahun adalah rasa syukur atas nikmatNya menggunakan usia yang dipersembahkan Tuhan kepada kita.

Dalam usia manula ini segala puji sangat layak dipanjatkan kepadaNya karena selama ini kesehatan selalu ada dalam jiwa dan raga sebagai anugerah tiada tara dari Sang Maha Pencipta.

Maret ini juga adalah ulang tahun cucu cantikku yang ke-5. Usia muda yang mulai menapak dari status balitanya. Banyak harapan terhampar luas di depan. Banyak ukiran cita-citanya yang terpahat dalam tekadnya.

Hanya doa dan doa untuknya selalu terpanjat kepada Allah, semoga perlindunganNya selalu bersama dalam setiap langkah dalam hidupnya.

Maret juga menjadi bulan yang sangat penting untuk diingat. Hampir setahun sudah kita semua bercengkerama dengan Coronavirus, mahluk renik yang sangat berbahaya. Pandemi covid-19 yang sangat memporak-porandakan kehidupan kita.

Dari situs resmi Covid19.go.id (29/3/21), data terbaru yang terpapar positif covid-19 per 29 Maret tercatat sebesar 1,5 juta orang dan di antara mereka yang sembuh sebesar 1,3 juta orang. Sedangkan yang meninggal dunia sebesar 40.500 orang.

Angka-angka yang bukan saja menggambarkan keprihatianan paling dalam. Namun juga semakin kita harus meningkatkan kewaspadaan menghadapi pandemi ini.

Bukan pula hanya sekedar angka-angka, namun mengandung pesan yang sangat dalam, betapa kehidupan ini selalu ada dalam KendaliNya, selalu ada dalam GenggamanNya, selalu ada dalam KekuasaanNya. Kita hanya mahlukNya yang tanpa daya.

Setiap yang hidup akan menuju kematian. Itu adalah kepastian yang tidak bisa dielakkan. Inilah hal penting ketika kita selalu terlena dalam menjalani kehidupan.

Mungkinkah Coronavirus itu adalah pesan penting yang Tuhan turunkan kepada kita agar secepatnya sadar bahwa setiap kehidupan itu ada akhirnya. Manusia usia lanjut harus terus berbenah dengan kerangka berfikir yang bijak menyikapi setiap hari-hari yang dilaluinya.

Maret yang sangat istimewa , masih sempat aku tinggalkan dalam jejak diksi-diksi ini. Maret yang yang selalu dan selalu aku rindukan dalam tahun-tahun mendatang untuk aku jalani bersama orang-orang tercinta.

Hari demi hari terus aku jejaki. Dengan penuh rasa haru dan bahagia dalam lindungan dan kasih sayangNya. Hari demi hari menuju Pintu yang pasti sudah menunggu di depan kehidupan yang kekal. Tuhan bimbinglah kami menuju ke sana ke Pintu AmpunanMu.

@hensa

Tinggalkan Balasan