Timnas Indonesia menurunkan 7 pemain baru sebagai starter dalam laga leg kedua menghadapi tuan rumah Brunei Darussalam di Stadion Sultan Hasanal Bolkiah, Selasa (17/10/23) mulai pukul 19.00 WIB.
Laga tersebut berakhir dengan kemenangan 6-0 seperti hasil pada leg pertama yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Kamis (12/10/23).
Mereka 7 pemain baru adalah Ernando Ari, Ricky Kambuaya, Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, Rachmat Irianto, Fachruddin Aryanto, dan Shayne Pattynama.
Hanya ada 4 pemain yang kembali bermain sebagai starter seperti pada leg pertama yaitu Rizky Ridho, Sandy Walsh, Hokky Caraka, dan Dendy Sulistyawan.
Perubahan susunan pemain sebagai starting line up ini merupakan upaya coach Shin Tae yong dalam merotasi skuad asuhannya.
Hal ini penting untuk memberikan jam terbang yang seimbang bagi semua pemain di Timnas Indonesia sekaligus meracik taktik yang tepat menghadapi lawan-lawan.
Sebenarnya bagi coach Shin Tae yong, laga leg kedua melawan Brunei ini hanya formalitas untuk melengkapi kemenangan 6-0 di leg pertama. Karena satu hal yang mustahil Brunei bisa membalikkan keadaan menang telak atas Indonesia.
Laga yang berlangsung di Bandar Seri Begawan tersebut lebih dimanfaatkan untuk mencoba beberapa pemain dengan posisi-posisi tertentu dan memberikan debut bagi pemain muda di Timnas Indonesia.
Dua pemain yang bermain di Eropa, Sandy Walsh dan Sayne Pattynama oleh Shin Tae yong dikembalikan pada posisi asli seperti bermain di klub mereka yaitu full back.
Sandy di area bek kanan yang menjadi tempat Asnawi Mangkualam. Sedangkan Shayne ada pada posisi bek kiri yang menjadi area Pratama Arhan.
Dalam laga tersebut merupakan debut bagi Arkhan Fikri yang masuk pada babak kedua menggantikan peran dari Ricky Kambuaya. Pada laga leg pertama di Jakarta, Hokky Caraka sudah melakukan debutnya.
Terlepas lawan yang mereka hadapi adalah Brunei Darussalam dengan level yang ada di bawah Timnas Garuda, tapi secara keseluruhan performa skuad asuhan coach Shin ini bermain cukup mengesankan.
Skor kemenangan 6-0 seperti kemenangan Timnas Garuda di leg pertama, adalah hasil yang sangat wajar. Permainan ada dalam kendali sepenuhnya seingga gol-gol hanya tinggal menunggu waktu saja.
Gawang Indonesia yang memiliki dua kali clean sheet alias tetap perawan tanpa kebobolan dalam dua laga ini juga masih dianggap wajar karena lawan kita adalah Brunei yang tidak memiliki striker-striker berbahaya.
Pada lini belakang ini yang menjadi catatan adalah peran dari Shayne Pattynama dan Sandy Walsh sebagai full back terlihat sangat menonjol.
Keduanya menunjukkan level di atas rata-rata, baik dari segi visi bermain maupun dari setiap pergerakkan mereka yang sangat efektif.
Dalam formasi 4-3-3,duet full back ini sangat penting dalam mengatur serangan dan bertahan agar tetap seimbang dalam transisi bagi tim. Sandy dan Shayne berhasil melakukan tugas tersebut dengan baik.
Sementara trio lini tengah yang terdiri dari Ricky Kambuaya, Rachmat Irianto dan Witan Sulaeman, juga bermain sangat taktis dalam menyerang maupun bertahan.
Mereka mampu membagi tugas dengan baik dimana Rachmat Irianto lebih banyak berperan sebagai gelandang bertahan sementara Witan Sulaeman menjadi gelandang serang dan Ricky berperan sebagai gelandang box to box.
Pada babak kedua ketika Arkhan Fikri masuk menggantikan peran Ricky, pemain muda dari Timnas U20 ini juga mampu memerankan gelandang yang mobilitasnya tinggi.
Komposisi lini tengah ini semakin banyak opsi yang menjadi pilihan coach Shin Tae yong setelah pemain-pemain yang selama ini menjadi pilihan utama seperti Marc Klok, Rachmat Irianto Ricky dan Ivar Jenner yang seolah tidak tergantikan.
Untuk lini depan rasanya sosok Hokky Caraka kembali menjadi sorotan. Permainan pemain muda berusa 19 tahun ini semakin terlihat matang.
Dua gol perdananya ke gawang Brunei bagi skuad Timnas Indonesia dalam laga ini adalah bukti dirinya harus diperhitungakn oleh coach Shin Tae yong.
Hokky telah menjelma menjadi sosok striker dengan naluri mencetak gol yang baik. Pergerakkannya di area penalti lawan sangat efektif.
Mungkin ada yang berpendapat terlalu pagi menyimpulkan bahwa Hokky Caraka adalah striker tajam karena lawannya adalah Brunei.
Namun demikian potensinya sebagai striker tajam sudah terbukti bahwa Hokky bisa mencetak gol dengan memanfaatkan momen-momen penting di area penalti lawan.
Selamat untuk Timnas Indonesia lolos ke [utaran kedua menghadapi lawan-lawan lebih berat di grup F yaitu Irak, Vietnam dan Filipina. Bravo Merah Putih.
Salam bola @hensa17.