Keterbatasan Bukan Menjadi Alasan

Edukasi10 Dilihat

Lomba Menulis PGRI “Menulis Di Blog Jadi Buku”

Goresan Tinta Ke – 15 Ku

Oleh Herni Sunarya Banah

Instansi : SMP Negeru 2 Wangon

                                          NPA : 12100200134

Kembali lagi bersama seseorang yang ingin menerbitkan buku. Pagi ini waktu sudah menunjukan pukul 06.00. Suasana dirumah sungguh cerah ceria dengan kesejukan udara sekitar. Mengiringi saya yang mulai menyibukkan diri dengan rutinitas di hari efektif. Hari ini saya mendapatkan Work From Office (WFO) bersama sebagian besar teman – teman saya.

Untuk hari ini saya melaksanakan pembelajaran Online hanya dua sesi. Sesi pertama di mulai pukul 07.30 sampai dengan 08.30 dilanjukan pada sesi ke – 3 di mulai pukul  10.00 sampai dengan 11.00. Sedangkan sesi ke – 2 saya free untuk memanfaatkan waktu kosong saya langsung membuat goresan tinta yang ke – 15.  Kali ini saya akan mengambil tema tentang “Keterbatasan Bukan Menjadi Alasan” . Untuk lebih jelasnya kita baca alur goresan tintanya.

Di suatu desa nun jauh disana tinggalah sebuah keluarga dengan memiliki anak laki – laki berjumlah 6. Salah satu nama anak laki – lakinya bernama Rahayu Ependi. Selama ini hidupnya bahagia dia tumbuh sebagaimana remaja pada umumnya.

Sejak lulus dari SMP Dia tidak pernah mau untuk melanjutkan sekolah. Ketika Rahayu menginjak usia 21 th Dia beranggapan bahwa dirinya sudah cukup umur untuk bekerja. Akhirnya Dia memutuskan untuk mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang kuli bangunan.

Waktu pun cepat berlalu karena ketekunan Rahayu dalam bekerja, hingga kini Dia menduduki posisi sebagai supervisor di perusahaan miliknya Mba Tutut yaitu PT Hutama Karya. Gaji bulanan sudah Dia terima dengan berlimpah terkadang Dia gunakan sedikit untuk poya – poya. Tak lama kemudian Dia memutuskan untuk mencari seorang pendamping hidup. Pada Tahun 1988 akhirnya Rahayu menikahi seorang gadis keturunan Bugis.

Setelah menikah dengan gadis Bugis, Rahayu mendapatkan seorang anak perempuan yang bernama Hani. Selang 3 tahun setelah melahirkan anaknya istri Rahayu yang bernama Tami meninggal dunia karena penyakit asam lambung. Rahayupun pulang kampung sedangkan anaknya tinggal bersama nenek nya di Jakarta.

Selama tinggal di kampung halaman Rahayu menemukan seorang pendamping baru yang bernama Imas. Untuk menghidupi keluarga barunya akhinya Rahayu kembali lagi ke Jakarta untuk bekerja di PT yang sama yaitu PT Hutama Karya ( HK). Selama beberapa bulan bekerja konsidinya baik – baik saja. Namun entah apa yang terjadi tanpa ada peringatan sebelumnya. Pada suatu hari Dia bekerja  untuk memperbaiki di salah satu  gedung bintang 3 dengan ketinggian waktu itu 4 m masih posisi ditengah – tengah gedung.

Tanpa disangka – sangka Rahayu tiba – tiba terjatuh dari ketinggian 4 m dan pahanya tertanjap besi yang ada dilantai dasar. Sedangkan tangannya mengalami patah tulang namun masih dalam kondisi bernafas. Bergegas tim medis membawanya ke ICU untuk mendapatkan perawatan intensif. Rahayu di rawat Rumah Sakit Cifto Mangunkusumo selama 1 bulan.

Sesembuh nya dari tragedi tadi Rahayu tidak bisa bekerja seperti sedia kala. Ini disebabkan tangan kanannya cacat. Selama 1 tahun Dia mengalami  shok dan merasa malu akan tangannya yang cacat.  Namun tuntuan tugas wajib seorang ayah harus terpenuhi. Oleh sebab itu Rahayu belajar membuat mainan yang kemudian hasilnya di jual.

Terkadang Dia menjual gantungan kunci  juga mainan. Dari pekerjaan nya yang Dia geluti sekarng yaitu seorang pedagang keliling, sangatlah Dia nikmati. Setiap barang dagangannya yang laku terjual, pemilik toko selalu memembeikan upah Rp. 1500,- per satu item mainan atau gantungan. Dengan ketebatasan tubuhnya semangat bejualan tidak pernah luntur. Keterbatasan tubuh bukan lah menjadi suatu penghalang dalam mencari nafkah. Keterbatasan tubuk bukan lah menjadikan suatu alasan untuk tidak berkarya.

Hingga sekarang Rahayu bisa menghidupi keluarganya mulai dari makan sampai dengan tugas sekolah. Semua biaya sekolah Dia tanggung sendiri. Anak – anaknya sudah bisa melesaikan bangku sekolah tingkat SMA. Dan Keluarganya pun sabar , tawakal hingga sekarang hidup dengan bahagia. “Keterbatasan mu bukan menjadi suatu alasan buat mu”.

Itulah alur goresan tintanya semoga bisa memotivasi kita semua.

Seuntai Kalimat Indah : “Jangan Pernah Membuat Keterbatasan Dan Kelemahan Mu Menjadi Alasan, Jadikan Lah Keduanya Sebagai Kelebihan Kamu”.

Tinggalkan Balasan

2 komentar