Lomba Menulis PGRI “Menulis Di Blog Jadi Buku”
Goresan Tinta Ke – 8 Ku
Oleh Herni Sunarya Banah
Instansi : SMP Negeri 2 Wangon
NPA : 12100200134
Assalamuallaikum Wr. Wb.
Kembali lagi bersama seseorang yang memiliki harapan menciftakan sebuah buku. Pagi ini tanggal 8 Februari 2021 saya cukup dibuat sibuk dengan keadaan. Mulai dari pembelajaran secara online sampai dengan harus membuat administrasi yang berhubungan dengan kurikulum. Kebetulan pagi ini mendapat jadwal pembelajaran online hanya 2 jam.
Saat ini saya diberi tugas untuk mendata peserta didik yang memiliki nilai kosong pada beberapa KD. Tanpa pikir panjang untuk mengisi kekosongan waktu saya gunakan untuk membuat data peserta didik yang belum memiliki nilai KD. Setelah data selesai masih ada tugas yang harus saya tuntaskan yaitu membuat jadwal pemanggilan orang tua.
Saya pun lantas membuat jadwal untuk sesi pemanggilan beberapa orang tua. Ini adalah sebagai imbas dari beberapa putra putri mereka yang masih memiliki nilai KD yang kosong. Tak lama kemudian jadwal pun selesai dikerjakan. Waktu pun masih tersisa cukup banyak ini kesempatan saya untuk membuat goresan tinta yang ke – 8. Kali ini saya akan membuat goresan tentang “Menulis Setulus Hati”
Kenapa harus menulis setulus hati? Yuk! kita baca alur goresan tintanya. Menulis berasal dari kata dasar tulis. Tulis berarti tegolong pada kata kerja yang berarti sesuatu pekerjaan yang menghasilkan karya berupa rangkaian huruf menjadi kata dan kalimat.
Kalau melihat atau mendengar kata menulis ini mengingatkan saya ketika saya masih di bangku SMP waktu itu pelajaran Bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia saya terkadang mendapatkan tugas untuk membuat karangan tentang menggambarkan seseorang.
Sejenak saya pun terdiam dan menarik nafas panjang dan berkata pada diri saya sendiri “Kenapa harus membuat suatu tulisan atau karangan?”. Tugas ini yang paling saya benci, ini dikarenakan harus berpikir mencari ide, harus membuat kerangka dari ide dan bahkan harus bisa mengembangkan ide. Waktu pun cepat berlalu tiba saatnya saya sampai pada pendidikkan SMA akhir. Rencana lulus SMA masih bingung mau melanjutkan ke Perguruan Tinggi mana.
Masih dalam kondisi bingung akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti pendidikan sekretaris 1 tahun (D1) di ISMI Hasanudin Serang. Setelah lulus saya pun lanjut kerja di sebuah perusahaan swasta. Baru menginjak satu bulan saya pun berhenti karena merasa kurang mampu dalam bidang bahasa Inggirs.
Akhirnya saya memutuskan untuk kuliah lagi S1 Bahasa Inggris di Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Lagi – lagi ketemu sama yang namanya menulis namun karena Bahasa Inggris istilahnya di ganti menjadi writing. Saya pun menggerutu dalam batin “Bahasa Indonesia saja tidak bisa apa lagi Bahasa Inggris mati kutu lah saya”.
Tapi mau bagaimana lagi kuliah pun harus terus berjalan, kegiatan atau tugas writing pun tetap dilaksanakan walau terpakas. Terpaksa dalam menulis sedikit demi sedikit dilatih dan akhirnya saya lulus pendidikan Perguruan Tinggi. Setelah lulus saya pun langsung mendapatkan pekerjaan menjadi pendidik honorer di SMP Negeri 2 Wangon.
Alhamdulillah sudah sampai 20 tahun saya berada di SMPN Negeri 2 Wangon sekarang sudah berstatus ASN. Pada masa kerja seperti sekarang yang saya alami lagi – lagi bertemu dengan menulis. Menurut aturan pemerintah untuk kenaikan pangkat seorang ASN harus memiliki karya tulis. Diantaranya membuat modul pembelajaran, membuat diktat bahkan sampai dengan membuat karya tulis ilmiah, PTK dan publiksi ilmiah.
“Menulis lagi, menulis lagi pusing jadinya”. Itu kalimat yang selalu muncul dalam benak saya. Dan akhirnya saya memutuskan untuk mencari diklat tentang menulis. Pada bulan Januari saya bergabung dengan diklat menulis gelombang 17. Pertemuan ke – 1 terasa berat untuk menghasilkan satu buah resume. Bahkan sempet berniat mengundurkan diri, tapi saya berpikir lagi dengan tuntutan kenaikan pangkat.
Akhirnya saya putuskan untuk lanjut diklat menulisnya. Yang menjadi motivasi dan penyemangat dalam menulis saya adalah Omjay. Semangat sehari satu tulisan ini yang selalu teringat dalam benak. Dengan hati yang tulus dan ikhlas dari resume petemuan satu sampai dengan sakarang alhamdulillah bisa membuahkan hasil. Semangat menulis sudah mulai tumbuh dalam diri saya. Meskipun konsidi sibuk tetap membuat sebuah tulisan.
Itulah alur goresan tinta ke – 8 saya “Menulis Setulus Hati”. Dan ingat ketika kita menulis harus memperhatikan hal – hal berikut :
- Pahami hasrat atau keinginan menulis pada diri sendiri.
- Menulislah setulus hati atau dengan hati yang ikhlas.
- Tetap konsisten dalam menulis
- Pandai membagi waktu