Jam 5 Pagi
“Bu, Ayah ambil mobil dulu ya” pamit Aah kepada Ibu yang sedang sibuk di dapur.
“Hati-hati, kunci pituna dibawa saja” jawab Ibu sekaligus meminta tolong
Rumah Mbah Uti dari Rumah Mertua berjarak sekitar 15 menit perjalanan. Dalam kondisi pagi hari seperti ini mungkin bisa ditempuh sekitar 10 menit. Sempat berfikir untuk membawa mobil di malam hari dan diparkir di Rumah Mertua, namun hal tersebut diurungkan karena rumah mertua tidak ada garasi untuk memarkir mobil Jadilah pagi hari Ayah harus mengambil mobil di rumah Mbah Uti.
“Assalamualaikum” ucap Ayah di depan pintu pagar rumah Mbah Uti
Seperti biasa Mbah Uti sudah bangun. Selagi saya belum menikah Mbah Uti yang selalu menjadi jam weker kami sekeluarga. Mbah Uti selalu membangunkan dengan mengucapkan “Ayoooo bangun, matahari dah mulai tinggi tuh” padahal saat seluruh keluarga bangun, adzan pun belum berkumandang. hehehee…
“Jadi berangkat kak bawa Athar ke Daycare” tanya Mbah Uti
“Jadi Bu, ini mau ambil mobil” jawabku
“Hati-hati kak, bawa anak balita bawa mobil sendirian. Kabar-kabar yaa.” ucap Mbah Uti lagi penuh dengan nasihat
“grrreeeekkkk…” suara pintu yang ku dorong
Mobil dikeluarkan, kemudian Ayah pamit kepada Mbah Uti.
“Ayah ini semua barang-barang perlengkapan Athar selama satu minggu di daycare yaa” cerocos Ibu kepada Ayah yang baru saja sampai
Ayah hanya mengangguk dan melihat dua tumpuk tas. Yang kata Ibu tus pertama isinya adalah pakaian Athar sebanyak 15 setel, “rinciannya sehari 3 baju ya Ayah, baju untuk dikenakan setelah main (diganti jika Athar keringetan saja), baju tidur siang Athar dan terakhir baju pulang Athar” Ayah berusaha membayangkan ocehan Ibu.
Belum lagi peralatan mandi Athar yang berisi Handuk, tisu basah, sabun, sampo, dan minyak wangi. Ditambah lagi vitamin serta obat-obatan yang juga harus disiapkan sesuai dengan persyaratan yang diberikan pihak Daycare.
“Iya Bu” jawab Ayah.
“langsung dimasukkan mobil saja, yah. Takutnya nanti ada yang ketinggalan” tambah Ibu lagi
Ayah hanya bisa manggut dan memasukkan tas-tas tersebut ke dalam mobil.
“Botol susu dan susunya sudah disiapkan Bu” tanya Ayah yang tiba-tiba ingat hal tersebut.
“sudah Ayah, di plastik merah Ibu masukkan ke dalam tas pakaian” jawab Ibu detail.
Tidak tega sebenarnya membangunkan Athar yang masih terlelap tidur. Biasanya ketika Ayah berangkat, Athar masih bogan (bobo ganteng), Ayah hanya bisa berpamitan dengan mengecup kedua pipi dan keningnya. Namun kali ini tega gak tega, Ayah harus menggendong Athar untuk dimasukkan ke dalam mobil. Di mobil sudah dipasang car seats khusus untuk bayi, namun karena Athar masih tidur, akhirnya ayah baringkan Athar di kursi belakang dengan dihalangi oleh guling kesayangan Athar.
“Bu Ayah pamit ya. Assalamualaikum” pamit Ayah yang tidak lupa berpamitan kepada Jidah dan Kakek (Ibu dan Bapak mertua).
“Hati-hati” jawab mereka bertiga.
Mengemudi bersama balita dan balitanya sedang tertidur pula, membuat laju kendaraan hanya sekedar berjalan saja. Kecepatan hanya berada diangka 20-30 km/jam. Pelan yang penting selamat itu pesan Mbah Uti saat Wahyu ingin berangkat. Waktu tempuh perjalanan tentu saja mengalami perubahan berubah, biasanya waktu 45 menit cukup untuk sampai ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor. Namun untuk kali ini, Ayah siap untuk mengalami keterlambatan sampai ke Sekolah.
“Astagfirullah… astagfirullah…” ucap Ayah dalam hati ketika mobil tidak bergerak karena terjadi kemacetan disetiap perapatan yang dilewati. Jalur yang dilewati Ayah memang terkenal dengan banyaknya persimpangan. Berbeda jika Ayah naik motor, Ayah terbiasa lewat jawan pintas sehingga tidak terjebak kemacetan.
“Ayah.. Ayah..” suara Athar yang sudah mulai bangun dari tidurnya.
Dengan sedikit melirik, Ayah melihat ke arah Athar. Mencoba menepikan mobil ke bahu jalan, agar lebih nyaman melihat Athar yang ada di kursi belakang. Mobil yang sudah berada di bahu jalan, pasang lampu hazard, kemudian menangani Athar yang sudah terbangun.
Perjalanan bisa dilanjutkan setelah Athar diberikan sebotol susu. Balita berusia satu tahun dua bulan tersebut langsung diam sambil minum susu yang ada dalam botol.
Satu jam tiga puluh menit perjalanan yang harus ditempuh. Hari pertama benar-benar mengalami keterlambatan selama 30 menit.
Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
Pengalaman yang sangat seru, Pak