Dulu, aku sangat takut jika melihat tentara berbaris. Dalam fikiran ku, kenapa wajah mereka harus coret coret hitam..terlihat sangar dan tajam mata mereka, sambil bawa senjata, dengan tas ransel yang aku tak pernah tau isi nya apa.
Masa kecil ku di habiskan di pegunungan Arjuno, Singosari Malang. Sekitar 7 km dari rumahku, Batalyon Invanteri Divisi 2 Kostrad Singosari Malang.
Hampir tiap hari ‘Pak Tentara’ sebutan ku untuk mereka latihan berbaris dan berperang di kawasan hutan lereng Gunung Arjuno.
Jika aku bermain di halaman depan, sayup sayup ku dengar derap kaki mereka dan nyanyian semangat tentara dari jauh, buru buru aku berlari masuk ke dalam rumah.
Kemudian mengintip dari balik jendela, ketika mereka sudah mulai mendekat.
Ada rasa kagum pada mereka, kata papa ku..mereka berlatih fisik dan strategi untuk menjaga negeri ini.
Mereka bukan sedang bermain, mereka juga bukan sedang rekreasi atau piknik ke gunung. Tapi mereka sedang di latih jiwa, raga, fikiran, dan semuanya, karena tentara harus kuat dan hebat.
Jika tidak ada tentara, kata papaku..tidak mungkin kita bisa berdiri tegak hingga hari ini.
Kenapa demikian..?
Karena pasti nya banyak negara asing yang akan menjajah negeri ini.
31 tahun masa kecil ku yang tak terlupakan..
Kini, aku melihat Dr. Letkol Nani Kusmiyati lewat profil dan tulisan beliau..
Tentara Wanita yang tak ku kenal secara langsung, tak bisa juga ku lihat senyum manisnya secara langsung, tak juga ku melihat betapa gagah nya beliau berdiri tegak dengan seragam tentara yang lengkap..
Ku baca, ku pelajari profile beliau dan tentunya menjadi inspirasi yang luar bagiku.
Banyak pertanyaan yang ingin ku sampaikan pada beliau..
Bagaimana beliau bisa jadi tentara wanita, apa kah tidak takut memegang senjata yang tentunya tidak ringan, apakah tidak takut masuk ke dalam hutan yang gelap, apakah tidak takut jika melihat musuh dan masih banyak sekali pertanyaan dalam benakku..
Semakin banyak pertanyaan, semakin menambah rasa kagum ku pada beliau..
Beliau juga ahli bahasa inggris, melihat predikat gelar beliau, berarti beliau bukan lah tentara wanita sembarangan.
Tentunya Tentara harus jago bahasa Inggris, karena selain bahasa Inggris adalah bahasa internasional, tentunya menjadi bahasa komunikasi jika harus bergabung dengan tentara di luar negeri.
Ku lihat foto beliau, di balik senyum nya yang khas, beliau perempuan kharismatik, sederhana dan tentunya menginspirasi banyak perempuan juga menjadi contoh yang sangat sempurna.
Alhamdulillah, di Masa Bakti Beliau ini, aku bisa menoreh tulisan sederhana untuk beliau. Tak bisa ku lukiskan dengan kata kata, betapa beruntung aku mengenal beliau meski hanya lewat foto dan dari profile beliau aku bisa belajar banyak.
38 tahun Pengabdian untuk negeri ini bukan lah hal yang mudah. Butuh perjuangan dan proses yang panjang dan tentunya di iringi dengan kesabaran dan ketekunan.
Dari beliau, aku banyak belajar. Meski tangan ini tak bisa menciun tangan nya..semoga keberkahan Ilmu dari beliau bisa sampai padaku.
Tetap sehat Pahlawan Wanitaku, semoga aku bisa menjadi seperti mu.
Cianjur,
26 Desember 2024
~ raaina darwis ~