Sumber gambar pixabay.com
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.Wikipedia.
Bagi penulis pemula kendala bisa datang sebelum memulai menulis atau di saat kita sedang menulis. Hal ini menjadi tantangan sendiri yang harus dihadapi. Walaupun tujuan menulis sudah tertancap dalam hati.
Pada waktu tertentu ada semangat menulis. Tapi di lain waktu, semangat itu menurun ketika rasa malas mulai menyerang. Jika sudah menjadikan menulis sebagai sebuah kebutuhan, maka apapun kondisinya akan berusaha untuk dikerjakan sampai batas kemampuan kita tak bisa lagi menulis. Oleh karena itu, terus fokus pada tujuan menulis dan jadikan menulis sebagai kebutuhan.Salah satu cara menaklukkan rasa malas adalah dengan berdoa memohon pertolongan kepada Allah agar dijauhkan dari sifat malas.
اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَـمِّ وَالْحَزَنِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْـِز وَاْلكَسَلِ .وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْجُـبْنِ وَالْبُخْـلِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ غَلَبَتِ الدَّيْنِ وَقَـهْرِ الرِّجَالِ
Artinya: “Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada keluh kesah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemauan dan malas, Aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan kikir, Aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan kezaliman manusia.” (HR Abu Dawud 4/353).
Carilah waktu yang paling baik yang memungkinkan kita untuk dapat menulis. Manfaatkan waktu luang sebaik mungkin dan jangan mengulur-ngulur waktu. buat jadwal khusus untuk menulis. Jika kita sudah mempunyai target dalam menulis, maka sesibuk apa pun, akan menyempatkan untuk menulis demi terpenuhinya target.
Khawatir tulisan tidak bagus, tulisannya berantakan, tidak enak dibaca, paragraf yang satu dengan yang lain kadang tidak nyambung, takut tulisannya tidak dimuat, takut kalau tulisannya tidak dibaca orang lain dan lain sebagainya. Jangan sampai rasa tidak percaya diri menghentikan langkah kita untuk menulis. Yakinlah, selama apa yang kita tulis adalah kebaikan maka tidak perlu lagi ada rasa tidak percaya diri. Karena yang kita harapkan adalah bukan penilaian manusia, melainkan hanya mengharapkan ridho Allah.
Menjaga spirit diri, meningkatkan ketakwaan pribadi, berniat semua karena Allah dan untuk Allah. Jadikan semua itu pemicu semangat kita untuk terus menulis, atau berbagi ilmu melalui tulisan. Jangan mentang-mentang kita aktif menulis, salat ditinggalkan, tilawah juga.
Menulis dengan kesabaran dan ketekunan dan hanya mengharap ridho Allah semata membuat kita tak akan mundur sebelum menghasilkan sebuah karya tulisan. Maka dari itu, menulislah tanpa tapi, menulislah tanpa nanti, menulislah tanpa henti. Jadikan semangat menulis mampu mengubah dunia dan memberikan konstribusi dalam dunia pendidikan. Di era revolusi industry 4.0 kita akan tertinggal jauh ketika kita tidak melakukan perubahan.
Jadikan juga menulis sebagai sarana untuk berbagi ilmu. Meskipun kita sudah meninggal dunia namun karya kita tetap bisa dibaca dan memberikan manfaat bagi orang lain. Sehingga mampu menjadi pahala jariyah bagi kita. Kelak anak dan cucu kita akan bisa merasakan tulisan-tulisan yang kita sampaikan. Semoga tulisan kita menjadi catatan untuk memberatkan amal baik kita di akhirat nanti. Aamiin…
Jadikan renungan :
“Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak”. – Ali bin Abi Thalib
“Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”. – Imam Al-Ghazali
Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi ( Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd )
Referensi
https://www.islampos.com/menulis-tanpa-tapi-menulis-tanpa-nanti-184694/
Menulis di Blog Jadi Buku
Salam berbagi, belajar, memotivasi dan menginspirasi
Juni Marlinda Rambe
Blog https://rambejunimarlinda85.blogspot.com
NPA PGRI : 02.18.02.0810