Model Dan Tipe Guru Saat PJJ
Oleh: Khoirul Anwar
Guru adalah profesi yang sangat terhormat dan penuh dengan pahala, itu sebagian orang menyebutnya, karena guru memberikan ilmu kepada orang lain ( siswa ) dan mengajarkan tata krama dan norma kebaikan kepada para muridnya sehingga dianggap penuh dengan pahala pekerjaannya. Guru disebut juga dengan istilah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, karena memang guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak pernah mengharapkan imbalan jasa atau berharap mendapatkan surat/piagam penghargaan atas jasanya dalam mengajar siswa siswinya.
Guru umumnya mengajar di depan kelas berceramah, bercerita, menjelaskan, membimbing, mengarahkan, memberi contoh, melatih, dan banyak lagi yang dikerjakan guru untuk mencerdaskan anak bangsa ini. Namun mulai tahun 2020 tepatnya bulan Maret, hampir seluruh guru di Indonesia tidak lagi mengajar di depan kelas atau di sekolah secara tatap muka langsung tetapi berganti menjadi mengajar secara daring/online atau sering disebut Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ ). Karena pandemi covid-19 ini mengharuskan seluruh sekolah ditutup dan proses belajar mengajar dilakukan dari rumah. Pemerintah memutuskan demi mencegah dan mengatasi penyebaran virus covid-19 tersebut semua proses belajar mengajar dilakukan secara daring atau PJJ.
Masa pandemi ini memaksa guru mau tidak mau harus melakukan pembelajaran jarak jauh, apapun bentuknya dan bagaimanapun modelnya. Sementara proses pembelajaran harus terus bergulir, disisi lain keadaan guru di Indonesia juga sangat beragam khusunya dari segi penguasaan IT atau Pengoperasian komputer secara benar. Hal ini berkaitan erat dengan keharusan guru mengajar dengan menggunakaan model daring atau PJJ, maka dari itu pemerintah dan berbagai pihak secara berkala dan terus menerus mengadakan tutorial, webinar secara virtual untuk melatih guru agar mampu mengajar secara online. Banyak sekali Link model pembelajaran online yang di pasang di Youtube untuk konsumsi para guru agar bisa digunakan saat PJJ ini. Namun di lapangan sangat bervariatif keadaan dan kondisi guru pada saat melaksanakan pembelajaran jarak jauh ( PJJ ) ini. Berangkat dari sinilah penulis mencoba mengangkat tema tentang beberapa model/gaya/tipe guru saat menjalankan PJJ di masa pandemi ini. Dengan keterbatasan wawasan dan analisa penulis, kami berharap tulisan ini bisa mewakili sebagian kecil dari guru yang begitu banyak di Indonesia ini yang jumlahnya bahkan sudah jutaan. Untuk itu penulis mohon maaf jika masih banyak yang belum terwakili atau tertampung dalam karya ini.
Adapun beberapa model/tipe/gaya guru dalam melaksanakan PJJ di masa pandemi covid-19 ini adalah sebagai berikut;
1. Tipe Guru Sangat Super Exekutif ( sangat menguasai IT, menguasai berbagai macam media pembelajaran, rajin, dan semangat mengajar tinggi ).
Tipe guru seperti ini beberapa usianya masih di bawah lima puluh tahun ( 40 sampai 50 tahun ) atau lebih banyak yang masih dibawah empat puluh tahun ( 25 sampai 40 tahu ). Mayoritas guru tipe ini berusia masih sangat muda atau masih sangat enerjik dari segi fisik maupun mental. Guru tipe ini biasanya kalau mengajar PJJ pasti menggunakan video pembelajaran yang dia bikin sendiri, kemudian menggunakan media pembelajaran yang bervariatif ( ada PPt, Link Youtube, Buku digital, Video / gambar yang aplikatif dan video. Dia menjelaskan yang seolah-olah langsung ( live streaming ) mengajarnya, sehingga anak merasa betah, senang, antusias, menarik, dan materi lebih mudah dipahami, meskipun beberapa siswa belum tentu sama reaksinya. Tapi secara umum guru tipe ini merencanakan dengan sangat teliti dan baik, atau boleh dikatakan mendekati sempurna dalam proses PJJ. Untuk guru yang usianya masih di bawah 35 tahun, banyak sekali pada tipe ini, karena mereka hampir pasti melek IT, sangat pandai pengoperasian komputer dan internet tentunya. Tipe ini ada beberapa di sekolah negeri baik sudah PNS maupun yang masih honor, kemudian sangat banyak di sekolah swasta yang kategori kelas menengah ke atas, kemudian ada beberapa di sekolah swasta kategori kelas menengah ke bawah. Tetapi semua itu juga tergantung sekolahnya dan siswanya, jika sekolahnya negeri dengan input nilai siswa sekolahnya tinggi, biasanya PJJ akan berjalan sangat menarik dan kemungkinan besar akan menghasilkan output yang tinggi/memuaskan juga. Begitu juga untuk sekolah kategori Intenasional atau kelas menengah ke atas, maka PJJ akan sangat menarik, aktif dan mungkin akan menghasilkan output yang maksimal juga. Akan tetapi jika di sekolah negeri yang output nilainya rendah bisa jadi PJJ nya akan berjalan biasa/ standar dan mungkin menghasilkan output yang standar juga. Begitu juga pada sekolah swasta kategori menengah ke bawah mungkin PJJ akan berjalan biasa saja, dan menghasilkan output yang biasa juga.
Tipe guru ini juga sangat rajin mempersiapkan materi PJJ nya dan juga semangat untuk mengajar sangat tinggi, sehingga kebanyakan siswa menyukai cara guru ini mengajar atau ditunggu tunggu kemunculannya guru ini di layar monitor virtual.
Itulah tipe pertama guru saat melaksanakan PJJ.
2. Tipe Guru Super Exekutif ( Sangat menguasai IT, menguasai berbagai macam media pembelajaran, semangat mengajar biasa/standar, dan agak rajin )
Tipe guru ini juga beberapa berada di usia dibawah lima puluh tahun ( 40 sampai 50 tahun ), tetapi kebanyakan masih berada di rentang usia 26 sampai 35 tahun ). Tipe guru ini hampir sama dengan tipe guru pertama tadi yaitu biasanya kalau mengajar PJJ pasti menggunakan video pembelajaran yang dia bikin sendiri atau mengambil dari internet yang sudah diadaptasi kemudian menggunakan media pembelajaran yang bervariatif ( ada PPt, Link Youtube, Buku Digital, Video / gambar yang aplikatif dan video. Dia menjelaskan seolah-olah dia langsung ( live streaming ) mengajarnya, sehingga anak merasa betah, senang, antusias, menarik, dan materi lebih mudah dipahami, meskipun beberapa siswa belum tentu sama reaksinya. Tapi secara umum guru tipe ini merencanakan dengan teliti dan baik. Sedikit perbedaannya dengan tipe pertama adalah guru ini mempersiapkan materi PJJ nya biasa saja, tidak terlalu detail, juga semangat mengajarnya tergolong standar atau biasa saja. Tipe guru ini juga masih banyak disukai oleh siswa khususnya siswa yang rajin, pandai dan bersemangat tinggi dalam mengikuti PJJ. Itulah tipe kedua guru saat menjalani PJJ.
3. Tipe Guru Exekutif ( Menguasai IT, mengerti berbagai macam media pembelajaran, semangat mengajar tinggi, rajin ).
Tipe guru ini ada di semua jenjang usia, tetapi masih kebanyakaan di bawah usia 50 tahun, meski beberapa ada yang di atas 50 tahun. Tipe guru ini saat PJJ tidak selalu menggunakan video tapi beberapa kali saja saat dibutuhkan baru dia menggunakan. Kebanyakan mengambil Link video dari internet baik diadaptasi maupun tidak. Mengajar tetap menggunakan PPt dikombinasi dengan Link dari Youtube sebagai pelengkap dan biasanya tagihan dilakukan lewat Google Classroom. Reaksi anak juga sangat bervariatif, tidak selalu senang atau selalu antusias, ada juga yang bereaksi biasa biasa saja atau tanpa reaksi/komentar. Tetapi guru tipe ini memeliki semangat untuk mengajar yang tinggi sehingga biasanya dia mempersiapkan materi cukup baik dan cukup rajin, baik untuk memotivasi anak maupun dalam meberikan tugas-tugas kepada anak. Tipe guru ini biasanya juga sangat rajin mengingatkan dan menagih kepada siswa akan tugas-tugas yang sudah diberikan, karena guru juga rajin untuk memasukkan nilai dalam daftar nilai. Beberapa kasus tipe guru ini agak sedikit banyak bicara/cerewet dalam bahasa anak-anak, terkadang agak sedikit memakai emosi dalam menagih tugas-tugas siswa.
4. Tipe Guru Premium ( Mengerti IT, mengerti macam-macam media pembelajaran, semangat mengajar standar, agak rajin )
Tipe guru ini ada di semua jenjang usia, meski beberapa ada yang di atas 50 tahun. Tipe guru ini saat PJJ agak jarang menggunakan video tapi beberapa kali saja saat dibutuhkan baru dia menggunakan. Beberapa kali dia mengambil Link video dari internet baik diadaptasi maupun tidak. Mengajar tetap menggunakan PPt dikombinasi dengan Link dari Youtube sebagai pelengkap dan biasanya tagihan dilakukan lewat Google Classroom atau lewat group WA kelas masing-masing. Reaksi anak juga sangat bervariatif, tidak selalu senang atau selalu antusias, ada juga yang bereaksi biasa biasa saja atau tanpa reaksi/komentar. Tipe guru ini semangat mengajarnya standar/biasa saja tidak menggebu karena hanya melaksanakan tugas rutin saja. Guru ini juga tidak terlalu rajin dalam mengingatkan atau menagih tugas-tugas siswa. Guru ini tidak terlalu banyak bicara dalam menagih tugas, dan lebih terkesan dingin dengan reaksi siswa.
5. Tipe Guru Ekonomi Premium ( Mengerti IT, mengetahui macam-macam media pembelajaran, semangat belajar standar, kurang rajin )
Tipe guru ini ada pada semua tingkatan usia, Tipe Guru ini mengajarnya menggunakan PPt tetapi sangat jarang menggunakan video meet ( Zoom atau Googlemeet), juga sangat jarang menggunakan Link youtube. Tagihan tugas-tugas siswa lebih banyak dilakukan lewat Group WA, sangat jarang menggunakan Google classroom, mungkin hanya 2 sampai 4 kali dalam satu semester. Reaksi anak kebanyakan biasa saja atau standar, mungkin juga sedikit kurang berminat, karena tipe guru ini juga semangat mengajarnya di level standar/biasa saja dan sedikit kurang rajin, sehingga persiapan materi mengajarnya juga biasa saja. Guru tipe ini bervariasi ada yang banyak bicara, ada yang sedang, ada juga yang dingin/pendiam.
6. Tipe Guru Ekonomi ( Tidak menguasai IT, Kurang mengerti macam-macam media pembelajaran, kurang rajin, semangat mengajar standar )
Tipe guru ini sudah pasti mengajarnya tidak menggunakan IT kalaupun memakai pasti itu buatan orang lain dan dia hanya berbicara lewat WA atau Zoom. PPt sudah pasti buatan orang lain, Video juga disarankan orang lain ( Link Youtube ), dan sangat jarang menggunakan Googleclasroom, kalaupun ada itu juga dibuatkan orang lain bahkan soalnya juga diketikkan di GCR oleh orang lain. Dia hanya bertugas memasukkan nilai ke daftar nilai yang ada. Semua yang ada hubungannya dengan IT pasti buatan orang lain. Semangat mengajar biasa saja karena tidak mengerti sama sekali tentang IT sehingga berpengaruh pada mental guru tersebut. Kerajinan juga hanya saat memasukkan nilai saja, tetapi perencanaan materi ajar, dan model yang dipakai semuanya tidak ada, kalaupun ada itu buatan orang lain yang maaf “ berbayar”. Guru tipe ini kebanyakan berada di usia di atas 55 tahun, tetapi ada kasus guru masih berusia sekitar 40 tahunan.
Itulah beberapa tipe guru saat melaksanakan PJJ masa pandemi, tentunya tipe-tipe tersebut tidak persis mewakili keadaan guru sesungguhnya di lapangan, karena penulis hanya sekedar menggunakan istilah saja agar terlihat berbeda saja, tanpa bermaksud yang lain. Mungkin sekali tipe tersebut bercampur atau tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, karena sekali lagi itu hanya peng istilahan saja dari penulis untuk memudahkan pembaca mengerti macam-macam guru saat melaksanakan kegiatan PJJ. Sekali lagi tulisan ini masih sangat jauh dari sebutan sempurna, untuk itu masukan, kritik, dan koreksi sangat kami butuhkan demi perbaikan dan penyempurnaan karya ke depan agar lebih baik dan lebih memuaskan banyak pihak terutama teman-teman guru. Semoga sedikit karya sederhana ini dapat menginspirasi reken-rekan guru untuk ikut berkarya sesuai kemampuan dan kompetensi yang kita miliki. Salam sehat untuk kita, Bravo untuk Guru Indonesia.
Tangerang Selatan, 18 Juli 2021