Peran Orang Tua Saat PJJ
Oleh: Khoirul Anwar
Proses belajar mengajar di sekolah yang biasanya dilaksanakan secara langsung tatap muka, namun karena situasi pandemi covid-19 maka proses pemebelajaran dirubah menjadi pembelajaran jarak jauh ( PJJ ). Jika dalam pembelajaran tatap muka yang sangat berperan adalah guru, maka dalam PJJ ini yang berperan selain guru juga tidak kalah penting adalah orang tua. Karena siswa hampir seluruh waktunya berada di rumah baik pada saat pembelajaran maupun di luar jam pembelajaran.
Waktu anak bersama orang tua pada masa PJJ ini bisa dikatakan 24 jam penuh di rumah. Mungkin rata-rata anak mengikuti PJJ berkisar 4 jam, dimulai dari pukul 07.30 sampai pukul 11.30, itupun belum dipotong istirahat 30 menit. Bahkan mungkin saja si anak itu mengikuti kegiatan PJJ itu hanya 2 sampai 3 jam, karena bisa jadi saat PJJ berlangsung si anak tidak mengikuti secara penuh atau dia malah asyik bermain sosial media atau main game karena gurunya tidak melihat dan mengawasi secara langsung. Berangkat dari beberapa kasus seperti itulah makanya orang tua memegang peranan yang sangat penting bahkan bisa jadi sangat menentukan lancarnya pelaksanaan dan keberhasilan Proses PJJ anak.
Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ ) yang sudah pasti memiliki banyak kelemahan dan kelebihan, peranan orang tua menjadi sangat signifikan karena keberadaan anak yang hampir pasti 24 jam penuh berada di rumah. Agar kegiatan PJJ dapat berlangsung sukses dan menghasilkan kompetensi yang diharapkan, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan para orang tua saat pelaksanaan PJJ antara lain:
1. Menjaga suasana pembelajaran yang nyaman
Menjaga disini dapat berarti menkondisikan agar PJJ yang dijalani oleh sang anak benar-benar nyaman baik dari segi suasana fisik maupun yang non fisik. Hal yang termasuk fisik seperti ketersediaan kuota yang mencukupi, buku tulis dan buku paket yang tercukupi dan memadai ( layak pakai ), tempat dia belajar yang tidak banyak gangguan, meja kursi yang layak untuk mengerjakan tugas-tugas gurunya, penerangan dan sirkulasi udara yang cukup, bahkan penyediaan makan pagi/sarapan yang cukup juga menjadi syarat fisik yang sebaiknya terlayani untuk anak. Berikutnya adalah suasana non fisik dalam arti suasana yang berhubungan psikologis, kejiwaan atau rohani si anak. Bagaimana suasana hati anak tergantung suasana hati anggota keluarga di rumah tersebut. Jika orang tua bisa menjaga keharmonisan hubungan diantara anggota keluarga maka kemungkinan besar anak yang sedang PJJ juga akan ikut menikmati dampak positifnya. Namun jika susana keluarga tidak harmonis seperti orang tua suka cekcok/ beradu mulut, atau bertengkar dan si anak mengetahuinya, ini kemungkinan besar akan sangat mempengaruhi suasana belajar si anak. Belajar anak akan terganggu minimal konsentrasi akan terpecah dan tidak fokus belajar. Akibatnya anak sulit mengerjakan tugas-tugas guru atau jika bertepatan dengan ulangan maka hasilnya mungkin di bawah standar KKM ( batas minimal ). Kebanyakan justru faktor psikologis inilah yang lebih banyak mempengaruhi keberhasilan anak dalam PJJ.
2. Mendampingi dan memotivasi anak saat dan di luar pembelajaran
Mendampingi disini tidak berarti selama 4 jam penuh saat PJJ berlangsung orang tua ada disampingnya, tetapi bisa jadi jika orang tua bekerja mendampingi tidak secara fisik tetapi selalu memotivasi saat sebelum PJJ dimulai dengan kata-kata penuh kasih dan sayang, kemudian saat PJJ berlangsung mungkin dari jauh mengirim kata-kata yang memberi semangat, dan saat diluar PJJ sedikit menanyakan bagaimana keadaan PJJ, ada kendala atau tidak, dan seterusnya yang membuat anak merasa dihargai keberadaanya. Memotivasi disini diartikan selain bertanya atau say hello sekitar PJJ, orang tua juga bisa membelikan makanan/minuman kesukaan dia agar semangat ikut PJJ atau bercanda ria saat di luar PJJ. Dengan demikian anak akan merasa orang tua selalu ada di hati mereka.
3. Bersinergi dengan sekolah untuk program pembelajaran
Idealnya orang tua tahu dan paham semua program sekolah, sehingga mudah mengarahkan anaknya untuk PJJ. Kalaupun tidak paham semua minimal orang tua harus menjalin sinergitas dan komunikasi yang intens dengan pihak sekolah dalam hal ini guru walikelas dan konselor. Dengan komunkasi dan sinergi yang baik kemungkinan besar akan membantu memperlancar PJJ anak.
4. Meningkatkan kualitas kedekatan hubungan dengan anak
PJJ ini seharusnya menjadi momen yang sangat menguntungkan buat semua orang tua untuk meningkatkan kualitas kedekatan dan jalinan komunikasi dengan anak. Hal ini karena anak hampir dipastikan 24 jan penuh berada di sekolah. Dengan waktu anak berada di rumah lebih lama , seharusnya dimanfaatkan orang tua untuk lebih intens, proaktif dan berkualitas kedekatannya dengan anak yang sedang PJJ tersebut.
5. Melatih tanggung jawab anak
Saat anak menjalani PJJ berarti anak akan diberikan tugas oleh guru yang mana harus dikerjakan di rumah di temani oleh orang tua ( ibu ). Disini orang tua berkesempatan mendorong anak untuk mengerjakan tugas guru sesuai arahan guru dengan penuh tanggung jawab, jujur, dan kalau bisa tepat waktu. Hal ini termasuk melatih anak untuk bertanggung jawab atas pekerjaan dia. Orang tua disini juga melatih anak untuk belajar mandiri dengan cara mencari solusi jawaban melalui google, kamus, atau buku paket yang lain sendiri tanpa bantuan guru atau temennya.
6. Melatih dan mengajarkan kedisiplinan anak
Saat PJJ anak pasti mengerjakan tugas-tugas guru yang ada batas waktunya. Disini orang tua berperan memotivasi anaknya untuk menyelesaikan dan mengumpulkan tugas tersebut sebelum batas waktu yang ditentukan oleh guru. Hal ini berarti orang tua melatih dan mengajarkan disiplin kepada anaknya secara tidak langsung. Tentunya semua itu dilakukan dengan cara yang wajar dan penuh kasih sayang dan tidak memaksa.
Itulah beberapa peranan orang tua yang dapat dilakukan pada saat anaknya menjalani kegiatan PJJ di masa pandemi covid-19 ini. Semoga para orang tua menyadari betapa pentingnya peranan meraka terhadap lancar dan suksesnya PJJ anak-anaknya. Karena pada hakekatnya tanggung jawab pendidikan itu tidak hanya ditangan sekolah tetapi juga perlu kontribusi aktif dan positif dari para orang tua atau masyarakat pada umumnya. Sedangkan pemerintah mengeluarkan kebijakan dan memberikan bantuan pendidikan buat sekolah demi maju dan berhasilnya dunia pendidikan di Indonesia.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis sadar masih banyak hal yang belum di bahas dan masih banyak kekurangan dari tulisn ini, untuk itu kritikan dan masukan kami harapkan dari para pembaca demi perbaikan ke depan. Semoga kita semua sehat selalu. Salam sehat, bravo untuk guru.
Tangerang Selatan, 20 Juli 2021