Tipe siswa saat PJJ

Tipe Siswa Saat PJJ
Oleh: Khoirul Anwar

Pandemi covid-19 ini membawa dampak kepada semua sektor kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia pendidikan. Sejak bulan Maret 2020 kegiatan sekolah/belajar mengajar dihentikan, maka seluruh sekolah beralih melaksanakan pembelajaran online atau daring yang sering disebut dengan Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ ) atau ada yang menyebut dengan istilah Belajar Dari Rumah ( BDR ). Kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ ) secara mendadak dilakukan di seluruh Indonesia untuk semua jenjang pendidikan, dari SD sampai Perguruan Tinggi. Untuk tingkat SD kelas rendah ( kelas 1 dan 2 ) masih banyak kendala yang dihadapi, bahkan sangat sulit berjalan dengan baik sistem PJJ tersebut. Tetapi untuk SD kelas 3 sampai kelas 6 sudah bisa berjalan, begitu juga untuk jenjang SMP, SMA/SMK dan Perguruan Tinggi model PJJ sudah bisa berjalan sesuai karakter daerah / sekolah masing masing.

Pada sistem pembelajaran jarak jauh ini tiap siswa tentunya menyikapinya dengan berbagai macam cara, model, perilaku, sikap dan respon yang sangat bervariatif. Untuk itu penulis akan sedikit berbagi cerita beberapa tipe siswa saat menghadapi sistem PJJ ini. Dari pengalaman dilapangan saat melaksanakan kegiatan PJJ ini siswa memiliki beberapa tipe dalam menghadapi PJJ diantaranya adalah sebagai berikut;
1. Tipe siswa Rajin, Pintar, dan Semangat Belajar Tinggi
Siswa dengan tipe ini umumnya jumlahnya tidak begitu banyak bahkan cenderung sedikit. Tipe ini biasanya siswa yang dari kelas awal ( kelas 3 atau 4 SD, kleas 7 SMP, atau kelas 10 SMA/SMK ) sudah berkarakter rajin dalam belajar. Mereka tidak perlu disuruh untuk belajar, bahkan lebih sering belajar sendiri tanpa ada yang menyuruh atau mengajak. Pada tipe ini mereka juga tergolong siswa pintar dalam arti memiliki nilai yang tinggi dalam berbagai kegiatan seperti ulangan atau tugas-tugas dari guru. Terkadang juga dari tipe ini terdapat siswa yang memiliki nilai lebih di luar akademik, seperti aktif di OSIS atau kegiatan Ekskul ( ekstra kurikuler ), atau memiliki kemampuan non akademik yang lebih seperti pandai bernyanyi, bermusik, menari atau yang lainnya. Dan yang lebih menonjol lagi dari tipe ini mereka memiliki semangat belajar yang tinggi untuk mencapai cita-cita mereka. Hal ini ditandai dengan beberapa kegiatan seperti mereka ikut tambahan belajar semacam Bimbel ( Bimbingan Belajar ), Les privat, Les kelompok kecil, atau ikut Bimbel Online , itu pertanda mereka memiliki semangat belajar tinggi. Meraka menganggap belum cukup belajar melalui sekolah, meski ditambah dengan Bimbel atau les tambahan. Disamping itu pada tipe ini biasanya kebanyakan mereka sangat disupport oleh kedua orang tuanya dengan berbagai macam fasilitas belajar yang ada selain bimbel tadi, seperti sikap yang sangat akrab, menyayangi sepenuh hati, perhatian yang ekstra dekat, kehangatan dalam hubungan, disamping itu juga fasilitas seperti waktu bersama yang cukup, hiburan yang cukup, dan mungkin juga nutrisi yang cukup. Itulah tipe pertama siswa saat menghadapi PJJ.

2. Tipe siswa Rajin, Pintar, Tetapi Semangat Belajar Biasa/Standar
Siswa dengan tipe ini biasanya sejak awal kelas memang sudah rajin belajar, belajar lebih mandiri tanpa diajak atau didorong. Kemudian siswa tipe ini juga memiliki kepintaran yang lumayan bagus dalam arti memiliki nilai yang juga tinggi di atas standar rata-rata kelas. Siswa dengan tipe ini meski memiliki karakter rajin dan berpredikat pintar, namun semangat belajarnya standar atau biasa saja, hal ini ditandai dengan mereka pada umumnya tidak mengikuti tambahan pelajaran seperti Bimbel ( bimbingan belajar ) atau les lainnya. Mereka menganggap kemampuan mereka sudah cukup dengan belajar dari sekolah saja. Mereka menganggap pelajaran yang diterima dari sekolah sudah cukup memenuhi kebutuhan mereka baik dari segi konten materi maupun latihan soalnya. Kebanyakan mereka juga di dukung oleh kedua orang tuanya, dan kebanyakan juga berasal dari keluarga yang cukup harmonis dalam arti tidak begitu banyak masalah keluarga, kalupun ada itu hanya beberapa kasus kecil.
Itulah tipe siswa kedua saat menghadapi PJJ

3. Tipe siswa Rajin, Standar/Tidak Terlalu Pintar, Semangat Belajar Tinggi
Siswa dengan tipe ini tergolong agak jarang karena termasuk kategori sedikit berbeda kalau tidak disebut dengan “agak langka”. Siswa tipe ini dalam belajar rajin, belajar mandiri, meski terkadang beberapa saat harus diingatkan oleh orangtuanya atau temennya. Rajin disini lebih kepada rajin dan tekun dalam mengerjakan tugas-tugas dari sekolah, bukan rajin menambah pengetahuan atau latihan soal. Jadi dia hanya rajin menyelesaikan tugas tagihan dari guru, semata-mata agar tidak ditagih oleh bapak ibu guru. Makanya kebanyakan dari siswa dengan tipe ini nilai yang diperoleh dari ulangan atau tugas tergolong standar atau dengan kata lain disebut tidak terlalu pintar ( biasa-biasa aja ), namun kebanyakan siswa dengan tipe ini memiliki semangat belajar yang cukup tinggi, karena berharap dapat nilai lebih dari bapak ibu guru dari kerajinannya, bukan murni dari nilai yang di dapat dari ulangan atau tugas. Siswa dengan tipe ini kebanyakan berprilaku baik, sopan, rajin membantu, perhatian ke guru, dan sering merespon jika ada komentar atau pertanyaan guru di group WA. Itulah tipe ketiga siswa saat menghadapi PJJ.

4. Tipe siswa Rajin, Tidak Pintar/Standar, Semangat Belajar Biasa/Standar
Siswa dengan tipe ini hampir mirip dengan tipe ketiga di atas, mereka rajin mengerjakan tugas-tugas dari guru semata-mata hanya ingin mencari perhatian guru agar disebut anak rajin dan mendapat nilai plus. Biasanya tipe ini dari nilai yang diperoleh ulangan atau tugas terkadang pas KKM atau bahkan sedikit di bawah KKM. Jadi bisa juga disebut nilai dari tipe ini adalah “pas-pasan”, karena mereka hanya mengandalkan “belas kasihan/hadiah” nilai dari guru berkat kerajinannya atau perhatiannya ke guru. Tipe ini lebih banyak mengambil hati dari seorang guru. Dari segi semangat belajar juga biasa-biasa saja tidak tinggi dan tidak rendah. Siswa dengan tipe ini juga berperilaku baik, sopan, perhatian, meski dapat dibilang “agak munafik” atau “siswa caper”. Itulah tipe keempat siswa saat menghadapi PJJ.

5. Tipe siswa Tidak Rajin, Tidak Pintar, Semangat Belajar Biasa/Standar.
Siswa dengan tipe ini lebih banyak diingatkan guru dalam mengumpulkan tugas-tugas tagihan, karena tergolong tidak rajin. Tipe ini lebih sering mengandalkan bantuan dari teman untuk mendapatkan jawaban tugas guru. Dari segi nilai sudah dapat ditebak yaitu nilainya kebanyakan di bawah KKM jika ulangan, tetapi bisa mendapat nilai di atas KKM saat mengerjakan tugas, hal itu karena mendapat bantuan dari Google atau mendapat bantuan jawaban dari teman-temannya. Semangat belajarnya tipe ini tergolong biasa biasa saja, karena mereka juga kebanyakan kurang mendapat support atau dukungan dari para orang tua. Kebanyaan orang tua mereka dua duanya sibuk mencari nafkah/kerja untuk menutupi kebutuhan ekonomi keluarga, meski ada beberapa kasus tipe ini berasal dari keluarga mampu, namun ada sedikit masalah dalam keluarga mereka atau lingkungan tempat tinggal mereka. Tidak jarang dalam tipe ini siswa sering memiliki masalah dengan satu atau dua guru yang kebetulan tidak disukai mata pelajarannya. Siswa tipe ini terkadang masuk dalam daftar siswa yang mendapat bimbingan khusus dari guru BK dan wali kelasnya.

6. Tipe Siswa Malas, Kurang Pintar, Semangat Belajar Rendah
Siswa tipe ini biasanya dari awal kelas sudah malas atau bahkan hampir tidak naik atau siswa yang dibicarakan saat rapat kenaikan kelas. Dari segi nilai sudah dipastikan mayoritas di bawah KKM bahkan bisa jadi jika ulangan semua di bawah KKM. Tetapi dari nilai tugas masih ada nilai yang di atas KKM tentunya dengan bantuan mbah Google atau bantuan temen deketnya ( bisa dibilang lebih sering nyontek tugas ). Siswa tipe ini kebanyakan punya perilaku kurang menyenangkan, kurang beretika/kurang sopan dan cenderung cuek dengan guru atau acuh terhadap guru. Tipe ini jumlahnya sedikit, bisa dihitung dengan jari, tapi sering menjadi beban buat para guru, karena menguras tenaga, emosi dan waktu buat guru jika terlalu banyak melayani siswa tipe ini. Siswa tipe ini harus mendapat bimbingan khusus dari guru BK, harus banyak dimotivasi oleh guru BK. Siswa tipe ini Guru BK harus menjalin komunikasi yang erat dan intens dengan orang tuanya, karena tipe ini harus banyak mendapat support mental dari orang tua dan Konselor/guru BK. Orang tua harus di ajak bersama membantu dia dan sering diajak komunikasi dua arah sehingga mereka merasa dianggap dan dihargai keberadaannya meski secara akademik sangat di bawah rata-rata. Sekolah harus menfasilitasi orang tua untuk mengarahkan siswa tipe ini. Orang tua harus disadarkan akan pentingnya support buat anaknya, meski terkadang sulit. Kebanyakan siswa tipe ini tergolong dari keluarga yang ‘Punya masalah keluarga” atau “punya masalah ekonomi plus keluarga”, beberpa kasus ada yang berasal dari keluarga berada/ekonomi cukup.

Itulah enam tipe siswa dalam menghadapi PJJ di masa pandemi covid-19 ini, tentunya tidak semua tipe persis seratus persen mirip dengan keadaan yang sebenarnya, semua itu masih sangat tergantung dengan tipe atau jenis sekolah, tarap / kelas dari sekolah tersebut ( menengah ke atas, atau ke bawah), sekolah negeri dengan nilai input rendah atau nilai input tinggi, sekolah swasta biasa atau bertaraf Internasional. Hal itu juga masih tergantung dari lingkungan sekitar yang mendukung siswa tersebut, kemudian juga tergantung pola dan sistem yang diterapkan oleh sekolah itu sendiri. Faktor kualitas sekolah khususnya guru juga masih menjadi pertimbangan lain. Jadi tipe tipe tadi hanya sedikit menggambarkan dan membantu kita masyarakat agar sadar dan mengerti bahwa siswa sebagai manusia memiliki model, karakter, dan mungkin tipe yang berbeda beda yang tidak bisa dipaksakan harus sama. Masyarakat meski sadar bahwa siswa sebagai insan pendidikan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam memperoleh dan mengenyam pendidikan di sekolah sesuai peraturan yang berlaku.

Penulis berharap dengan adanya tulisan ini pemerintah atau mungkin masyarakat pada umumnya perlu sadar dan memahami dengan baik perlunya kerjasama yang baik dan benar antara pemerintah, sekolah dan masyarakat dalam memajukan dan meningkatkan kualitas dunia pendidikan di Indonesia ini, sehingga mampu bersaing dengan negara lain, khususnya lulusannya. Semoga cita-cita itu bisa terwujud dengan kerja keras, semangat, disiplin, kejujuran, keihlasan, kemandirian, gotong royong, dan semangat persatuan, demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang berpendidikan, berakhlaq mulia, berbudi pekerti luhur, dan berwawasan global, Aamiin.

Penulis sadar tulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik, saran, dan masukan sangat diharapkan demi terciptanya karya yang lebih baik, lebih berkualitas dan tentunya mampu menginspirasi rekan-rekan guru untuk membuat karya yang lain demi kamajuan dunia pendidikan di Indonesia. Bravo para guru.

Tangerang Selatan, 16 Juli 2021

Tinggalkan Balasan