GEOMORFOLOGI KEBENCANAAN WILAYAH PESISIR DAN PENGELOLAANNYA

Terbaru156 Dilihat

 

  1. Studi Geomorfologi

 

Geomorfologi merupakan salah satu bidang khusus dalam suatu kumpulan besar ilmu pengetahuan Bumi. Studi geomorfologi mengkaji dan menerangkan mengenai halikhwal bentuk Bumi atau geometri dan proses yang berkenaan dengan pembentukannya dan perkembangannya. Istilah geomorfologi terdiri dari tiga suku kata Yunani, yaitu: ge (berasal dari Gea, berarti Dewi Bumi bermakna Bumi, morpho, bermakna bentuk, dan logos yang bermakna ilmu atau pengetahuan. Geomorfologi adalah ilmu tentang bentuk muka Bumi.

 

Kedudukan geomorfologi di antara bidangbidang pengetahuan yang berkaitan telah dijelaskan oleh A.K. Lobeck (1939) dalam bukunya yang berjudul An Introduction The Study of Landscape. Hubungannya dengan geologi, geomorfologi ialah suatu cabang geologi yang kadangkadang dianggap berkaitan dengan mineralogi dan petrologi dan juga dengan paleontologi dan stratigrafi. Pengetahuan Bumi dan geologi dinamik memberikan sumbangan kepada pengertian geomorfologi dengan cara menerangkan perubahan bentuk muka Bumi.

 

Adapun hubungan dengan Geografi, geomorfologi juga merupakan suatu cabang geografi yang menjelaskan bentuk muka Bumi di mana sedikit banyak menentukan sebaran dan tingkah laku dalam kehidupan alam binatang dan manusia. Studi geografi yang meliputi kajian fenomena geosfer, yang meliputi: atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer melalui pendekatan keruangan, kelingkungan dan kompleks wilayah. Dalam hal ini, geomorfologi mengkaji fenomena litosfer sebagai mintakat tipis dari daratan dan lautan yang terdapat padanya sebagian besar kehidupan.

 

Geografi ialah studi tentang variasi keruangan yaitu mengenai bagaimana dan mengapa sesuatu itu berbeda antara satu tempat dengan tempat lain di permukaan Bumi (Getis, et al., 2004). Geografi sering diartikan sebagai ilmu keruangan (spatial science), yakni suatu disiplin ilmu mengenai penggunaan ruang permukaan Bumi yang ditempati maupun yang dapat ditempati oleh manusia (Getis, et al., 2004). Geografi fisik mengarahkan perhatiannya pada lingkungan alami, seperti bentuklahan dan distribusinya, kondisi atmosfer dan pola iklim, serta asosiasi tanah dan vegetasi. Salah satu cabang ilmu geografi fisik yang mempelajari asal mula, karakteristik, dan perkembangan bentuklahan adalah geomorfologi.

 

Dalam kajian Geografi terdapat keterkaitan antara paradigma keilmuan Geografi dengan pendekatannya. Paradigma analisis spasial dengan pendekatan keruangan  (spatial approach), mempunyai karakteristik analisis pada ruang yang lebih khusus dimana space dianggap sebagai variabel utama di samping variabel lain yang banyak dilibatkan. Paradigma environmentalisme dengan pendekatan ekologi (ecological approach), mempunyai karakteristik analisis yang lebih sistematik tentang peranan elemen lingkungan terhadap pola kegiatan manusia, analisis morfometrik dan kausalitas mendominasi yang difokuskan hanya pada wilayah tertentu. Paradigma regionalisme dengan pendekatan komplek kewilayahan (regional complex approach), mempunyai karakteristik lebih mendalam dan lebih luas dengan membandingkan wilayah satu dengan lainnya dalam penekanan pada keterkaitan antara elemen lingkungan dengan kegiatan manusianya (Herbert dan Thomas, 1982; Johnston, et al., 2000 dalam Yunus, 2010).

 

Secara skematis, geomorfologi dan hubungannya dengan bidang sains yang lain dapat dilihat pada skema berikut (Gambar 1.1). Dari skema itu dapat diketahui bahwa tidak ada studi yang betulbetul tergolong dalam batasannya saja, tetapi selalu semakin mendalam kajiannya, ia akan menyentuh bagian-bagian studi lainnya yang berkaitan dan menolongnya pada masa itu. Demikian pula dalam buku pegangan kuliah ini, pembahasan terapan geomorfologi untuk kajian kebencanaan di wilayah pesisir akan menyangkut studi lain yang berkaitan dengan permasalahan pengelolaan wilayah di muka Bumi.

Tinggalkan Balasan