Assalammualaikum Wr.Wb
Perkenalkan saya Leady Yuniar Afifah (20018) mahasiswi Akademi Keperawatan Polri tingkat 2A, saya akan berbagi pengalaman saya menjalani isolasi mandiri dirumah bersama keluarga, selamat membaca!
Covid – 19
Mendengar kata ini pasti kita semua menjadi was was dan hati – hati. Saya tidak pernah menyangka bisa terpapar virus ini. Padahal saya dan keluarga sudah mengikuti protocol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Mulai dari cuci tangan setiap habis memegang sesuatu, membersihkan diri seusai berpergian dari luar, selalu memakai masker, menjaga jarak, dan tidak berpergian keluar rumah jika tidak ada hal yang mendesak. Namun itu semua, tidak menjamin bahwa saya dan keluarga tidak akan terinfeksi virus ini.
Kejadian ini bermula sekitar bulan mei 2021, pada awalnya ayah saya sepulang dari kantor mengeluh kepalanya terasa pusing, demam, dan pilek. Saya dan keluarga berpikir mungkin hanya demam dan batuk biasa, istirahat dan minum obat juga nanti akan sembuh. Setelah beberapa hari gejala yang dialami ayah saya tidak kunjung reda. Oiya satu hal yang sering dilakukan ayah saya adalah sehabis memakai tissue, beliau selalu membuang tissue bekasnya sembarangan. Ini tidak boleh ditiru karena didalam tissue terebut mengandung bakteri dan kuman yang dapat menadi sumber penyakit.
Setelah 3 hari gejalanya tidak kunjung reda dan beliau juga tidak dapat mencium bau, akhirnya ayah saya melakukan rapid pada tanggal 21 Mei 2021. Hasilnya, garis 2 yaitu positif. Saya beserta keluarga langsung kaget, kami tidak menyangka bahwa ayah saya ternyata positif covid 19. Setelah mendapatkan hasil tersebut ayah saya melakukan isolasi mandiri di kamar tepisah. Kami langsung mendesinfeksi seluruh rumah dan juga memisahkan alat makan, alat mandi, dan alat tidur.
Setelah hasil rapid ayah saya positif, saya pun mengalami gejala yang sama. Yaitu badan terasa lemas, kepala pusing dan demam mencapai 38,7 C. pada awalnya saya masih dapat mencium bau, namun setelah 2 hari saya tidak dapat mencium bau. Akhirnya saya dan ibu saya melakukan rapid tes pada tanggal 23 Mei 2021 dan ternyata saya juga positif covid, namun ibu saya negative.
Saya langsung berjaga jarak dengan ibu dan adik saya. Positif covid adalah kejadian yang tak terlupakan, badan saya terasa sangat nyeri, tidak nafsu makan, dan tidak dapat mencium bau. Sangat menyiksa. Obat yang diresepkan dokter pun sangat banyak dan berukuran besar-besar. Saya tidak dapat menelan obat tablet, jadi semua obat harus digerus terlebih dahulu sebelum diminum dan asanya pahit sekali.
Setiap hari kami sekeluarga berjemur dari jam 8 pagi sampai jam 10. Setelah seminggu berlalu ayah saya melakukan rapid test dan swab lagi karena ia merasa badannya sudah lebih baik, dapat mencium bau, dan juga demamnya sudah tidak ada. Setelah dilakukan rapid tes kembali ternyata ia negative. Hanya butuh waktu seminggu ayah saya dapat sembuh dari covid.
Selama beliau postif, ia selalu makan, walaupun tidak nafsu tetapi ia paksa makan dan beliau juga rajin berolahraga. Beliau juga mengonsumsi 2 siung bawang putih dan minum air lemon hangat setiap hari. Itulah mengapa dia ceapat sembuh. Setelah ayah saya dinyatakan negative ternyata saya masih postif. Akhirnya ayah saya menyarankan untuk mengonsumsi bawang putih, meminum air lemoh hangat dan mengonsumsi susu beruang serta air kelapa.
Awalnya saya selalu memuntahkan bawang tersebut, karena rasanya tidak enak dan pedas serta baunya yang sangat menempel dimulut. Tetapi karena saya ingin sembuh, saya berusaha menelan bawang tersebut dan tidak saya muntahkan. Saya juga meminum air hangat yang dicampur perasan lemon setiap hari. Saya pun juga memaksa diri saya untuk makan walaupun sangat tidak nafsu. Jika kita sedang sakit, makanan yang sangat kita sukai pun akan terasa hambar dan tidak nafsu untuk dimakan. Itulah mengapa mencegah lebih baik daripada mengobati.
Setelah 10 hari berlalu, badan saya sudah merasa lebih baik dan perlahan-lahan saya dapat mencium bau kembali. Akhirnya saya melakukan rapid dan swab lagi pada tanggal 2 Juni 2021 Alhamdulillah, hasilnya negative. Sangat senang mengetahui hasil tersebut. Akhirnya saya sembuh!
Setelah sembuh, saya menungu hingga genap 14 hari isolasi mandiri dirumah untuk dapat keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain. Sungguh, pengalaman terinfeksi covid 19 adalah pengalaman yang tak terlupakan. Saya sangat bersyukur sekarang angka kasus covid yang terjadi di Indonesia sudah menurun serta masyarakat sudah banyak yang melakukan vaksinasi. Kasus penurunan covid dapat terjadi karena kerjasama yang baik dari masyarakat dan pemerintah.
Tips jika anda melakukan isolasi mandiri dirumah yaitu :
- pisahkan barang-barang anda seperti alat makan, alat tidur dengan keluarga
- istirahatlah dikamar yang terpisah
- selalu memakai masker saat dirumah
- harus selalu makan walaupun makanannya terasa hambar tetapi dari makanan lah kita dapat memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh
- berjemur setiap hari
- jangan lupa minum obat yang teratur dan minum air putih
- untuk merangsang penicuman anda bisa mencium minyak kayu putih atau parfum
- dan yang paling penting jangan stress, karena pikiran yang sehat akan membantu tubuh kita untuk sembuh
Sekian pengalaman saya dalam menjalani isolasi mandiri dirumah. Semoga kita selalu sehat dan dijauhi dari segala penyakit. Jangan lupa untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, melakukan vaksinasi dan selalu jaga kesehatan. Terima kasih telah membaca tulisan saya, salam sehat!
Wasalammualikum Wr.Wb