Cerpen 7 Bagian 1

Terbaru24 Dilihat

ORANG TUA TERHEBAT

Oleh: Lili Suriade, S.Pd

 

Gadis itu tampil dengan penuh percaya diri. Ia berjalan menuju panggung kemenangan dengan langkah pasti. Beberapa saat kemudian, ia mulai berbicara di atas podium. Ribuan mata penonton tertuju kepadanya. Ia berusaha menghilangkan perasaan gugupnya, ia tahu ayah dan ibunya tengah was-was memperhatikannya dari kursi sudut belakang.

“Hadirin yang berbahagia…izinkan saya berdiri disini untuk menympaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung saya dalam kegiatan lomba kali ini. Pertama saya berterima kasih kepada ayah dan ibu yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya melalui doa-doanya yang selalu mengalir untuk saya. Selanjutnya saya juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada saya. Kemenangan saya ini akan saya persembahkan untuk kedua orangtua saya, yang takkan pernah bisa saya nilai dengan apa pun. Pengorbanan mereka untuk saya luar biasa. Terima kasih sekali lagi untuk orang tua terhebat dalam hidup saya…” Semua penonton bertepuk tangan. Orang tua Meylani terharu di sudut belakang. Mereka tidak menyangka bahwa yang tengah berbicara di atas panggung itu adalah anak kandung mereka sendiri.

“Selamat ya Mey..kamu memang hebat.” Ucap beberapa teman sambil menyalami Meylani.

Meylani pun tersenyum sambil mengucapkan terima kasih kepada teman-temannya.

Sore, setelah rangkaian acara selesai Meylanie berjalan kaki bersama orang tuanya. pulang ke kos dari Campush. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di hadapannya.

“Meylani..apakah kamu mau pulang ke kos?” Tanya Liza yang muncul dari kaca mobil

“iya..!”

“o..jadi ini orang tuamu? Ungkap Liza dengan pandangan mata sinis.

“Iya..inilah orangtua saya. Kenapa?” Tanya Meylanie kemudian.

“gak..aku mah kasihan aja sama mereka. Gimana kalau pulangnya ku antar saja Mey?” Tanya Liza lagi.

“Gak usah Liz..terima kasih.” Jawab Meylanie.

Liza pun pergi dengan mobil mewahnya.Di dalam hatinya Meylani sangat kasihan melihat ayah dan ibunya, semoga saja suatu hari nanti aku diberi rezki untuk punya mobil juga, doa Meylanie di dalam hati.

Sampai di kosnya Meylanie pun bersiap untuk mandi. Setelah mandi, ia pun memasak untuk makan malam.

“Ibu..nanti malam kita makan dengan telur dadar pakai Sambalado aja gimana?”

“Alhamdulillah nak..kedengarannya sangat enak. Biar ibu saja yang masak ya, Meylanie istirahat dulu saja.” Ungkap ibu.

“Tidak Bu, Mey tidak sedang capek kok, justru ayah dan ibu yang harus beristirahat, seharian tadi capek di perjalanan dari kampung.” Jawab Meylanie sambil tersenyum.

Ibu dan ayahnya pun tak bisa berbuat apa-apa. Meylani dengan cekatan memasak sambal dadar telur itik dicampur Sambalado hijau pavoritnya. Selang setengah jam semuanya sudah selesai dihidangkan Meylani..

“ayah..Ibu..sudah hampir magrib, ayo kita sholat berjamaah ke mesjid.” Ucap Meylani membangunkan ayah ibunya yang tertidur.

“Astagfirullah..sudah jam berapa nak? Ibu dan ayah mau mandi dulu.”

“Sebentar Bu, biar Mey panaskan air. Ini sudah terlalu sore, ayah ibu mandi air panas saja ya..” ucap Meylani. Ayah dan ibunya tak bisa menolak kata-kata anak semata wayangnya itu.
Beberapa saat kemudian ayah dan ibu sudah siap berbenah, memakai pakaian untuk sholat ke mesjid. (Bersambung)

Sumpur Kudus, 14 februari 2021

Tinggalkan Balasan