KMAB 22
Perjalanan Hidup
Belajar Lagi
Oleh Lusia Wijiatun
sumber : kompasiana.com
Tiga tahun berlalu sudah, Tami menjalani kehidupannya dengan penuh syukur.Saat itu ia sudah dikaruniai dua putra, perempuan dan laki-laki.Terlihat Tami semakin bahagia dengan kehadiran putranya.
Di sekolah pun Bu Tami semakin disayang oleh murid – muridnya.Ya, Bu Tami memang dikenal sebagai guru yang ramah dan lembut, tapi tegas, hal itulah yang membuat para muridnya semakin dekat dengannya.
Begitu juga koleganya, dengan guru dan kepala sekolah serta pengawas. Hal ini membuat Tami semakin bersemangat dalam tugas-tugas yang diberikan padanya.
Hingga suatu hari Bu Tami mendapat tugas untuk pelatihan dan mendapat rekomendasi dari unit pelaksana teknis untuk mendaftarkan diri agar mengikuti program penyataraam Diploma II.
Diploma dua adalah program pemerintah yang harus dilaksanakan oleh guru yang pendidikannya masing sejajar SLTA. Untuk menambah ilmu keguruan dan ilmu pengetahuan umum, maka Tami segera mendaftarkan diri.
Pelaksanaan pembelajaran dengan system pembelajrann jarak jauh. Dan dipusatkan di Bengkkulu, Grunyangb juga menjadi mahasiswa belajar sendiri dengan modul yang sudah disediakan. Setiap hari minggu barulah ada peretemuan dengan dosenn untuk mendiskusikann tugas-tugas yangt diberikkan.
Demikianndilauan oleh Tami, dan teman-teman guru lainnya. Maski sudah mempunyai anak, semangat be;ajr bu Tami tidak luntur. Ia rajin membuat tugas- tugas yang diberikan, bahkan dikkumpulkan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Tak jarang bun Tami sering membantu teman-temannya untuk menjelaskan bagian-bagian yang kurang jelas. Teman-teman bu Tami sangat menyukainya, karean bu Tami dapat menyelesaikan tugas –tugas dari kelompok mereka.Bu Tami juga takk segan-segan bertanya bila ia kurang jelas. Dosen akan senang hati menjelaskannya.
Tanpa terasa dua tahun pas Bu Tami dapat menyelesaikan kuliah Diploma II. Bu Tami sudah menyelesaikan tugas yang harus dilaksanakan. Walau dengan nilai pas pas saja. Yang penting sudah mendapat ijazah penyetaraan.
Bersamaan dengan selesainya tugas kuliah diploma dua, Bu Tami dikarunia putra ketiga. Dua kebahagian yang dianugerahkan Tuhan. Betapa bahagianya, Puji dan syuur selalu dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tidak seperti kelahiran putra pertama dan kedua Bu Tami mendapat Cuti selama tiga bulan. Untuk putra ketiga ini Bu Tami hanya diberi izin saja dengan surat keterangan doter. Arena sesuai dengan aturan yang mendapat cuti hanya putra pertama dan kedua. Begitu juga dengan system tunjangan gaji.
Tapi tidak menjadi persoalan, arena jam-jam tertentu Nu Tami boleh pulang sebentra untuk menyusui anaknya. Anak-anak Bu Tami tumbuh sehat, hal ini membuat Tami Bahagia.
Menjelang setahun usia putra ketiga, Bu Tami melanjutkan kuliah strata 1. Ia mendaftarkan diri melelui UPJJ terdekat, dan diterima. Bersama temannya dekatnya Bu Tami mengikuti program Sarjana PGSD.
Banyak temannnya heran, untuk apa lagi, toh penyetaraan hanya sampai diploma saja. Buat apa belajar lagi. Saat teman-teman kasak- kusuk seperti itu, Tami menyahut, “ Ya, sispa tahu nanti berguna, atau ada kebijakan baru bahwa guru sekolah dasar harus sarjana.”
Begitulah Bu Tami melanjutkan pendidikannya, setiap hari Sabtu dan minggu Bu Tami rajin mengikuti perkuliahan. Semoga bu Tami dapat menyelesaikan tepat waktu.dan mempunyai gelar sarjana.
Dengan adanya kegiatan kuliah, makka Bu Tami Harus rajin membuka modul. Hal ini memicu putra putri bu Tami rajin belajar juga. Jadi mereka sering belajar bersama-sama.
Saat putranya kesulitan, dapat bertanya langsung kepada ibunya. Wah, sungguh harmonis ibu dan anak-anaknya. Semoga anak-anak bu Tami menjadi anak yang pandai dan saleh.