KMAB 23
Perjalanan Hidup
Wisuda Strata 1
Oleh Lusia Wijiatun
sumber : topitogawisuda.com
Bu Tami terlihat sedikit kecewa, wajahnya terlihat sedih. Apa yang membuat Bu Tami bersikap demikian? Ternyata nama Bu Tami tidak ada dalam daftar kelulusan.
Bu Tami mulai risau, ” mengapa namanya belum ada ” tanyanya dalam hati. Bu Tami mulai mengoreksi diri, mungkin ada yang salah, atau ada tugas yang belum dikumpulkan.Teman- teman Bu Tami juga bertanya- tanya, mengapa namanya tidak ada.
Laporan praktik yang lalu, Bu Tami membantu dosen membimbing teman-temannya, kok namanya yang belum ada.
Selain Bu Tami ada satu lagi temannya yang mengalami hal yang sama.Malah ketua kelasnya.Jadi lengkap ketua dan sekretaris kelas sama-sama tidak muncul namanya.
Lalu bu Tami dan temannya itu mencari informasi, tentang perihal tersebut. Transkip nilai pun dikumpulkannya. Dilihatb dan diteliti, ternyata tidak ada masalah.
Maka mereka berdua mencoba melihat lagi daftar nilai yang sudah masuk. Ternyata nilai tahap akhir belum terkafer. Hal inilah yang membuat namanya belum muncul. Setelah diurus, tanpa menunggu lama ternyata nama bu Tami dan temannya pun muncul
Wahh, lega rasanya, nilai sudah lengkap dan Bu Tami dinyatakkan lulus dan berhak memperoleh gelar sarjana. Tapi tunggu dulu, ia harus mengikuti wisuda dulu barulah memperoleh gelar sarjana.
Dengan senang hati, bu Tami menyiapkan segala sesuatunya untuk mengikuti wisuda strata 1 yang dilasanakan di Jakarta. Tak banyak yang mendapat kesempatan seperti itu. Bersyukur sekali Tami mendapat kesempatan ini.
Bu Tami tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, untunglah bu Tami mempunyai sedikit tabungan, untuk persiapan wisudanya.
Bersama teman-teman seangkatannya, Bu Tami mendaftar dan segera menyelesaikan adminitrasi yang diperlukan.
Informasi diperoleh bahwa keberangkatan akan naik bus bersama-sama dengnn kontingen dari kabupaten lainnya. Jadi keberangkatan dikordinir dalam satu UPJJ Provinsi.
Sesuai dengan hari yang ditentukan bu Tami pun berangkat. Semua kebutuahan telah disipkan, termasuk obat-obatan. Karenan Tami memang mabuk kendaraan. Itulah pentingnya membawa obat-obatan.
Wisuda dilaksanakkan di UPJJ Pusat, yaitu di Pondok Cabe Jakarta. Setelah melakuan perjalanan selama satu hari satu malam. Tibalah rombongan di Kampus UT pada siang harinya.
Mereka ditempatkan di rumah-rumah kos yang sudah disediakan. Semua terlihat gembira, meski capek tak mereka rasakan. Mereka langsung menuju ruang untuk registrasi dan mengambil toga masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan melihat-lihat sekeliling kampus tersebut.
Wauu, keren sekali, gedung yang sangat megah, halaman yang sangat luas, membuat Bu Tami dan teman-temannya berdecak kagum. Maklumlah, kan dari daerah yang jauh di seberang.
Hingga menjelang sore hari barulah mereka pulang ke pondokkan. Untuk beristirahat, dan menyiapkann untuk kegiatan esok harinya, yaitu Yudisium dan kegiatan seminar.
Kegiatan Yudisium dimulai pukul 08.00. Sebelum pukul 08.00 Bu Tami dan teman-temannya sudah berada di dalam gedung. Mereka memakai seragam putih hitam, Begitu juga peserta yang lain. Peserta berasal dari Sabang sampai Merauke.
Betapa senangnya bertemu dengan teman-teman dari daerah lain. Dalam kegiatan seminar itu dibacakkan juga Undang-Undang nomor 14 Tahun2005 tentang guru dan dosen. Guru dan dosen adalah pendidik professional, dst.
Gemuruh sorak sorai dan tepuk tangan meski tak terdengar jelas apa maksudnya. Yang Bu Tami rasakan hanya kegembiraan bahwa kuliah yang dilaksanakannya tidaklah sia-sia.
Selesai Yudisium sore harinya ada kegiatan temu akrab bersama dengan peserta. Ketentuan nya harus memakai pakaian khusus dari daerah masing-masing. Di situ dapat terlihat peserta dari setiap propinsi.
Acara Wisuda dilanjutkan esok harinya. Pagi-pagi sekali para wisudawan sudah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Wah, dengan senangnya mereka memakai pakaian kebesaran wisudawan.
Masing-masing kelompok sudah ditempatkan di tempat yang sudah disediakan. Sungguh rapi dan tertip. Lagi-lagi Tami berdecak kagum. Cara kerja yang sangat rapi dari panitia.
Bayangkan saja, wisudawan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Ribuan jumlahnya dapat diatur sesuai dengan aturan atau tata tertib yang sudah dibuat. Semua dapat mengikuti dengan tertib dan rapi.
Tibalah giliran rombongan dari propinsai tempat Tami tinggal. Satu persatu, mereka diwisuda, rasa gembira terpancar dari wajah-wajah para wisudawan.