Pengalaman Umrah di Masa Pandemi

Islam, Peristiwa, Wisata, YPTD126 Dilihat

Pengalaman Umrah Pandemi

Pelayanan Tamu Allah yang Sejati

 

Ketika Pandemi di Akhir tahun 2020 dan awal 2021  menurun, Kerajaan Saudi Arabia Sempat membuka pelaksanaan ibadah umrah bagi seluruh muslim dunia termasuk Indonesia.

Dan saya berkesempatan mendampingi Jamaah Umrah Sahara Kafila Wisata. Sebuah pengalaman yang sangat berkesan dan mengharukan. Berkesan karena pelayanan sangat berbeda dengan Umrah normal dan terharu karena tidak semua jamaah yang berumarah bisa berkesempatan sholat di Matof atau area utama thawaf.

Hari Pertama kami dikarantina semalam di hotel dekat bandara Soeta, untuk memastikan bahwa semua jamaah umrah tidak terjangkit virua corona.

Setelah semua Jamaah di PCR, dan dengan hasil negatif kami terbang menuju Saudi Arabia dengan menggunakan Pesawat Saudi Airline. Pelayanan diatas pesawat  standart saja seperti umrah normal, hanya petugasnya saja pramugari menggunakan baju khusus.

Sembilan Jam pernerbangan menuju Jeddah, sesampainya di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, yang merupakan bandara baru, semua Protokol Kesehatan diterapkan, Dokumen bebas Covif-19 dan Formulir pernyataan dari Airlines wajib disertakan selain Paspor dan Visa, berjarak antara Jamaah juga mengikuti ProKes.

Setelah pemeriksaan Dokumen perjalanan yang singkat dan tidak bertele-tele, kami menuju Comvayer bagasi. Kita tidak diperkenankan membawa bagasi sendiri, kewajiban kita hanya memastikan bahwa bagasi kita sudah terkumpul di group keberangkatan. Dan bagasi akan dibawa oleh petugasnya atau biasa disebut poter.

Dan jamaahpun berbaris menuju Bus, masuk kedalam Bus dengan antrian yang teratur dan paspor jamaah discan oleh petugas bandara. Bagasi sudah diantar oleh poter dan dimasukan kedalam bagasi bus. Buspun meluncur menuju hotel yang sudah kami pesan.

Pada waktu itu Bus hanya boleh membawa 25 orang atau 50 persen dari kapasitas normal  , maka kamipun duduk dengan leluasa dan jamaah diberi hadiah, peralatan kesehatan sperti masker , hand hanitezer , tusue basah. Serta hadiah al-qur’an , sajadah dan Tasbih, yang akan dibawa untuk beribadah di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Perjalanan menuju ke Medinahpun di dampingi oleh guide atau biasa kamj sebut Muthowwif.

5 Jam Perjalanan Jeddah-medinah dengan sekali beristirahat di rest area, tidak membuat jamah lelah tetapi semangat dan penuh syukur bisa sampai di Madinatur Rosul. Sampai di Hotel Royal Inn yang hanya berjarak 100 m dari Gerbang masjid Nabawi, Jamaah langsung diKarantina selama 3 hari.Kunci kamar dibagikan diatas bus, hanya menunggu 5-10 menit saja , setelah itu langsung menuju kamar tifak boleh berhenti di Lobby hotel. Bagasi diantar sampai depan kamar masing-masing.

Tiga hari kami hanya berkegiatan di dalam kamar saja, dilarang keluar dari kamar dan setiap lantai hotel ada petugas security yang mengawasi para jamaah yang sedang dikarantina. Kegiatan saat karantina selain ibadah sholat, baca alqur’an, dzikir, kita juga menyarankan jamaah untuk berolah raga dikamar.Pasokan makanan sangat lebih dari cukup, makanan diantar ke kamar masing-masing, setiap hari makan daging, baik itu daging ayam, sapi atau kambing, maka kami menyarankan agar peserta membawa obat-obatan yang biasa di kansumsi untuk menurunkan kolestrol , asam urat dan darah tinggi. Begitu juga bisa membawa makanan khas indonesia, seperti teri tempe orek, kentang bencok.

Pada hari kedua semua peserta umrah di Swab kembali, bagi yang negatif maka pada hari ketiga sudah bebas menuju Masjid Nabawi untuk beribadah. Sementara yang positif akan dikenakan karantina ke.bali selama 10 hari.

Jamaah Umrah diberi kesempatan 3 hari beribadah di Madinah, dengan sekali mendapat kesempatan ziarah ke Raudho dan Makam Nabi Muhammad SAW. Semua prosedur ziarah di Madinah sudah diatur oleh Muasasah/Provider tempat kami mengambil Visa Umrah. Masuk ke Raudhopun tidak perlu berdesakan dan sangat nyaman sekali karena hanya diperkenankan masuk ke Raudho per 50 orang saja selama 15 menit. Ziarah luarpun berjalan normal seperti biasanya.

Setalah 3 hari di Madinah, jamaahpun menuju Makkah. Perjalanan antar 5-6 jam, sesampainya di Makkah peserta tidak perlu dikarantina lagi. Bisa langsung beribadah di Masjidil Haram dengan prosedur yang berlaku. Umrah telah di Jadwal jamnya, kami mendapat jadwal umrah jam 23.00.

Pelaksanaan Umrah berjalan denga teratur dengan diawasi Askar Masjidil Haram, tidak boleh ada desak-desakan jamaah, jalur thawaf sudah dibuat sedemikian rupa oleh khodimul Baitullah. Setelah Thawaf 7 putaran, jamaah tidak diizinkan berlama-lama di Mataf, segera di arahkan ketempat Sai. Di bantaran Sai antara shofa dan marwah pelaksanaannya tidak ketat dan tidak ada Prokes. Setelah Saipun kami segera di arahkan keluar dari Masjidil Haram.

Pada masa Pandemi , tidak diperkenankan Thawaf Sunnah dan mencium hajarul Aswad, setiap Jamaah Umrah mendapat 2x Umrah dan ziarah keluar kota Makkah berjalan seperti biasa.

Di Makkah kami tinggal di hotel Mariot, dekat Pintu Raja Abdullah, konsumsi di hotel saat itu Nasi Box yang diantar oleh petugas pada jam-jam makan.

Untuk Prosedur masuk Masjidil Haram, petugas Muasasah berkoordinasi dgn petugas penjaga mendaftarkan nama travel kami dan selanjutnya jamaah hanya mrnunjukan id card travel saja, Id Card Travel pada Umrah Pandemi ini menjadi sangat penting dan harus dibawa kemanapun jamaah bergerak. Selain pengganti paspor , Id Card juga sebagai kartu  pengganti aplikasi e-tamarna ketempat-tempat yang mewajibkan aplikasi tersebut.

Pelayanan Umrah pada masa pandemic adalah pelayanan yang sesungguhnya, karena yang dilayani adalah para tamu Allah SWT.

Sebelum kembali ke Tanah Air, kami kembali di SWAB oleh pemerintah KSA atas permintaan pemerintah Indonesia. Alhamdulillah semua Jamaah kami negatif , sehingga dapat kembali ke Tanah Air tepat pada waktunya.

Sesampainya di Bandara Soeta , sesuai aturan Satgas Covid-19, semua yang datang dari bandara wajib karantina selama 5 hr. Baik di Wisma Atlit atau di hotel-hotel yang dirujuk pemerintah saat itu. Setelah Karantina 5 hari dan hasil Swab negatif, Para Jamaah Umrah baru diperkenankan kembali ke rumah masing-masing.

SEMOGA MEMPEROLEH UMRAH YANG MAQBULLAH. AAMIIN

 

HM.LUTFI ABDURRAHMAN

PELAYAN TAMU ALLAH

SERIAL : Umrah dan Haji

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan