Berita Duka di Blog Kita, Juga Berita

SAYA menulis di blog dengan materi apa saja. Sejak saya belajar mengelola dan menulis di blog saya memang tidak memaksa hanya untuk content (materi) tertentu saja. Hampir semua materi saya tulis dan saya posting di blog pribadi. Saya anggap saja itu juga semacam berita. Tidak ketinggalan berita duka. Berita kematian, misalnya.

Saya lupa sudah berapa catatan yang saya buat berkaitan dengan kematian seseorang. Bisa teman, orang yang saya kenal atau siapa saja. Menurut yang saya ingat sudah ada belasan berita duka (kematian) saya tulis sebagai catatan khusus saya untuk mengingat mereka. Ada seorang tokoh agama meninggal di Mekkah saat umroh. Atau seorang teman yang meninggal di Tanah Suci saat menunaikan ibadah haji. Termasuk beberapa orang guru yang juga sudah saya posting catatannya di blog saya.

Pada 22 Agustus 2014 lalu, mmisalnya saya menulis judul artikel “Selamat Jalan, Sahabat,” yang berisi catatan saya tentang kepergian seorang sahabat saya, Kamal, SH waktu itu. Sebagai seorang teman baik saya terkejut atas kepergiannya. Maka saya tulis berita dukanya. Catatan itu saya ulang di sini.

Selamat Jalan, Sahabat

“SELAMAT jalan, Sahabat. Senyummu di antara rasa duka kami.” Itulah yang tepat dan ingin saya ucapkan malam ini ketika datang melayat ke rumahnya. Siang tadi, sekitar pukul 13.30 dia pergi. Pergi untuk selamanya, menghadap Yang Maha Kuasa. Tiada kuasa siapapun dan apapun yang dapat mengalanginya. Tegas Dia mengatakan, “Maka apabila datang ajal mereka, tidak (ada yang) dapat menunda atau mempercepatnya.” Pernyataan itu ditegaskan dalam kitab suci-Nya.

Hari Kamis (21/ 08) ini memang hari yang cukup menyedihkan bagi saya dan sebagian besar masyarakat di Karimun. Salah seorang tokoh masyarakat yang cukup dikenal karena berbagai kegiatannya, pergi untuk selamanya. Dia adalah salah seorang pengurus MUI (Majelis Ulama Indonesia) kabupaten Karimun organisaasi tempat saya juga ikut mengabdi. Dia juga pengurus BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Kabupaten Karimun yang saya juga kebetulan ikut bersama. Dan dia adalah Ketua Yayasan Ar-Raudhah yang mengelola pesantren Ar-Raudhah dengan sekian banyak santri.

Terkejut dan sangatr terkejut, ketika siangnya mendapat berita Pak Kamal telah menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Awalbros Batam. Saya ingat, dia memang tengah berjuang melawan penyakit penymubatan saluran empedunya sejak beberapa waktu belakangan ini. Informasi penyakit itu datang dari dia sendiri, ketika sekitar sebulan sebelumnya kami para pengurus BAZNAS Karimun membezuknya yang sudah terbaring sejak beberapa hari sebelumnya. Kata Pak Kamal waktu itu, dia sudah memeriksakan diri ke rumah sakit di Malaysia (Johor Baru) dan dia juga menunjukkan bukti hasil diagnosa dokter di sana. Selanjutnya dia akan melanjutkan berobat di Indonesia saja.

Hari Rabu (sehari sebelum pergi) dia sudah menjalani operasi berat di Rumah Sakit Awalbros, Batam. Dia sudah di Batam sejak beberapa hari sebelumnya. Pasca operasi itu, menurut teman-teman yang kebetulan sempat menjenguknya ke Batam, dia sudah sadar dan sudah kelihatan ceria di wajahnya. Tapi itu ternyata hanya beberapa saat saja. Sehari berikutnya, dia menghembuskan nafas terakhirnya ketika masih terbaring di ruang ICU rumah sakit itu.

Selamat jalan, Pak Kamal. Allah pasti sangat sayang kepada Pak Kamal. Allah pasti lebih tahu dan dan lebih tepat hal apa yang paling baik untuk pak Kamal. Kami yang ditinggalkan akan mendoakan, semoga perjalan menghadap Allah ini lanbcar dan sampai tiba dengan selamat dan bahagia ke sisi-Nya. Amiin.

Itu hanya salah satu contoh berita duka yang pernah saya tulis dari sekian banyak catatan yang sudah saya tulis. Sebagai contoh saja, bahwa di masa lalu sudah pernah saya menulis berita duka itu. Dan pada hari ini, Sabtu (20/02/2021) pagi saya kembali menulis berita duka atas kemarian seorang tetangga. Peris bunyi catatannya (sudah saya publish di blog saya) begini,

Selamat Jalan, Mas Edy

NAMANYA Edy Wibowo. Kami. teman-temannya dan para tetangga menyapanya dengan Mas Edy saja. Rumahnya tidak jauh dari rumah saya, di Wonosari, Meral, Karimun. Mengikuti jalan pintas, ke rumahnya hanya perlu dua menit saja.  Sudah sampai ke samping bagian belakang rumahnya yang berada di bagian atas rumah saya. Tapi kalau ikut jalan umum perlu lima hingga tujuh menit berjalan kaki untuk sampai di depan rumahnya. Jalan ini agak berbelok jauh. Tapi ini jalan resmi yang jatuhnya tepat di halaman depan rumahnya.

Malam tadi (Jumat, 19/02/2021) dia pergi untuk selamanya di RSUD Muhammad Sani Karimun. Mas Edy berpulang kerahmatullah setelah sempat sakit kurang lebih satu bulan. Meninggalkan seorang isteri dan empat orang anaknya. Saya tahu, awalnya melalui WA di salah satu grup. Tapi saat itu sudah pukul 23.30 saat saya baru kembali dari arena MTQ di Masjid Agung Karimun. Jadi, saya membiarkan informasi via WA itu berlalu. Pada pagi hari, bakda subuh diumumkan kepergian Mas Edy di masjid. Melalui mick oleh salah seorang jamaah subuh. Saya pun mencari tahu lebih detaik tentang kepergian Mas Edy. Saat itulah saya tahu alamat rumahnya. Ternyata tetangga.

Pagi Sabtu (20/02/2021) ini saya melayat ke rumah duka. Sudah ramai warga Wonosari datang melayat. Sebagai warga kampung, tradisi kebersamaan dalam kampung masih sangat kuat. Masyarakat hadir ke rumah duka tidak sekadarnya saja. Selalu lebih lama berbanding masyarakat perkotaan saat melayat ke rumah orang yang meninggal dunia. Dan karena sudah disepakati oleh keluarga akan dikebumikan sebelum zuhur, maka para pelayat tetap menunggu di rumah hingga selesai dimandikan.

Selanjutnya jenazah Mas Edi dibawa menggunakan ambulan ke masjid Al-Ubudiyah untuk disolatkan. Sebelum masuk mobil berwarna silver, itu keranda berisi jenazah Mas Edi yang masih di atas bahu para penggotongnya berhenti sejenak di bawah teras di depan rumah. Ada prosesi pelepasan oleh salah seorang tetangga sebelu dilepas ke amsjid. Saat itulah saya tahu nama lengkapnya, tanggal lahirnya serta data diri lainnya. Mas Edy berusia 50 tahun saat meninggalkan dunia yang pana ini.

Mas Kemi yang bertindak sebagai juru lepas mewakili keluarga juga menyampaikan permohonan maaf dari mayat seandainya ada kesalahannya selama hidup. Jika ada utang-piutang yang harus diselesaikan, Mas Kemi meminta akan siapapun itu silakan datang ke keluarga untuk penyelesaian utang-piutang itu. Mari kita antarkan janazah Mas Edi Wibowo ke [eristirahatan terakhirnya di Pekuburan Kampung Wonosari, katanya menutup sambutan pelepasannya.

Selamat jalan, Mas Edy. Semoga Mas Edy berpulang kerahmatullah dalam keadaan husnul khotimah. Kami semua mendokan agar Mas Edi ditempatkan pada tempat terbaik di sisi Allah.

Begitulah bahwa berita duka juag sebuah berita ketika kita menulis dan mempostingnya di blog kita. Semoga tetap ada gunanya.***

 

Tinggalkan Balasan