Yakinlah Bisa Berubah (Bertausiah di Blog Juga Berpahala)

SEBUAH kalimat berbunyi begini, “Setiap manusia bersalah dan sebaik-baik kesalahan adalah yang mau berubah (tobat) dari kesalahannya.” Makna aslinya menggunakan kata ‘anak Adam’ yang diubah menjadi manusia. Kalimat itu merupakan pernyataan dalam agama (Islam) yang meyakinkan kita (manusia) bahwa memang tidak ada orang di dunia ini yang tidak bersalah. Semua orang pasti bersalah atau berpotensi untuk melakukan kesalahan. Kecil atau besar kadar kesalahannya, tergantung orang yang melakukanya.

Pernyataan yang dikutip dari makna hadits itu memang untuk meyakinkan kita bahwa kita memang tidaklah manusia suci. Kesalahan dan kekeliruan tidak mungkin nol dalam kehidupan kita. Namun nabi sekaligus menjelaskan bahwa kesalahan itu dapat menjadi baik bagi kita jika kesalahan itu dijadikan patokan untuk berubah ke arah yang baik. Berubah dari kesalahan menjadi tidak lagi berbuat salah. Tobat.

Di dalam agama diajarkan bahwa kemauan untuk berubah dari pernah atau tengah berbuat salah kepada tidak lagi akan berbuat salah, itu dikatakan tobat. Tobat menjadi cara manusia untuk berputar haluan dari berbuat kesalahan menuju kebenaran atau tidak lagi melakukan kesalahan. Dari pernah berbuat tidak baik menjadi lebih baik.

Tobat adalah sikap menyadari dan menyesali kesalahan atau kekeliruan dengan diikuti tindakan dan perbuatan untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan itu. Sikap dan tindakan inipun haruslah dilakukan dengan bersungguh-sungguh. Bukan dengan setengah hati. Sikap mau berubah dengan sepenuh hati itu dikenal dengan istilah taubat nasuha alias tobat dengan sesungguhnya tobat. Bukan seperti peribahasa ‘tobat sambal lada’. Merasa pedas dan menyesal memakannya, namun besoknya tetap saja memakannya.

Karena setiap orang dapat berubah dari kesalahan dan kekeliruannya ke jalan yang baik dan benar maka itu berarti kita harus yakin bahwa kita dapat berubah menjadi baik setelah terlanjur berbuat tidak baik. Keyakinan ini akan menimbulkan rasa optimis kita bahwa tidak ada kesalahan yang tidak akan diampuni Tuhan. Tidak ada juga kesalahan yang tidak bisa berubah menjadi kebaikan selama kita mau melaksanakan perubahan untuk kebaikan itu.

Sikap optimis untuk berubah sangat diperlukan dalam kehidupan. Keinginan untuk menjadi lebih baik, lebih sukses atau lebih hebat dalam menjalankan hidup dan kehidupan adalah sesuatu yang wajar. Tapi keinginan itu tidak akan mudah mewujudkan jika kita tidak yakin bahwa kita bisa menjadi lebih baik. Maka diperlukan sikap optimistis tersebut.

Ada banyak juga catatan kenyataan manusia yang merasa putus asa atau tidak percaya akan mampu berubah dari sebuah kesalahan. Kesalahan yang berulang-ulang, yang sebenanarnya dilakukan dengan kesadaran, memang akan sulit untuk mengubahnya. Apalagi ingin berubah dalam waktu yang singkat. Jelas hal ini tidaklah mudah.

Kesalahan-kesalahan yang sudah melekat dalam jiwa, perasaan dan pikiran adalah kesalahan yang jauh lebih berat untuk mengubahnya. Seseorang yang sudah terlanjur meminum minuman memabukkan secara terus-menerus karena sudah ketergantungan, tentu saja tidak akan mudah untuk berubah menjadi tidak meminumnya lagi. Begitu pula kesalahan penyalahgunaan narkoba yang juga sudah dilakukan dengan berulang-ulang dan sudah pada fase ketergantungan, maka itu tidak juga akan mudah untuk meninggalkannya lagi.

Namun, hadits di atas sebenarnya dapat menjadi dasar bagi manusia bahwa sebenarnya setiap kesalahan dapat diubah selama yang bersangkutan mau bertekad untuk mengubahnya. Harus diyakinkan diri bahwa kesalahan-kesalahan itu sangat merugikan, mencelakakan atau akan merusak kehidupan itu sendiri. Maka tekad untuk berubah adalah kunci dan jalan keluarnya.

Jadi, yakinlah bahwa setiap kita bisa berubah menjadi baik jika kita benar-benar mau mengubahnya. Jangan ragu apalagi malu untuk berubah. Apapun yang kita mau, sesungguhnya tergantung kepada kita juga. Kata peribahasa kita, “Dimana ada kemauan, di situ ada jalan.” Artinya tetap akan bisa selama kita ada usaha.

Bagi saya dan siapa saja yang berkesempatan membaca tulisan ini, sesungguhnya lebih dari sekadar catatan biasa, tulisan ini telah mengingatkan kita untuk berbuat baik kembali setelah mungkin terlanjur berbuat tidak baik. Terlanjur berbuat dosa, lalu kita tobat dengan menyesali perbuatan dosa itu. inilah tausiah singkat yang dapat kita posting di blog. Sesungguhnya blog adalah sarana yang sangat berguna. Wadah ini sungguh mampu menampung aspirasi dan isnpirasi kita untuk disalurkan di halamannya. Kali ini kita posting tulisan bernada tausiah. Semoga ada manfaatnya dan insyaallah ada pahalanya.***

(Editing dari ‘Yakinlah Bisa Berubah’ blog ‘maribelajar’.)

Tinggalkan Balasan