SELASA malam, 9 Maret 2021. Malam penting. Boleh jadi malam, itu adalah salah satu malam istimewa bagi saya. Malam itu saya mengikuti webinar bertajuk Bedah Buku YPTD yang dihelat setiap dua pekan oleh YPTD. Setiap hari Selasa, dimulai pukul 19.30 berakhir pukul 22.00. YPTD sendiri adalah singkatan dari Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan yang merupakan sebuah yayasan yang didirikan oleh keluarga Pak Thamrin Dahlan.
Bedah Buku YPTD adalah salah satu kegiatan dari beberapa kegiatan YPTD. Kegiatan Bedah Buku YPTD dilaksanakan secara rutin setiap Selasa pekan kedua dan keempat. Selain kegiatan Bedah Buku, YPTD yang merupakan sebuah yayasan penerbitan buku ber-ISBN non profit tentu saja kegiatan utamanya adalah menerbitkan buku. Yayasan yang dipimpin oleh H. Thamrin Dahlan, MSi memang mengkhususkan dirinya menerbitkan buku dari siapa saja. Tepatnya secara indie.
Hebatnya, YPTD tidak memungut biaya dari penulisnya sebagaimana lazimnya penerbit indie. YPTD menerbitkan buku secara gratis, dari disain cover, mengurus ISBN sampai dicetak beberapa eksemplar sebagai cetakan sampel atau pracetak. Syaratnya hanya satu, ada naskah yang mau diterbitkan. Penulisnya menjadi member (penulis) di website www.terbitkanbukugratis.id milik YPTD dan sudah menulis minimal 10 (sepuluh) artikel. Untuk semua biaya sampai dicetak sebanyak tiga atau empat eksemplar (arsip YPTD, Perpusnas dan penulis) adalah gratis bagi penulis. Biaya-biaya itu ditanggung oleh YPTD. Kata Pak Thamrin Dahlan, “Itu adalah wakaf keluarga. Jika penulisnya ingin mencetak dalam jumlah lebih banyak, silakan dan barulah dibiayai sendiri. Dapat juga dijual sendiri,” jelas Pak Thamrin Dahlan dalam tulisannya atau dalam penjelasannya langsung saat ada webinar.
Buku-buku yang diterbitkan inilah yang dipilih dan setiap dua pekan dibicarakan dalam satu kegiatan yang dinamakan ‘Bedah Buku YPTD’ itu. Bedah buku malam Rabu kemarin adalah seri kesepuluh program bedah buku terbitan YPTD. Artinya sudah terlaksana sebanyak 9 kali seri sebelumnya.
Bedah buku kali ini membahas dua buah buku dari dua orang penulis sekaligus. Buku pertama berjudul Komunikasi Membawa Berkah karya Pak Andry Sukarmen dari BPSD Provinsi Riau. Sedangkan buku kedua berjudul Gelora Kepemimpinan, karya Pak Toman Sony Tambunan. Beliau adalah seorang ASN dari Medan. Kedua penulis ini tentu saja adalah member YPTD yang memang menjadi syarat diterbitkannya buku seseorang di penerbit YPTD.
Istimewanya Bedah Buku Seri ke-10 ini bagi saya adalah karena pimpinan YPTD memberi kepercayaan kepada saya sebagai pembahasnya. Pak Thamrin tentu saja mempunyai penilaian tersendiri sebelum memutuskan siapa yang dipilih sebagai pembahas. Seperti juga buku-buku yang dipilih untuk dibedah sebelumnya, YPTD tentu memiliki kriteria tertentu untuk ditetapkan sebagai buku yang akan dibedah. Saya sendiri, inilah pertama kali sebagai pembahas di acara Bedah Buku YPTD. Dengan moderator Pak Ropiadi yang sekaligus memimpin doa, acara Bedah Buku secara virtual malam itu sangat sukses. Pak Thamrin Dahlan yang juga memberikan sambutan sebelum pemaparan oleh narasumber (penulis buku) juga membuat suasana acara begitu semarak. Sebanyak 40-an orang bergabung dalam zoom.
Beberapa catatan dari narasumber dapat saya jelaskan antara lain dari Pak Toman Soni. Menurut Pak Toman soni, di dunia ini tidak ada yang pasti dan pasti berubah-ubah. Bagaimana kita menyesuaikan peran kita untuk terlibat dalam kegiatan usaha, khususnya sebagai pimpinan, itulah yang akan membuat seseorang itu akan sukses. Itu antara lain yang disampaikannya menjelaskan isi bukunya.
Sementara itu, Pak Andry Sukarmen yang adalah salah satu peserta Belajar Menulis Gelombang 16 pada kuliah online bersama Om Jay menjelaskan panjang lebar isi bukunya. Bukunya lahir adalah berkat berkomunikasi dengan baik. Makanya judul bukunya diambil dari kenyataan itu. Asal-usul dia ikut grup Belajar Menulis Gelombang 16 itu adalah berkat adanya komunikasi. Jadi, komunikasi itu memang penting, katanya.
Dalam catatan pembahasan saya jelaskan bahwa kedua buku itu memang layak dan perlu kita baca. Sebagai seorang pemimpin, baik memimpin orang lain maupun memimpin diri sendiri, maka tulisan-tulisan yang terdapat dalam kedua buku itu sangatlah bagus sebagai tambahan pengetahuan. Sebagaimana dikatakan penulisnya, buku bertema kepemimpinan ini memang sebaiknya dipergunakan oleh siapa saja. Pemerintah, legislatif, guru, mahasiswa dan siapa saja, katanya. Saya setuju itu.***