PADA subuh Senin (20/03/2023) ini jamaah Musolla Al-Busyro, Rumah Dinas Bupati Karimun mendapat wejangan singkat tapi padat. Mendapatkan oleh-oleh berupa Kultum Subuh dari Ustaz Hasan Azhari. Walaupun disebut Kultum (kuliah Tujuh Menit) nyatanya ceramah yang disampaikan ustaz jauh lebih panjang dan lama. Lebih dari 30 menit, menurut catatan jam di tangan saya. Saya, Alhamdulillah pagi ini berkesempatan hadir karena diajak oleh penanggung jawab kegiatan.
Jamaah subuh pagi ini, selain Pak Bupati, Asisten Bupati (tiga orang) dan Staf Ahli (juga tiga orang) hadir pula beberapa orang kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan beberapa orang Ketua Ormas Kabupaten. Secara khusus, kehadiran jamaah subuh kali ini adalah memenuhi undangan Bupati Karimun untuk kenduri dan doa selamat dari Baznas Kabupaten Karimun.
Ketua Baznas Kabupaten Karimun, Drs. H. Nasrial memberi tahu (termasuk kepada saya) bahwa untuk jamaah subuh kali ini memang ada hajat khusus dari keluarga besar Baznas Kabupaten Karimun atas telah selesainya perbaikan Ambulan Laut Baznas Kabupaten Karimun yang sebelumnya sempat rusak berat karena kecelakaan. Sudah cukup lama naik dok untuk perbaikan itu. Kini sudah selesai dan siap untuk beroperasi kembali. Makanya diadakan kenduri doa selamatnya. Pada sepatah kata pagi itu Pak Nasrial mengulang kembali bahwa hajat Baznas pagi ini adalah untuk memberikan doa selamat atas selesainya perbaikan ambulan itu. Alhamdulillah, layak kita bacakan ucapan itu.
Ustaz Hasan Azhari yang diminta memberikan tausiah singkat setelah sambutan singkat bupati berbicara perihal nikmat Allah kepada umat. “Menerima nikmat Allah tidak akan ternilai oleh manusia,” katanya. Maksudnya setiap nikmat yang diberikan Allah kepada kita, sangatlah besar nilainya. Tidak akan dapat kita hargai dengan cara kita, katanya.
“Bahkan sekecil apapun nikmat Allah menurut penilaian kita, itu tidak akan bisa dibanding dengan apa yang bisa kita dapatkan atau lakukan sendiri. Maka yang terbesar sesungguhnya hanyalah nikmat Allah.” Untuk itu Ustaz Hasan mengingatkan jamaah untuk menerima nukmat Allah itu dengan iringan syukur yang sebesar-besarnya.
Bagaimana kita mempraktikkan rasa syukur atas nikmat Allah? Ustaz Hasan mengajak jamaah agar lebih menyibukkan diri dalam ketaatan kepada Allah. Apapun yang dilakukan, semua itu kembalikanlah sebagai bagian dari ketaatan kepada Allah. Tidak hanya ibadah seperti salat, puasa dan lainnya itu saja yang dikaitkan dengan bentuk ketaatan kepada Allah. Tapi setiap tindakan dan perbuatan kita hendaknyalah terkait dengan ketaatan kepada Allah. Maka kita tidak akan melakukan pelanggaran aturan dalam setiap tindakan. Begitu dia mengingatkan.
Lebih jauh Ustaz Hasan mengingatkan juga bahwa janji yang pasti hanya dari Allah. Kalau kita berjanji kepada isteri belum tentu bisa dipenuhi. Tapi janji Allah akan melindungi kita pasti Allah tunaikan. Untuk itu ustaz mengingatkan pula, “Jika berjanji ucapkanlah insyaallah agar tidak dicatat sebagai ingkar janji ketika ternyata Allah belum merestui janji kita bisa terwujud,” ingatnya.
Contoh janji Allah, misalnya dipelihara orang salat subuh, orang yang memelihara agama Allah maka dia akan diberi ketenangan, dipelihara dari fitnah dan bentuk pemeliharaan lainnya. Katanya lagi, agama adalah cahaya maka hadirkanlah agama di dalam hati agar hati terus mengarahkan kita sesuai dengan tuntunan agama.
Sungguh beruntung jamaah subuh ini karena mendapatkan banyak pengetahuan pengalaman agama dari ustaz Hasan Azhari. Bagaimanapun, segalanya tentu tergantung kepada jamaah, apakah semua pelajaran yang diberikan dapat terserap atau tidak. Dan jika sudah terserap, apakah akan dapat diamalkan atau tidak, jamaah jua yang akan menentukannya ***