MEMANG benar bahwa ujaran kebencian dapat menimbulkan pertelingkahan. Saat ini, ujaran kebencian tengah menjadi frase yang cukup menakutkan. Kelompok kata, ini bisa membuat tidak nyaman jika sudah dituduhkan kepada seseorang. Jika kita dicap telah mengucapkan kalimat yang dinilai mengandung ‘ujaran kebencian’ maka bersiap-siaplah akan berhadapan dengan aparat hukum. Polisi akan mempermasalahkan setelah mendapat laporan. Perselisihan dan pertelingkahan antar sesama kita pun akan terjadi.
Menurut seorang tokoh Islam, seorang ulama, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. K.H. Din Syamsuddin –seperti dimuat laman hajinews.id hari Kamis (26/05/2022)– bahwa ujaran kebencian ternyata dapat lahir dari rasa ketakutan. Kata Prof. Din Syamsuddin, “Ujaran kebencian lahir dari rasa ketakutan atau inferioritas terhadap kelompok lain dan hal itu bertentangan dengan ajaran agama mana pun.” Bukan hanya bercanggah dengan ajaran agama, tapi juga akan menimbulkan percanggahan diantara kita. Ini hal utamanya.
Mengutip tulisan yang diposting hajinews.id itu, Prof. Din“Sejatinya ujaran kebencian, apa pun bentuknya, adalah sikap irasional yang hanya dilakukan oleh orang-orang pengecut yang tidak bertanggung jawab.” Intinya bagi kita dan siapa saja bahwa ujaran kebencian tidak juga tepat kalau hanya dilihat dari ujarannya saja. Latar belakang dan penyebab lahirnya ujaran kebencian adalah hal penting untuk diketahui. Jadi, munculnya ujaran kebencian tidak serta-merta begitu saja. Ada sebab-musbabnya.
Dalam Islam, sesungguhnya umatnya dianjurkan untuk hanya mengatakan ucapan yang baik-baik saja. Dalam salah satu sabda Nabi, misalnya, “…katakanlah yang baik atau lebih baik diam.” Begitu makna sebuah hadits yang sering diingatkan guru-guru atau orang tua-tua kita. Jika tidak bisa berbicara hal-hal baik maka Islam memerintahkan untuk lebih baik diam saja. Artinya ucapan dalam bentuk ujaran kebencian itu tidak akan muncul jika sebelum berbicara kita memikirkan terlebih dahulu, apakah itu baik atau tidak baik.
Satu pernyataan Prof. Din yang perlu pula kita renungkan dan camkan, “Ujaran kebencian yang memenuhi jagat manusia, baik bentuk fobia terhadap sesuatu agama seperti islamofobia maupun labelisasi terhadap sesuatu kelompok adalah sumber malapetaka peradaban.” Sungguh sangat besar dan berat konsekuensi yang ditimbulkan oleh ujaran kebencian. Tidak hanya merusak persahabatan dan pergaulan di antara satu dengan lainnya, bahkan dapat menjadi awal akan hancurnya peradaban manusia. Begitu disampaikan oleh mantan Ketua PP Muhammadiyah itu.
Kita sepakat, jika ujaran kebencian dapat menjadi ancaman terhadap peradaban manusia, artinya sama dengan akan menjadi ancaman dari kemanusiaan itu sendiri. Maka saatnya kita bergandeng bahu untuk melawannya. Tidak semata menjadi pekerjaan polisi atau aparat hukum saja. Semua kita wajib menjaga agar ujaran kebencian tidak merajalela di setiap titik kehidupan kita.***
Setuju, Pak Prof, kita wajib bersama menjaga keharmonisan dalam negara kita. jauhi ujaran kebencian.
Iya, kita semua sepakat dengan Pak Din yang mengingatkan kita agar tidak saling menghujat atau membuat pernaytaan yang menyakitkan.
Luar baisa ayahnda ,teruslah memberikan motivasi pada kami sebagai penerus negeri ini