Mengikuti Peringatan Detik-detik Proklamasi nan Istimewa

Humaniora, Literasi60 Dilihat

UNDANGAN tertulis pukul 09.30. Saya datang pukul 09.15 karena pada catatan undangan dijelaskan hadir 15 menit sebelum acara. Dalam pikiran saya, seperti tahun-tahun yang sudah  berlalu, biasanya menjelang acara pokok ada pra acara. Acara pendahuluan. Biasanya persiapan-persiapan untuk acara pokok. Acara pendahuluan itu, misalnya menyiapkan pasukan upacara, dan lain-lain sebagainya.

Tapi itu pada acara pengibaran bendera dalam rangka HUT (Hari Ulang Tahun) Kemerdekaan RI (Republik Indonesia) situasi normal. Upacaranya juga dilaksanakan di lapangan terbuka dengan mengumpulkan masa peserta upacara sebanyak mungkin. Sedangkan undangan hari ini adalah undangan mengikuti upacara Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI yang dilaksanakan secara virtual.

Bagi saya, inilah peringatan detik-detik proklamasi yang terasa istimewa dan sangat berkesan yang pernah saya ikuti seumur hidup saya. Sejak masih di bangku sekolah (SD, SLTP dan SLTA), lalu ke Perguruan Tinggi hingga menjadi guru, menjadi Kepala Sekolah dan sampai pula sudah pensiun sejak empat tahun ini belum pernah ikut upacara bendera dalam rangka HUT Kemerdekaan RI yang di dalamnya ada Kepala Negara. Barulah pada tahun ini, itu terjadi dan saya alami.

Sekali lagi, mengikuti upacara bendera yang pembina (inspektur) upacaranya pesiden baru kali inilah saya ikut. Dan ini secara langsung. Ada presiden, Wakil Presiden dan tentu saja para pejabat penting Negara  yang ikut dalam upacara yang sama. Pembaca teks proklamasinya, seperti biasa adalah Ketua DPR. Inilah acara peringatan Detik-detik Proklamasi HUT RI ke-76, 17 Agustus 2021 yang tergolong istimewa. Hanya saja acaranya di daerah sendiri.

Selasa (17/08/2021) kemarin, itu kebetulan saya mendapat undangan sebagai (Wakil) Ketua MUI Kabupaten Karimun untuk mengikuti acara Upacara Bendera HUT RI ke-76 di Gedung Nasional, Tanjungbalai Karimun. Ketua Umum MUI memang tidak bisa ikut karena tidak berasda di sini. Ya, acaranya di dalam gedung. Mengapa? Karena acaranya adalah mengikuti acara Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI yang berlangsung secara daring alias virtual antara Jakarta dan Karimun. Tahun ini, sepertinya semua pemerintah kabupaten dan provinsi mendapat undangan/ kesempatan untuk mengikuti upacara Detik-detik proklamasi Kemerdekaan bersama presiden. Jujur saja, saya memang tidak tahu apakah memang semua Pemda (provinsi/ kabupaten) mendapat undangan.

Pelaksanaan upacara bendera yang sesungguhnya dilaksanakan di Istana Negara, Jakarata. Dan Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten) mengikutinya di daerah masing-masing dengan memasang perangkat untuk virtual itu. Pemda Karimun sendiri melaksanakannya di Gedung Nasional. Hadir di dalam gedung itu Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD, serta para pejabat teras kabupaten lainnya di barisan paling depan. Barisan kedua, ketiga dan seterusnya adalah undangan lainnya. Ketua MUI sendiri duduk di kursi bairsan keempat. Hanya 30-an orang saya perhatikan yang berada di dalam ruangan itu. Itulah peserta upacara sebagai perwakilan Pemda Kabupaten Karimun.

Pada saat upacara dimulai di Jakarta (pada pukul 10.00) kami para peserta di dalam gedung itu mengikutinya sebagaimana dilakukan oleh peserta di Jakarta. Ketika diberi aba-aba berdiri (saat mengibarkan bendera, misalnya) maka semua yang ikut di dalam gedung itu juga berdiri sambil memberi hormat. Sebelumnya juga ikut memberi hormat kepada presiden pada saat komandan upacara di Jakarta memberi aba-aba hormat kepada inspektur upcara (presiden). Begitulah ketika ada perintah hormat bendera saat bendera dikibarkan oleh anggota Paskibra, seisi ruangan virtual itu juga hormat bendera. Pokoknya serasa ikut upacara bersama orang-orang di Jakarta sana. Di dalamnya ada presiden. Kami tentu menyaksikan presiden di layar raksasa dalam gedung itu. Itulah sebabnya, serasa ikut langsung upacara bendera bersama presiden juga.

Semua urut-urutan upacara yang dilaksanakan di Halaman Istana Negara itu kami ikuti sesuai aba-abanya. Bahkan ketika acara persembahan atraksi dari TNI dan Polri kami juga serasa menyaksikan dari dekat karena sorotan kamera yang begitu dekat ke pesawat tempura tau pesawat helicopter itu. Saat helikopter membawa bendera berukuran 20×30 M, itu juga kami saksikan dengan pandangan yang serasa begitu dekatnya. Kalau orang daerah seperti kami yang berada di Gedung Nasional, itu mengatakan ikut upacara bendera bersama presiden, tentulah tidak salah. Presiden dan lainnya memang ada di acara itu.

Inilah barangkali sisi hikmah baiknya covid-19. Tersebab covidlah maka acara ini dihelat dengan virtual yang dapat diikuti oleh seluruh peserta dari Sabang sampai Merauke. Dari ujung Pulau Sumatera sampai ke Papua sana. Meskipun kita berharap segera corona sirna, namun tersebab corona yang masih ada acara sepeting HUT Kemerdekaan Indonesia, ini harus dilaksanakan dengan daring. Terima kasihj covid, tapi segeralah pergi meninggalkan negeri kami ini.***

Tinggalkan Balasan

3 komentar