KOMITMEN MENULIS BLOG

Literasi2586 Dilihat

KOMITMEN MENULIS BLOG
Senin, tanggal 01 Februari 2021
Tantangan Menulis Hari ke-1
Oleh
Nana Wihana
NPA : 1019200412

Pada pelatihan belajar menulis hari senin tanggal 01 Februari 2021 ada sesuatu yang berbeda, Om Jay langsung memberikan pemaparan tentang KOMITMEN MENULIS BLOG. Awalnya narsum akan di hadiri oleh Bp. Dedi Dwitagama, namum beliau berhalangan hadir karena satu dan lain hal. Sebelum ke acara pokok, Om Jay sedikit bercerita akan ada lomba blog PGRI di bulan februari ini. Beliau mengajak kepada peserta agar bisa mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan menulis di blog itu sendiri di prakarsai oleh PGRI dan YPTD. Awalnya, saya pribadi sedikit bimbang dan ragu. Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan menulis saya yang masih jauh dari kata sempurna. Apalagi harus menulis setiap hari selama 28 hari kedepan. Otomatis akan ada perubahan manajemen waktu yang harus di tinjau ulang  untuk memastikan agar segala kegiatan bisa berjalan bersamaan.

Setelah berpikir sejenak, akhirnya saya bulatkan tekad untuk mengikuti lomba blog ini. Dengan tema “Menulis di Blog Jadi Buku.” Ada beberapa motivasi yang melatarbelakanginya, pertama ingin mendapatkan pengalaman, kedua ingin menjaga konsistensi menulis yang mulai tumbuh setelah mengikuti pelatihan belajar menulis kemudian juga untuk melatih dan mengasah keterampilan menulis.

Di hari pertama mengikuti lomba blog, saya awali dengan menulis tentang kegiatan belajar mengajar tatap muka berubah menjadi kegiatan belajar di rumah akibat pandemi covid-19. Seperti biasa dan merupakan kegiatan rutin, sebelum mengajar di kelas saya di sibukan dengan menyiapakan materi yang akan di sampaikan di kelas. Tangan ini masih sibuk di atas keyboard laptop hitamku ketika HP-ku berbunyi. Ada sebuah pesan melalui WA masuk, “mulai besok dan beberapa hari kedepan agar semua siswa belajar di rumah”. Demikian pesan yang terbaca.

Masih belum paham dengan pesan yang di sampaikan melaui group sekolah tersebut. Akhirnya menghubungi rekan kerja terdekat, dan di temukan penyebabnya adalah karena ada penduduk di sekitar sekolah yang terpapar positif covid-19. Tempat tinggal korban memang cukup jauh tapi ada siswa di sekolahku berasal dari daerah itu. Untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 akhirnya sekolah mengambil kebijakan dengan cara belajar dari rumah (BDR).

Setelah mengetahui kabar yang sebenarnya dari rekan kerja, saya bingung dan termenung. Ya Allah ternyata ada bahaya mengancam negeri tercinta ini seraya meminta di beri kesabaran dan kekuatan. Akhirnya hanya kalimat itu yang terucap.

Sejak mewabahnya covid-19 di Indonesia sekitar bulan Maret 2020, maka semua kegiatan yang sudah berjalan terpaksa di hentikan sampai batas waktu yang tidak di tentukan.  Namun kegiatan belajar mengajar harus tetap berjalan dengan pola belajar dari rumah (BDR). Para guru dan siswa hanya berinteraksi melalui medsos. Salah satu aplikasi yang di gunakan adalah Google Class Room (GCR). Dari sekian banyaknya aplikasi pembelajaran, maka terpilihlah model pembelajaran berupa Google Class Room. Dimana aplikasi ini cukup lengkap dan simple, termasuk sudah di lengkapi dengan system penilaian otomatis.

Sekitar bulan Agustus 2020, ada beberapa sekolah yang mengadakan pembelajran tatap muka. Namun sebelumnya ada beberapa persyaratan yang harus di laksanakan yaitu diantaranya jumlah siswa yang hadir di sekolah hanya 50% dari jumlah tiap kelasnya, pihak sekolah menyediakan fasilitas tempat cuci tangan dan hand sanitizer, setiap orang yang berada di lingkungan sekolah harus bermasker dan menjaga jarak serta alokasi waktu pembelajaran tidak terlalu lama.

Guru, orang tua dan para siswa menyambut kebijakan ini dengan gembira karena memang semuanya merindukan saat-saat belajar di sekolah secara langsung. Semuanya semangat untuk belajar dan mengajar meskipun hasilnya tidak maksimal karena waktunya tidak mencukupi. Dengan tatap muka setidaknya guru dan siswa bisa bertanya langsung manakala ada pertanyaan ataupun masalah yang belum di pahami, adanya pendidikan karakter, serta transfer ilmu yang dapat meringankan beban orang tua yang selama ini berperan sebagai guru di rumah masing-masing.

Namun kegiatan belajar tatap muka di sekolah tidak berjalan mulus. Sebab pandemi covid-19 masih belum mereda dan fluktuatif. Dan akhrinya kegiatan belajar dari rumah (BDR) kembali di berlakukan guna mengantisipasi penyebaran wabah. Kebijakan ini kembali di ambil pihak sekolah demi menjaga keselamatan dan kesehatan semua pihak. Memang sedih dan kecewa, namun kita hendaknya berpikiran positif bahwa hal ini di berlakukan demi menjaga kesehatan dan merupakan tindakan preventif yang harus di ambil oleh pihak sekolah.

Yang hanya bisa dilakukan hanyalah berjaga-jaga melindungi diri dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat serta berserah diri kepada yang Maha kuasa agar pandemi covid-19 ini segera berakhir. Aamiin. Dan tetap semangat belajarnya, karena ini semua sudah ada yang mengaturnya, sang sutradara yaitu Allah SWT. Tugas kita tinggal berusaha dan berdo’a, selebihnya kita pasrahkan kepada-Nya.

Terima kasih

Salam literasi.

Tinggalkan Balasan

6 komentar