SASTRA NUSANTARA
Nanda Candra Kirana
Sebagai seporang penikmat sastra, hari ini saya tertarik untuk mencoba mencari tahu bagaimana perkembangan sastra di negeri kita.
Nusantara dan Indonesia adalah dua istilah berbeda makna jika dilihat dari periodisasi sejarah. Nusantara ada jauh sebelum Indonesia lahir. Sedangkan Indonesia dilihat dari segi politik menunjuk kepada wilayah Republik Indonesia. Wilayah Republik Indonesia ini, jika kita mau jujur dan realis, juga terdiri dari berbagai pulau dengan budaya masing-masing. Dengan sastra masing-masing pula.
Kalau kita mengakui yang disebut Indonesia itu adalah wilayah Republik Indonesia maka sastra yang hidup dan terdapat di berbagai daerah dan pulau, termasuk sastra Indonesia juga, tidak hanya sebatas sastra berbahasa Indonesia. Tidak ada dominasi suku dan budaya besar atau kecil — yang bertentangan dengan prinsip bhinneka tunggal ika.
Beberapa abad yang silam selain adat istiadat yang ada juga ada kerajaan–kerajaan dibeberapa tempat di wilayah nusantara misalnya: Sriwijaya di Sumatra , Mojopahit di jawa ,Malaka dan Pasai di semenanjung Maluku.
Pada tahun 1918 Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa pengantar ilmu disekolah pada sekolah-sekolah Belanda. Bahasa Melayu juga digunakan sebagai bahasa mengantar maka itulah yang menjadi bahasa nasional di Indonesia.
Sastra Melayu
Bahasa yang digunakan sebelum tahun 1918. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa pengantar disekolah / pendidikan agama Islam dan pendidikan agama Kristen di wilayah Indonesia Timur. Untuk penulisan kitab suci karena mereka mengangap Bahasa Melayu adalah bahasa tua dalam Bahasa Ibrani.
Bahasa Nusantara / Indonesia
Semua karya sastra yang bernilai di nusantara dinamakan sastra nusantara dengan mengunakan Bahasa Melayu.
Pada tahun 1918
Roman yang ditulis pertama dalam bahasa Indonesia adalah roman Azab dan Sensara buah karya Merari Siregar , roman Siti Nurbaya karya Marahrusli dan Salah Asuhan karya Abdul Muhis.
Kedudukan sastra Indonesia dalam lingkup sejarah sastra tidak terlepas dari sejarah perkembangan Bahasa Indonesia sebagai sarana sastra.
Ada bahasa maka ada sastra dan tidak mungkin ada sastra tanpa bahasa.
Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu yaitu : salah satu bahasa yang ada di nusantara.
Secara alamiah Bahasa Melayu tersebar melalui pandangan dari berbagai bahasa yang ada di Asia dan akhirnya menjadi bahasa pergaulan dengan istilah Lingua Franca.
Bahasa melayu beradaptasi dengan bahasa ibu setempat, yang ada dinusantara akhirnya terjadi dialek-dialek yaitu : dialek Melayu Jawa , dialek Melayu Ambon , dialek Melayu Papua , dialek Melayu Bugis dan lain-lain.
Bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa pemersatu yang sebelumnya terpecah belah oleh Belanda dengan politik devide et impera.
Para pemuda dan pelajar melihat bangsa yang hidup menderita diatas tanah airnya sendiri maka dipandang perlu mengikrarkan bersama yang isinya dikenal dengan nama Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 dengan isinya : berbahasa satu ,berbangsa satu dan bertanah air satu, Indonesia.
Pada tahun 1918 pusat penulisan Sastra Melayu beralih dari tanah Melayu Sumatra ke Batavia Jawa dengan mendirikan balai pustaka oleh pemerintah Belanda.
Kelahiran kesusastraan Indonesia baru
Lahirnya kesusastraan modern Indonesia, bisa dilihat dari beberapa pendapat berikut ini :
– Umar Yunus. Sastra Indonesia baru ada setelah ada bahasa Indonesia artinya sastra Indonesia ada setelah bahasa persatuan diresmikan pada tanggal 28 oktober 1928.
– Ayub Rosidi. Mengakui bahwa sastra itu tidak mungkin ada tanpa bahasa sebagai media saranannya.beliau lebih mementingkan adanya rasa nasionalisme yang ada dalam karya sastra tersebut maka sastra Indonesia pada tahun ke 20-an menetapkan tahun lahirnya sastra Indonesia yaitu tahun 1922.
– C.A.Teeuw. hampir sama dengan Ayub Rosidi yaitu kesustraan Indonesia mulai lahir pada tahun 20-an yaitu pada saat lahirnya roman dan puisi kebanggan mulai digunakan oleh pengarang dalam bahasa Indonesia.
– Slamet Mulyana. Sastra mulai ada dari sudut lahirnya sebuah Negara seperti Indonesia. Sastra Indonesia ada setelah bahasa Indonesia secara resmi diakui penggunaannya sebagai bahasa nasional bahkan dikukuhkan dalam undang-undang dasar 1945 ,maka sebelumnya dinamakan sastra melayu karena Indonesia belum merdeka.
– Pendapat ahli bahasa lainnya. Pembabakan dalam sejarah sastra Indonesia. Masa pembabakan disebut juga massa pengelompokan sastra Indonesia atas dasar angkatan atau periode.