Memotivasi Diri

istockphoto-1365824279-1024x1024

Sumber foto : istockphoto-1365824279-1024×1024

Memotivasi Diri

Pagi cerah, Jumat berkah. Mindset itu aku tanamkan  dalam pikiranku walau badan serasa lemas dan kepala sedikit pening karena pola tidur yang berubah-ubah. Setelah mengenakan seragam aku segera ke kamar putraku yang sudah siap dengan jaket lorengnya untuk mengantarkanku ke tempat pemberhentian bus kantor.

Putraku tampak masih ngantuk namun rasa tanggung jawabnya untuk mengantar ibundanya berangkat kerja, dengan cepat dia menuju lantai satu untuk membuka pintu gerbang dan memanaskan motor. Aku lihat dari CCTV di lantai dua, putraku sudah siap untuk mengantarku.

Aku cek kembali tas bawaanku kemudian aku menuju lantai satu dengan menuruni tangga perlahan-lahan. Aku harus hati-hati karena aku takut tersandung karena mata ini masih sedikit ngantuk. Rumah segera aku kunci dan kunci aku berikan kepada putraku.  Setelah aku siap duduk diatas boncengan, putraku segera menjalankan motornya menuju perumahan Wijaya Kusuma.

Cukup lima menit aku sampai dan turun dari motor. Putraku membantu menurunkan bagpack dan mencium tanganku. Sebelum dia pergi aku tepuk-tepuk punggungnya serasa berkata, “Hati-hati naik motornya, jangan ngebut.”

Putraku menganggukkan kepalanya dan pergi seraya menyapa ibu-ibu yang duduk di pos di dalam cluster Wijaya Kusuma. Ibu-ibu tersenyum dan melambaikan tangannya. Seperti biasa ibu-ibu menunggu bus sambil berbincang-bincang banyak hal. Aku hanya sebagai pendengar saja karena aku masih belum berminat untuk berbagi ide.

Tidak berapa lama bus berwarna abu-abu kesayangan kami datang tepat di depan kami. Satu persatu menaiki mobil dan memberi salam kepada bapak driver dan penumpang lainnya yang terlebih dahulu diatas bus. Aku segera duduk dan merebahkan tubuhku di sandaran kursi. Aku pejamkan mataku dan berdoa agar perjalanan menuju kantor lancar dan selamat.

Sepuluh menit kemudian aku sudah tertidur dan terbangun ketika melewati makam Pondok Rangon. Aku mengucap salam kepada almarhum suami dan putraku sembari mengirimkan doa. Bus sedikit melambat ketika memasuki gerbang penjagaan dan aku merapikan penampilanku agar tidak tampak kusut. Aku merasa sedikit segar karena bisa tidur di bus.

Turun dari bus, aku segera berjalan menuju gedung yang berumur 38 tahunan yang masih tampak kokoh. Seperti biasa aku dan personel gedung B3 antri di depan lift. Lift yang hanya tersedia satu untuk anggota, membuat kami sedikit lama mengantri. Jika ada pejabat yang baik mengajak kami masuk lif khusus untuk pejabat, kami biasanya ikut karena untuk menghemat waktu dan memberi ruang bagi anggota lainnya untuk memasuki lift.

Gedung B3 Lantai 3 ruang 26 adalah ruangan sejuk dengan 4 meja kerja, 1 meja untuk rapat dan 1 meja untuk menaruh file-file surat. Cukup nyaman walau tidak seratus persen rapi. Meja yang beralaskan kaca, aku bersihkan dengan tisue basah kemudian aku lap dengan tisue kering. Personel di bagian aku mulai menyapu dan mengepel. Ruangan tampak semakin bersih dan segar.

Aku segera berganti pakaian olah raga untuk mengikuti apel pagi dan senam. Selesai apel pagi dan senam aku berjalan mengelilingi jogging track di lapangan Trisila. Panas matahari yang hangat dengan sedikit hembusan angin cukup membuatku lebih fresh dan berkeringat.  Keringat yang tidak berlebihan menurutku sangat menyehatkan.  Beberapa orang menyapaku sambil berlari-lari kecil. Aku tersenyum sambil bergumam dalam hati, masa berlari-lariku sudah pernah aku lewati ketika aku masih muda.

Tiga putaran jalan, cukup membuatku lebih bersemangat dan tidak mengantuk. Aku segera menuju  tenda makan milik kantor kami. Hidangan Rawon sudah menunggu untuk  disantap. Aku sangat teramat bersyukur kepada Allah SWT, dapat menikmati makanan enak, berolah raga, dan bertemu dengan teman-teman kantor.  Selesai sarapan aku menuju ruangan untuk beristirahat sebentar agar keringat menguap.

Aku membaca beberapa surat yang tidak begitu banyak di atas mejaku. Beberapa disposisi dari atasan harus dibuat Nota Dinas tanggapan terhadap suatu kegiatan. Beberapa dari kami membuat Nota Dinas tersebut dan yang lainnya bisa cek isi dari draf Nota Dinas tersebut.

Pukul 09.00 aku membersihkan dan merapikan diri siap untuk melanjutkan kegiatan di hari Jumat. Beberapa staf yang hobi memasak mulai beraksi memasak nasi goreng yang tidak memerlukan waktu yang lama karena bumbu dan perlengkapan masak sudah ada di pantri (ruangan kecil untuk menyiapkan makan siang dan buat minuman ketika ada acara).

Harum nasi goreng tercium oleh hidungku.  Nasi goreng dengan telor iris; balado tempe, kacang dan teri melengkapi menu spesial di hari Jumat. Kami mulai makan pukul 11.00 an. Yang masih kenyang makan nasi goreng setelah sholat Jumat.

Saya bersyukur karena tidak jadi ijin karena badan lemas. Setelah di kantor badan terasa segar dan menjadi lebih bersemangat. Terlebih setelah mandi air hangat, fasilitas dari kantor.  Ketika di ruangan, kami berkerja seperti mengetik, berkordinasi dan membaca surat-surat dinas sambil mendengarkan musik. Semua adalah nikmat dari Tuhan yang perlu disyukuri.

Ada hal spesial lainnya pada setiap hari Jumat.  Kami dapat berolah raga dan lanjut belanja atau sekedar melihat-lihat barang-barang di bazar seperti baju, perlengkapan rumah tangga dan makanan. Sesekali aku belanja di bazar untuk membeli baju batik atau kemeja. Motif baju batik dan kemeja bagus-bagus dengan harga terjangkau. Tidak perlu ke Mall karena baju di Mall lebih mahal dengan kualitas tidak jauh berbeda dengan di bazar.

Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat hingga adzan Ashar berkumandang.  Laptop dan perlengkapan pribadi untuk dibawa pulang sudah aku siapkan. Aku segera sholat karena harus segera menuju lapangan apel. Bus kantor siap di lapangan apel hinggan jam 16.00. Jika lewat dari jam 16.00 kami harus cari nunutan atau pulang dengan kendaraan umum.

Selesai sholat aku merapikan diri dan pamit kepada teman-teman yang pulang lebih sore karena mereka masih menunggu keluarganya yang akan menjemput.  Mengantri di lift untuk beberapa menit kemudian aku berjalan menuju lapangan apel dengan barisan bus yang berjajar rapi siap membawa kami pulang.

Langkahku semakin kupercepat seraya mengucap tahmid. Bersyukur akhirnya aku bisa masuk kerja dan badan kembali sehat. Mindset Jumat berkah membuat hariku  terasa lebih nikmat. Itu menjadi salah satu bagaimana aku memotivasi diri ketika aku merasa lemas dan lesu.

 

Jakarta, Jumat 26 Januari 2024

Nani Kusmiyati, pegiat literasi.

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

1 komentar