KONSEP BUKU NON FIKSI  KELAS IBU IIN

dokpri

Sumber Foto: Dokpri WA Group KBMN PGRI 28

 

KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA (KBMN) PGRI

Pertemuan ke 14

Hari/tanggal       : Rabu, 8 Februari 2023
Judul                    : Konsep Buku Non Fiksi
Narasumber        : Musiin, M.Pd.
Moderator           : Yandri Novita Sari, S.Pd.

Apa sebenarnya Buku Non Fiksi? Menurut sumber di internet, pengertian buku non fiksi adalah buku yang berisi kejadian sebenarnya dan bersifat informatif, edukatif, dan faktual. Ketika saya membuka link: https://penerbitdeepublish.com/apa-itu-buku-nonfiksi/ saya mendapatkan beberapa informasi tentang buku non fiksi. Sengaja saya membacanya untuk menambah wawasan saya pribadi sebelum menyimak materi dari narasumber KBMN PGRI.

Saya tertarik dengan daftar isi yang disajikan. Yuk, kita lihat!

Daftar Isi

Apa Itu Buku Non Fiksi?

Pengertian Buku Non Fiksi Menurut Ahli

  1. Geir Farner
  2. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Ciri-ciri Buku Non Fiksi

  1. Bahasa formal atau baku
  2. Bahasa denotatif (obyektif dan sesuai dengan aslinya)
  3. Isi berkaitan dengan fakta
  4. Tulisan bersifat ilmiah populer
  5. Isi di dalam buku diambil dari penelitian atau temuan yang sudah ada

Jenis Buku Non Fiksi:

  1. uku Teks
  2. Buku Pelajaran
  3. Buku Catatan Pelajaran
  4. Buku Motivasi
  5. Buku Filsafat
  6. Buku Sains Populer
  7. Kamus
  8. Ensiklopedia
  9. Biografi
  10. Memoar (salah satu jenis buku non fiksi yang menceritakan perjalanan hidup di periode masa tertentu dan ditulis oleh pelakunya sendiri)

Cara Membuat Buku Non Fiksi:

  1. Mencari ide kreatif dimana saja
  2. Mengumpulkan referensi
  3. Membuat konsep
  4. Pemilihan gaya bahasa
  5. Data pendukung
  6. Memasukkan bagian buku yang lengkap
  7. Memilih judul yang tepat
  8. Memeriksa lagi tulisan
  9. Menyerahkan ke penerbit.

Sungguh lengkap sekali dan saya percaya materi yang disampaikan narasumber pasti melengkapi keinginan tahuan saya tentang buku non Fiksi.

Ibu Musiin yang lebih sering dipanggil ibu Iin, menjadi narasumber tentang topik ini dan mbak Yandri Novita Sari sebagai moderatornya.

Ibu Iin adalah guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri, kelahiran Kota Tahu Takwa Kediri, satu daerah dengan saya, hehehe.

Ibu Iin juga teman saya ketika mengikuti KBMN gelombang 8. Bedanya disini ibu Iin berhasil berkolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit dengan karya buku mayornya berjudul “Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda Melalui Literasi.”

Selain menjadi penulis, ibu Iin adalah Founder Organisasi Swadaya Masyarakat YAPSI dan juga Founder PT In Jaya. Beliau alumni IKIP Negeri Malang yang berhasil menempuh Short Course di SEAMEO RELC di Singapura pada tahun 2015.

Karya buku yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut:

  1. Digital Brochure Mengasah Kemampuan Menulis dan Jiwa Kewirausahaan Gen Z
  2. Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda melalui Literasi (Karya bersama Prof Eko)
  3. Selaksa Hikmah dari Tarokan (Karya bersama siswa-siswa)
  4. Ukir Prestasi dan Tebar Inspirasi ( Antologi Kisah Guru Lejitkan Potensi Siswa)
  5. Cergam Panji Asmarabangun and Dewi Sekartaji
  6. Modul Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Kelas IX.
  7. Menulis Artikel populer di majalah online

Ibu iin juga menjadi  Editor Buku pada buku berikut:

  1. Kaulah Sosok Inspiratif di Hatiku ( Antologi Sosok Inspiratif)
  2. Kisah Penyemangat Kalbu (Antologi Penyuluh Agama)

Menjadi penulis buku non fiksi telah mengantarkannya untuk mengikuti ujian Sertifikat Penulis dan telah berhasil memegang sertifikasi penulis pada tahun 2020. Nah itu CV ibu Musiin, M.Pd. (ibu Iin) yang membuat saya semakin salut akan prestasinya.

Berikut isi pelajaran yang disampaikan ibu Iin,

Tulisan non fiksi  adalah tulisan bersifat objektif dan berbasis data dan fakta dengan menggunakan Bahasa denotative (apa adanya atau sebenarnya). Dimana jenis-jenis tulisan nonfiksi itu:  Biografi,  Esai,  Makalah,  Artikel, Karya tulis ilmiah, dan Buku nonfiksi.

Ibu iin menyampaikan tidak perlu takut untuk menulis dan tidak perlu takut salah menyampaikan pendapat melalui tulisan, dan tidak perlu merasa bahwa karya orang lain lebih bagus dari karya sendiri. Karena ketakutan-ketakutan tersebut hanya akan merendahkan potensi diri pribadi ketika hendak menulis. Sudah seharusnya untuk membuang ketakutan yang tidak berdasar tersebut.

Terdapat 3 p0la dalam penulisan buku nonfiksi:

  1. Pola Hierarkis, yaitu buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit.  Contoh: Buku Pelajaran.
  2. Pola Prosedural, yaitu buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan.
  3. Pola Klaster, buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara). Pola yang digunakan ibu Iin ketika menulis buku Literasi Digital Nusantara.

Lima langkah menulis buku nonfiksi seperti disampaikan ibu Iin :
A.  Pratulis
B.  Menulis Draf
C.  Merevisi Draf
D.  Menyunting Naskah
D.  Menerbitkan

Berikut detail dari poin-poin diatas: 

A. Pratulis merupakan langkah untuk:

  1. Menentukan tema
  2. Menemukan ide
  3. Merencanakan jenis tulisan
  4. Mengumpulkan bahan tulisan
  5. Bertukar pikiran
  6. Menyusun daftar
  7. Meriset
  8. Membuat Mind Mapping
  9. Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Contoh tema dari buku nonfiksi seperti parenting,  pendidikan, motivasi dan lain-lain. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari  berbagai hal, contohnya, pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa, Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram, Imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan, membaca buku, survey dan wawancara. Wah cukup banyak ya.

Artinya, kita akan dapat menulis dengan bagus, jika kita sering membaca dan  mengupdate pengetahuan kita.

B. Menulis draf

  1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas.
  2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan.

Untuk menulis draf, dapat mengambil referensi dari :

  • literasi di internet;
  • Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
  • Pemikiran yang telah direnungkan
  • Penemuan yang telah didapatkan.
  • Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
  • Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, Ibu Iin mengikuti petunjuk Pak Yulius Roma Patandean di Channelnya:

Berikut ini adalah contoh anatomi buku nonfiksi:

  1. Halaman Judul
  2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
  3. Halaman Daftar Isi
  4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
  5.  Halaman Prakata
  6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
  7.  Bagian /Bab
  8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
  9. Halaman Glosarium
  10. Halaman Daftar Pustaka
  11. Halaman Indeks
  12. Halaman Tentang Penulis

C. Merevisi draf.

Merevisi draf ketika ditemui adanya kesalahan terhadap sistematika/struktur tulisan dan penyajian serta memeriksa gambaran besar dari naskah.

D. Menyunting naskah

Menyunting naskah dengan memerhatikan tata Bahasa, ejaan, diksi, data dan fakta, legalitas serta norma yang harus sesuai dengan KBBI dan PUEBI

E. Menerbitkan.

Untuk mengetahui suatu topik menarik atau tidak, bisa mengecek di Google Trends. Hal yang harus diperhatikan dan diingat adalah, semakin lengkap data pendukung dari sumber terpercaya, maka semakin bagus kualitas tulisan. Ketika mengutip selalu menyertakan sumbernya. Banyak sekali aplikasi untuk mengecek level plagiat, salah satu plagiarisme checker dengan memasukkan file, kemudian akan muncul level plagiat di link berikut:

Demikian pelajaran yang disampaikan oleh ibu Iin  yang melengkapi sumber bacaan saya dari internet.  Selamat membaca, semoga bermanfaat.

Salam seha, salam literasi.

 

Jakarta, 8 Februari 2023

Nani Kusmiyati Kediri

 

Referensi:

https://penerbitdeepublish.com/apa-itu-buku-nonfiksi/

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan