Lakukan Sesuatu Jangan Sekedar Berpartisipasi

pexels-rodnae-productions-7551440

Lakukan Sesuatu Jangan Sekedar Berpartisipasi

Bekerja, menulis atau apa saja, kerjakan dengan sungguh-sungguh jika ingin hasilnya maksimal, tidak sekedar berpartisipasi. Jika kita melakukannya hanya sekedar berpartisipasi maka kita belum mengeluarkan kemampuan yang sesungguhnya. Memang berat jika harus bekerja atau menulis serius, perlu mengeluarkan pikiran dan bahkan perasaan. Namun jika hanya berpartisipasi tidak terlalu perduli apapun hasilnya. Jika demikian sebaiknya tidak usah mengerjakan saja karena akan buang-buang waktu saja.

Ada beberapa orang beranggapan berpartisipasi karena ingin menghargai dan ikut merayakan suatu kegiatan atau event tertentu. Boleh-boleh saja jika memang acaranya tidak terlalu serius hanya sekedar fun saja. Namun jika dilakukan dengan Sersan (serius tapi santai) hasilnya akan menyenangkan dan pasti dapat hadiah. Sebagai contoh ketika kita berpartisipasi mengikuti lomba membawa kelereng, tidak mungkin dong jika tidak serius, pasti kita akan berusaha berhati-hati agar kelereng tidak jatuh hingga sampai tujuan. Permainan ini serius tapi santai. Ketika bisa sampai ke tujuan dengan aman (kelereng tidak jatuh) maka kita akan merasa senang dan bahkan mendapat hadiah.

Nah, bagaimana dengan berpartisipasi di dalam lomba menulis? Apakah kita hanya sekedar menulis begitu saja tanpa makna dan tanpa mengikuti persyaratan lomba? Hasilnya tentu didiskualifikasi karena tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan. Ketika menulis kita ingin tulisan kita dibaca banyak orang dan memiliki makna dan nilai bagi pembaca. Kita dapat menyerukan buah pikiran kita sehingga apa yang menjadi ganjalan hati dapat terurai atau diungkapan. Pembacapun mengerti alur ceritanya dan ikut hanyut ke dalam cerita atau curhatannya.

Pernah saya membaca suatu artikel dengan topik keikhlasan. Ketika saya berusaha mencari makna tentang keikhlasan di dalam tulisan pengarang tersebut tidak dapat saya temukan makna keikhlasan, namun lebih banyak menceritakan kisah pekerjaannya sehari-hari yang memang menjadi rutinitas kegiatannya. Sedikit kaget ketika saya membaca di akhir cerita, hanya satu kalimat, “Maka kita harus ikhlas menghadapi semua!”

Memang ada kata ikhlasnya namun sedikit dipaksakan. Jika saya mengevaluasi pengarang tersebut mungkin sekedar berpartisipasi saja ketika menulis, atau tidak membaca bahwa topik sebenarnya adalah keikhlasan. Semoga kita tidak melakukan itu ya, termasuk saya.

Baiklah, semoga tulisan ini dapat mengingatkan kita bahwa apapun yang kita lakukan tidak hanya sekedar berpartisipasi.

 

Jonggol, 14 April 2023

Nani Kusmiyati

Tinggalkan Balasan