Rejeki Tak Terduga

Puasa di hari ke 14 ini badan terasa tidak fit dan napsu makan berbuka dan sahur mulai berkurang. Setiap kali berfikir hendak berbuka dan sahur dengan apa, masih saja bingung padahal beraneka macam makanan dan jajan tersaji di kedai-kedai musiman di dekat rumah.

Aku hanya ingin tidur dan tidur namun tidak bisa karena harus mengajar. Pada saat mengajar badan letih tidak terasa karena saya menikmati berada di tengah-tengah siswa saya yang antusias dalam belajar dan lucu-lucu.

Aku terasa terhibur dengan candaan segar dari para perwira muda seusia putraku. Terkadang mereka saling meledek diantara teman mereka. Sungguh segar suasana kelas. Kami berfoto bersama untuk mengabadikan event kami ketika mengajar di dalam kelas juga kegiatan di luar kelas.

Mereka belajar speaking dan grammar. Jika hanya speaking biasa, tidaklah terlalu sulit tapi jika speaking test IBT TOEFL lumayan sulit. Perlu berlatih secara kontinyu. Terdapat 6 jenis pertanyaan dengan waktu persiapan dan berbicara yang sangat terbatas.

Untuk pertanyaan pertama dan kedua waktu persiapan hanya 15 detik dan waktu untuk merespon/ berbicara selama 45 detik. Yang mendengarkan adalah komputer yang sudah di desain untuk test. Jika komputer tidak familiar dengan pronunciation/ pelafalan peserta maka nilai tidak akan bagus.

Sedangkan untuk 4 pertanyaan lainnya adalah integrated test, kombinasi readinglistening dan speaking. Waktu persiapan selama 30 detik dan waktu berbicara selama 60 detik. Reading dan listening dengan topik yang sama. Disini peserta test tidak boleh menyertakan pendapatnya, semua yang akan diungkapkan berdasarkan reading dan listening.

4 jam mengajar di kelas TOEFL dengan sekali istirahat memerlukan perhatian ekstra. Walau peserta lebih aktif daripada gurunya tetap saja sebagai guru harus fokus dan memberikan feedback setelah para peserta praktek.

Namun keletihan terbayar setelah sholat dzuhur. Aku sengaja berkunjung ke sahabat di lantai 1 karena lama tidak berjumpa. Aku juga menghadap mentorku yang menjanjikan akan memberi oleh-oleh sepulang dari India. Ternyata oleh-oleh itu sudah tidak ada karena   hampir 1 tahun oleh-oleh itu disimpan mentor.

Aku meminta maaf karena memang belum ada kesempatan untuk menghadap. Tetap bersyukur karena mentor mengantikan oleh-oleh dengan uang jajan, lumayan untuk putraku.

Tidak berapa lama aku juga mendapat bingkisan kurma dari sisun yang dulu pernah belajar bahasa Inggris.

Kedua rejeki itu tidaklah terduga. Aku bersyukur walau badan terasa lemas dan kurang fit, Allah memberikan reward agar aku tetap bisa berpuasa.

Bus kantor membawa kami pulang. Beberapa penumpang tertidur lelap. Biasanya aku juga bisa tidur nyenyak namun kali ini aku hanya bisa melihat pemandangan diluar, kendaraan dan motor yang memenuhi jalan raya.

Aku berusaha memejamkan mata walau tidak bisa tidur. Tak lama kemudian sampailah kami di Wijaya Kusuma, tempat kami turun. Putraku sudah menungguku di dekat kedai jualan makanan matang.

Aku membeli urap, sayur sop dan udang goreng untuk berbuka puasa. Alhamdulillah akhirnya puasa hari ini bisa dijalani walau sedikit lemas.

 

Jakarta, 5 April 2023

Nani Kusmiyati

Tinggalkan Balasan

1 komentar